The news is by your side.

Selengkapnya : Berita Duka Wafatnya KH Hasyim Muzadi

Berita Duka : KH Hasyim Muzadi Wafat

 

Kontributor Malang, Andi Hartik. Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi saat dibawa pulang dari Rumah Sakit Lavalette Kota Malang, Selasa (17/1/2017) (Foto dari Putranya, Abdul Hakim)

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi tutup usia, Kamis (16/3/2017). Kabar tersebut membuat sejumlah tokoh mengungkapkan dukacita.

Salah satu ungkapan dukacita ditulis Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melalui akun Twitter-nya.

“Telah wafat KH. Hasyim Muzadi pagi ini. Mari doakan almarhum diampuni kesalahannya, diterima amal bajiknya, berada di sisiNya. Al-faatihah..” tulis Lukman melalui akun @lukmansaifuddin.

Selain Lukman, kabar meninggalnya anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu juga membuat Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, KH Moh Mustofa Bisri atau Gus Mus, berduka.

“Inna lillahi wainna ilaihi raji’un. Kita kehilangan lagi seorang tokoh, mantan Ketum PBNU, KH. Hasyim Muzadi. Semoga husnul khatimah,” tulis Gus Mus melalui akun @gusmusgusmu.

Sebelum meninggal, Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Jokowi sempat menjenguk KH Hasyim Muzadi yang tengah menjalani masa pemulihan di kediamannya di Malang, Rabu (15/3/2017).

Sebelumnya, KH Hasyim Muzadi sempat dirawat di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur selama beberapa hari sejak Sabtu (11/3/2017) hingga Senin (13/3/2017).

Dalam surat keterangan yang diterbitkan 13 Maret 2017, Kepala RS Lavalette Abdul Rokhim menjelaskan bahwa KH Hasyim Muzadi sebenarnya masih perlu menjalani masa pemulihan di rumah sakit.

“Akan tetapi, Kyai Hasyim ingin menjalani masa pemulihan di kediamannya agar lebih dekat dengan santri-santrinya,” ucap Abdul Rokhim dalam surat keterangan tersebut.

(Baca: Kondisi Membaik, Hasyim Muzadi Pulang dari Rumah Sakit)

KH Hasyim Muzadi diketahui menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.

Pendiri Pondok Pesantren Al-Hikam Malang ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada periode 1999-2010.

Sumber : Kompas.com

[divider]

Kabar Duka: KH Hasyim Muzadi Tutup Usia

Jakarata, NU Online
Innalillahi wainnailaihi raijiun. Ketua Umum PBNU periode 1999-2010 KH Hasyim Muzadi tutup usia pada Kamis (16/3) sekitar pukul 06.25 WIB. Kabar duka ini segera menyebar di dunia maya dan memenuhi lapan media massa.

“Telah wafat KH. Hasyim Muzadi pagi ini. Mari doakan almarhum diampuni kesalahannya, diterima amal bajiknya, berada di sisiNya. Al-faatihah,” tulis Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, beberapa menit lalu melalui akun Twitter pribadinya.

Rabu kemarin Presiden Joko Widodo sempat menjenguk anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi ini dan mendoakan agar Kiai Hasyim segera sembuh. Presiden yang datang bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo disambut oleh istri dan anak-anak Kiai Hasyim.

Kondisi kesehatan Kiai Hasyim menurun minggu-minggu terakhir dan mendapat perawatan di Rumah Sakit Lavalette.
Setelah dirawat beberapa hari, kondisi kesehatannya pun sempat membaik dan diperbolehkan pulang ke kediaman di Lowokwaru. Hingga akhinya mengembuskan nafas terakhir di sini.

Kiai Hasyim merupakan salah satu tokoh NU yang berkiprah hingga dilevel internasional. Hingga kini ia tercatat sebagai Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS).

Hasyim muda menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950, dan menuntaskan pendidikannya tingginya di Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada tahun 1969.

Pada tahun 1992 ia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang di kemudian hari mengantarkannya menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan. (Mahbib)

Sumber : NU Online

[divider]

KH Hasyim Muzadi Wafat, Gus Mus: Semoga Husnul Khatimah

Jakarta, NU Online
Kesedihan yang mendalam atas meninggalnya Ketua Umum PBNU 1999-2009 KH Ahmad Hasyim Muzadi, Kamis (16/3) datang dari berbagai kalangan. KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus mengungkapkan duka citanya.

“Innalillahi wainna ilahi rajiun. Kita kehilangan lagi seorang tokoh, mantan Ketum PBNU, KH Hasyim Muzadi. Semoga husnul khatimah,” tulis Gus Mus dalam akun twitter pribadinya sesaat setelah Kiai Hasyim meninggal

KH Hasyim Muzadi meninggal dunia, Kamis (16/3) sekitar pukul 06.15 WIB di kediamannya di Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur. Kebenaran kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh menantu Kiai Hasyim, Arif Zamhari.

