Ribuan warga NU Menangis Saat Dzikir Bersama Ceng Maden

Suasana masjid menjadi hijau dikarenakan beberapa rombongan warga NU, seperti Ansor, Fatayat, muslimat, alim Ulamanya mengenakan batik Khas NU yang didominasi dengan corak hijau.
Acara yang berlangsung di awal tahun baru Hijriyah ini berlangsung pada 10 Muharam 1440 H yang biasa di ranah Nusantara dikenal dengan Suroan atau Asyuroan.
Pembukaan acara diawali oleh Dzikir yang dipimpin oleh Pengasuh Majelis Al Haddad KH Ceng Maden. Kiai muda Garut yang pernah jadi Santri di Pesantren Baitul Arqom Lembur Awi Bandung itu memang biasa memimpin Dzikir di Hadapan ribuan Jamaah NU.
Dzikir dan doa yang dilantunkan oleh Ceng Maden selalu membuat jamaahnya meneteskan air mata. Tak heran pagi hari inipun sebagian besar hadirin melantunkan dzikir dan sholawat dengan penuh kekhusuan dan meneteskan air matanya.
Dzikir jelas menenangkan hati dan Ceng Maden berusaha Mengajak hadirin tidak hanya berdzikir sesaat tapi juga mengakui dosa yang telah diperbuat, intinya tahun baru Hijriyah ini memang harus diawali dengan Muhasabah, introspeksi diri.
Acara yang penuh berkah ini dihadiri oleh semua kalangan, mulai pejabat setempat, pengurus PCNU Garut, perwakilan dari setiap MWC NU dan yang lebih penting dari itu disaksikan dan dihadiri oleh Para Malaikat.
“ Berdoalah, masjid tempat mulia dan kegiatan dzikir atau pengajian Syahriyahan ini dihadiri oleh para Malaikat, bermunajat lah kepada Allah SWT.” Ucap Ceng Maden.
Ceng Maden Mengakhiri dzikir dengan penuh semangat dan ketawadhuannya, dan setelah berdzikir memasuki ruang mihrab masjid seraya menghampiri dan bersalaman dengan para Kiai.