The news is by your side.

Pesan Sutopo Purwo kepada Santri Nahdliyin Sebelum Meninggal

Jakarta, NU Online

Jauh hari sebelum menghembuskan nafas terakhir, Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menaruh harapan besar kepada para santri dan Nahdlatul Ulama. Harapan itu ia ungkapkan melalui akun twitternya @Sutopo_PN.

“Santri berperan penting dalam penanggulangan bencana. Ciptakan santri yang tanggung dan peduli bencana,” kata Sutopo, yang saat itu turut meramaikan Hari Santri 2016 di media sosial twitter.

“Selamat memperingati Hari Santri Nasional. Semoga tercipta santri dan ponpes yang tangguh menghadapi bencana,” lanjut Sutopo melengkapi twitt sebelumnya sembari menyebut Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Di tahun berikutnya, tepatnya 26 April 2017, pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 ini juga mengungkapkan apresiasinya kepada Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama, yang turut serta menyukseskan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN).

“LPBI NU siap menyukseskan HKBN  26/4/2017. Nahdliyyin NU harus menjadi pelopor masyarakat yang tanggung”.

Ketua LPBI Pengurus Besar Nahdlatul Ulama M Ali Yusuf menyatakan rasa dukanya yang mendalam atas wafatnya sosok yang berjasa dalam mengabarkan segala hal terkait kebencanaan.

“Kita semua berduka cita dan merasa kehilangan atas meninggalnya Pak Topo. Beliaulah orang yang memberi kabar segala sesuatu terkait kebencanaan, tidak hanya setiap ada kejadian bencana, detail mulai dari kronologi hingga dampaknya, dilengkapi pula upaya penanganannya termasuk jenis bantuan yang dibutuhkan,” kata Ali, Ahad (7/7) pagi.

Lebih dari itu, lanjut Ali, almarhum Sutopo mengabarkan peringatan kepada masyarakat beberapa waktu sebelum kejadian bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka.

Menurut Ali Yusuf, apa yang dilakukan Sutopo selama ini adalah amal shaleh yang orang lain belum tentu dapat melakukannya. “Apa yang dilakukan oleh Pak Topo selama ini sangatlah mulia, karena selain memberikan informasi dan bahkan pengetahuan,” ujarnya.

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia dini hari ini sekitar pukul 02.00 di Guangzhou, China. Kabar meninggalnya Sutopo disampaikan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB melalui Twitter resminya, Ahad (7/7). 

“Telah meninggal dunia Bapak @Sutopo_PN , Minggu, 07 July 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau,” tulis Direktorat PRB.

Sutopo meninggal dalam perjuangannya melawan kanker paru-paru. Ia didiagnosis di sekitar awal Desember 2017 dan di tengah perjuangannya masih sempat bertugas mengawal kejadian bencana di Indonesia.

Pria yang dianugrahi Asian Of The Year 2018 itu sebelumnya bertolak ke Guangzhou untuk pengobatan. Sutopo mengatakan bahwa kankernya sudah menyebar. Untuk itu ia meminta doa dan restu dari para netizen menjalani satu bulan pengobatan di Guangzhou.

“Hari ini saya ke Guangzho untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh lali. Kondisinya sangat menyakitkan sekali,” kata Sutopo mengunggah video pada Sabtu (15/6) yang menunjukkan dirinya sedang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. (Zunus Muhammad)

Sumber : NU Online

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.