“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kullu nafsin dzaiqotul maut. Lahu ma akhodz wa lahu ma a’tho. Telah meninggal dunia KH Ahmad Hasyim Muzadi, ghafarallahu lahu, pada pagi ini, Kamis, 16 maret 2017 pada pukul 06.15 WIB,” ujar Arif Zamhari melalui keterangan tertulisnya kepada NU Online.

Arif menjelaskan, jenazah akan diberangkatkan ke Pesantren Al-Hikam Depok dari Malang bakda dzuhur hari ini, dan akan dishalatkan di masjid Al-Hikam setibanya di pesantren. Kiai Hasyim akan dimakamkan di Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat.

“Hal-hal yang berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban beliau, diharap menghubungi keluarga,” kata Arif.

Kondisi salah seorang Wantimpres ini memang naik-turun. Usai diperbolehkan pulang setelah mengalami krisis di RS Lavalette Malang, kondisi Kiai Hasyim kembali mengalami penurunan tiga hari yang lalu.

Kiai Hasyim sempat dirawat tiga hari di ruang ICU RS Lavalette Malang. Setelah diidentifikasi kesehatannya membaik, tim dokter merekomendasikan Kiai Hasyim untuk dipindah di ruang pemulihan. Namun Kiai Hasyim memilih untuk menjalani pemulihan di rumah.

Rabu (15/3) kemarin, Kiai Hasyim sempat dijenguk oleh Presiden Jokowi yang menawarkan Tim Dokter Kepresidenan untuk merawat Kiai Hasyim selama masa pemulihan.

Sekitar tiga hari juga menjalani pemulihan di rumah, pendiri International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini akhirnya menghembuskan napas terkahirnya hari ini.

Masyarakat merasa kehilangan atas kepergian kiai yang dikenal punya perhatian luas terhadap persoalan kebangsaan dan moderasi Islam hingga ke tingkat dunia ini.

Selamat jalan kiai…

(Fathoni)

Sumber : NU Online

[divider]

Kiai Hasyim Akan Dimakamkan di Al-Hikam Depok

Jakarta, NU Online
Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi yang meninggal Kamis (16/3) pagi akan dimakankan di Kompleks Pesantren Al-Hikam II Depok.

Demikian disampaikan oleh Arif Zamhari, menantu Kiai Hasyim saat dihubungi NU Online.

Kiai Hasyim berwasiat agar dimakamkan di Depok supaya dekat dengan para tahfidz karena pesantrennya tersebut mendidik para penghafal Qur’an untuk mempelajari ilmu-ilmu lain terkait dengan Qur’an.

Jenazah akan diberangkatkan dari Malang bakda Dhuhur dengan penerbangan Malang-Jakarta. Saat ini para santri dan warga sekitar pesantren Al-Hikam Depok sedang bersiap-siap untuk menyambut janazah.

Pesantren Al-Hikam II Depok lokasinya berdampingan dengan Univesitas Indonesia (UI). Alamat lengkapnya di Jl Haji Amat No 21 RT 6/RW 1 Kukusan, Beji Depok Jawa Barat. Jika menggunakan transportasi kereta, bisa turun di stasiun UI, lanjut ngojek. Jika bawa mobil, bisa diparkir di dalam kampus UI Depok, dekat dengan fakultas teknik atau stadion, lalu jalan kaki. (Mukafi Niam)

Sumber : NU Online

[divider]

Para Pelayat Bisa Shalat Jenazah hingga Pukul Tiga Sore

Jakarta, NU Online
Ribuan warga dari berbagai daerah memenuhi kompleks Pesantren al-Hikam yang terletak di Jalan Cengger Ayam, Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (16/3) sejak pagi. Mereka melaksanakan shalat jenazah untuk KH Hasyim Muzadi di masjid pesantren setempat.

Kontributor NU Online Diana Manzila dari Malang melaporkan, secara bergiliran para pelayat itu memberikan penghormatan terakhir. Tampak Wali Kota Malang Mochamad Anton juga turut menshalati jenazah ketua umum PBNU pada 1999-2010 itu.

Hingga berita ini ditulis, prosesi shalat jenazah berlangsung sekurangnya sudah 19 kali. Sebagian kiai telah menshalatkan almarhum di kediaman Kiai Hasyim, sementara pelayat lain dan para santri harus mengantre mendapat giliran.

Salah satu imam shalat jenazah, Prof Kasuwi Syaiban mengatakan, jenazah Kiai Hasyim akan diberangkatkan menuju Depok, Jawa Barat, pukul 15.00 WIB, mengingat tingginya antusiasme dan jumlah warga terutama dari luar daerah yang juga hendak melaksanakan sembahyang jenazah. Jadwal ini bergeser dari yang semula direncanakan pukul 12.00 WIB.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kiai Hasyim berwasiat agar ia dimakamkan di Kompleks Pesantren Al-Hikam II Depok, Jawa Barat. Alasannya, anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini ingin dekat dengan para santrinya yang tak lain adalah para penghafal al-Qur’an.

