Point Dari Peristiwa Isra Miraj Buat Kita
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Isra, [17]:1).
Memaknai Isra Miraj merupakan cara kita mengambil pembelajaran yang penting untuk hidup kita saat ini. Memaknainya, tidak hanya sebatas apa yang kita dapat dari pemahaman secara Letterlijk saja.
Kita harus melihat secara mendalam, ada pesan apa yang bisa kita tangkap, untuk menguatkan kebutuhan batiniah kita, menghadapi kehidupan modern saat ini.
Sehingga, peristiwa luarbiasa atas Isra Miraj bisa kita gali, maksud, atau makna-makna yang luput dari pemahaman banyak orang, terkait pentingnya mengaitkan hal ini, di kehidupan modern kita kini, yang semuanya itu, diambil dari bisa memahami makna, pesan Isra Miraj, dari sisi yang langka di ulas para ulama kita.
Yang pertama terkait perjalanan malam, dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti yang dilakukan oleh Nabi. Dan hal ini mengkiaskan bahwa perjalanan keimanan, merupakan perjalanan yang mengasikan, jika kita melakukan itu pada saat malam hari, di mana, hanya manusia yang berbedalah, manusia istimewa lah, yang mampu membangun kedekatan dengan Allah, takala banyak manusia lainnya sedang terlelap dalam kenikmatan tidurnya…
Peristiwa malam yang gelap, akan menajamkan hati kita, saat kita pakai buat bermunajat, dan khusu beribadah, sehingga akan terbangun qolbu kita, dan malah akan mengasah terangnya hati kita.
Yang kedua terkait silaturahmi, bertemunya Nabi Muhammad SAW, dengan para Nabi, ini menandaskan bahwa pertemuan ruh para Nabi dengan Nabi kita, mengingatkan kita, bahwa mereka para orang-orang Soleh sesungguhnya tidak mati, mereka hidup dengan mendapatk kenikmatan dariNya…
Sehingga membangun silaturahmi dengan para orang-orang Soleh yang sudah wafat, itu dicontohkan oleh Nabi dalam peristiwa Isra Miraj ini.
Dan kesadaran kita berziarah, yang di lakukan oleh umat Islam saat ini, dengan mendatangi makam para orang Soleh, merupakan salah satu bentuk kesadaran dari kita umat Muslim, bahwa kita ini, terus membangun silaturahmi dengan para pendahulu kita yang telah wafat, di mana, merekalah yang telah berjasa membawa Islam, hingga Islam itu sampai pada kita, yang hidup di zaman ini, dan itu menjadi kebarokahan bagi umat yang akhirnya terhidayahi Islam, agama yang kita anut, Alhamdulillah.
Dan ingat, kitapun harus membangun silaturahmi kita dengan para Aulia Allah, para wali yang masih ada, dimanapun mereka berada…
Utamanya juga, dengan orang tua kita, keramat kita, yang jika mereka masih ada, wajib kita sayangi, dan dengarkan apa yang menjadi pesan kesolehan dari keduanya.
Yang ketiga terkait Nabi Muhammad SAW, mau mendengar, nasehat dari para Nabi-nabi, khususnya Nabi Musa, yang wanti-wanti menyampaikan pengalaman dari Umatnya, pada soal peribadahan.
Yaa…Itu harus kita sikapi, bahwa dalam kehidupan yang sudah serba duniawi ini, nasehat dari para manusia pilihan Tuhan, orang-orang Soleh, para wali, ulama Hanif, yang condong pada kebenaran, harus selalu jadi ingatan, kita perlu mendengarkan nasehatnya.
Ini sebagai pijakan buat kita, agar kita selalu awas dalam menapaki dunia yang banyak jebakannya ini, sehingga dengan mau mendengar nasehat dari mereka, insyaallah, kita terselamatkan, dan nasehat itu menjadi kebaikan bagi diri kita.
Yang keempat terkait mendapat kebijaksanaan, sehingga Nabi tercerahkan, dan beliau mendapat keputusan yang bermanfaat bagi umat.
Mau mendengar, menerima saran, akan sangat penting dalam membuka wawasan kita, dan dengan begitu, cakrawala pandangan kita akan semakin meluas, semakin mendalam, dalam melihat sebuah persoalan, hingga kita bisa membuat kita bijak dalam menentukan sikap. Dan kebijaksanaan selalu terkait dengan nilai-nilai kebaikan yang membuat kita bisa dewasa dalam menyikapi sesuatu hal.
Yang kelima terkait mendapatkan hadiah, hadiah dari Allah SWT, terkait ibadah Sholat bagi Nabi. Ini merupakan siloka, bahwa untuk semua manusia yang beriman, yang mau bersungguh-sungguh mendatangi Allah, baik siang maupun malamnya, maka, Allah akan memberi hadiah keistimewaan baginya, dan anugrah itu hadir, karena upayanya mau menapaki jalan-jalan kemakrifatan, jalan terjal yang tak semua manusia mampu melaluinya.
Yang keenam menjadi hamba yang dikasihi Allah, lewat sholat yang dibawa Nabi. Kerena lewat sholatlah, kita jadi tahu cara bertaqarrub padaNya.
Dan untuk menjadi kekasihNya, amalan Sholat, adalah tolak ukur yang akan mengindahkan Ahlaq, perilaku, cara berbahasa kita, sebagai jalan memperlihatkan adab kita dalam pergaulan, hal ini, bisa membuka jalan, bagi kita untuk bisa di sayangi manusia, dan jika kita bisa disayang manusia, tentunya Allah akan menyanyangi kita pula, sebagai hamba istimewa yang Dia kasihi.
Yang ketujuh siap menjadi manusia yang berbeda, manusia yang tahu mana jalan menujuNya, dan jalan yang akan mencelakakan dirinya, hingga besarnya ke imanan kita, itulah modal kita bisa di cintai Nya.
Yang kedelapan menjadi pengabar, penghibur, dan penyemangat untuk mereka yang dalam duka dan lara. Peristiwa Isra Miraj, merupakan peristiwa penting, yang membawa kabar kebaikan. Dan saat kita jadi pengabar kebaikan, dari begitu istimewanya peristiwa perjalanan Nabi kita itu, maka kita bisa membangun semangat umat untuk yakin, dan harus selalu berbahagia dengan peristiwa Isra Miraj yang Nabi kabarkan kepada kita.
Hingga memperingati peristiwa ajaib ini, merupakan bentuk kebahagiaan bagi kita umat muslim, untuk jauh dari duka dan lara, karena semua harus ikut berbahagia untuk itu.
Delapan sisi inilah yang bisa kita terapkan agar bisa menjadi perenungan, mengapa harus ada perjalanan malam ? Ada apa dengan malam ?
Ini yang harus kita buka dan cerna, mengapa malam menjadi sesuatu yang spesial dalam peristiwa Isra Miraj tersebut.
Buat yang mau berpikir, silahkan untuk bisa merenunginya.
Dan kita harus tertantang untuk berpikir kritis dan mendalam.
Agar membaca peristiwa Isra Miraj tak sekedar membaca tekstual hanya permukaannya saja.
Alhamdulillah.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn
Ketua LTN NU Kabupaten Bandung
Ketua Bidang PD DMI Kab. Bandung
Pengurus BHRD Kabupaten Bandung