(Baca: Kiai Hasyim Akan Dimakamkan di Al-Hikam Depok)

Selain para kiai dan santri, para pejabat daerah setempat juga menyampaikan rasa bela sungkawa dan ikut menunaikan shalat jenazah. Hingga kini kunjungan para penakziah terus mengalir. Lantunan doa dan ayat-ayat suci dikumandangkan di beberapa sudut. (Mahbib)

Sumber : NU Online

[divider]

PBNU Instruksikan Shalat Ghaib dan Tahlil untuk KH Hasyim Muzadi

Jakarta, NU Online
Terkait wafatnya, Ketua Umum PBNU periode 1999-2009 KH Hasyim Muzadi (72), PBNU menginstruksikan kepada seluruh Nahdliyin, pengurus NU, lembaga, dan badan otonom untuk melaksnakan shalat ghaib dan tahlil bagi Kiai Hasyim.

Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Keterangan Nomor 1252/B.IV.07/03/2017 yang diterbitkan Kamis, 16 Maret 2017. Surat tersebut ditandatangani oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Katib Aam KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum KH Said Aqil Siroj, dan Sekjen HA. Helmy Faishal Zaini.

“Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya KH Hasyim Muzadi. Berkaitan dengan wafatnya KH Makhtum Hannan tersebut, PBNU menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama serta seluruh warga NU se-Indonesia agar menyelenggarakan Shalat Ghaib dan Tahlil ditujukan untuk Alamarhum,” demikian keterangan surat instruksi itu.

KH Hasyim Muzadi sekitar pukul 06.25 WIB di kediamannya komplek Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur. Kiai sepuh yang lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944 ini meninggalkan seorang istri, Nyai Hj Mutamimah dan 6 orang anak.

Jenazah Pendiri International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini rencana akan dimakamkan di Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat sore. Saat ini jenazah masih di rumah duka di Pesantren Al-Hikam Malang. Kemudian akan diberangkatkan ke Depok sekitar pukul 13.00 WIB siang ini.

Hingga saat ini, ribuan pelayat dari berbagai daerah terus berdatangan di komplek Pesantren Al-Hikam Malang. Mereka menyolati jenazah sekaligus mendoakan kiai sepuh yang dikenal memiliki perhatian luas soal kebangsaan dan moderasi Islam hingga ke tingkat dunia ini.

Sejumlah ulama, kiai, aktivis, dan pejabat pemerintah dipastikan hadir di pemakaman Kia Hasyim yang rencananya akan dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI HM. Jusuf Kalla di Pesantren Al-Hikam Depok. (Fathoni)

Sumber : NU Online

[divider]

Wapres JK Akan Jadi Inspektur Upacara Pemakaman

Jakarta, NU Online
KH Hasyim Muzadi akan dimakamkan di Pesantren Al-Hikam Depok, Kamis sore. Rencananya Wapres Jusuf Kalla akan menjadi inspektur upacara pemakaman tokoh NU tersebut yang juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.

Berikut informasi yang beredar di grup WA para aktivis NU di Jakarta mengenai perkiraan jadwal keberangkatan dari Malang sampai prosesi pemakaman

Jenazah akan berangkat dari bandara Malang pukul. 13.00, perjalanan membutuhkan 1,5 jam dan perkiraan sampai di Bandara Halim pada pukul. 14.30, kemudian dibawa ke Depok dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.

Diperkirakan 15.30 Jenazah tiba di masjid PP Al-Hikam Depok dan langsung dishalatkan di mesjid Al-Hikam.

Setelah usai shalat, jenazah akan dimakamkan di makan keluarga di komplek PP Al-Hikam Depok.

Saat ini santri, warga dan TNI sedang mempersiapkan segala keperluan untuk prosesi pemakaman tersebut. Red: Mukafi Niam

Sumber : NU Online

[divider]

Ketum PBNU: KH Hasyim Muzadi Sosok Panutan

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj ikut berduka secara mendalam atas meninggalnya KH Ahmad Hasyim Muzadi, Kamis (16/3) di kediamannya Komplek Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur.

Menurutnya, Kiai Hasyim merupakan tokoh ulama dengan kiprah yang baik sehingga menjadi seorang tokoh panutan. Tak ada yang mengelak kiprah kiai kelahiran bangila, Tuban 72 tahun yang lalu itu, baik secara nasional dan internasional.

“Inna lillahi wa inna ilayhi raaji’un. Nahdliyin sangat kehilangan salah satu tokoh terbaiknya, KH Ahmad Hasyim Muzadi, yang berpulang pada pagi ini. Beliau adalah sosok panutan yang telah banyak meninggalkan uswah hasanah,” ujar Kiai Said, Kamis (16/3) di Jakarta.

Menurutnya, dedikasi Kiai Hasyim untuk Nahdlatul Ulama sangat luar biasa dan tidak pernah surut. Kiai Hasyim merupakan tokoh NU, yang berkhidmah sejak dari tingkat ranting hingga Pengurus Besar.

“Kematangan organisasi, pengabdian sekaligus kepemimpinan beliau tidak diragukan lagi,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.

Kiai Said tidak memungkiri dan bahkan dia menyaksikan sendiri kipra gemilang Kiai Hasyim ketika memimpin organisasi.

“Saya menyaksikan sendiri bagaimana kiprah dan dedikasi beliau ketika mengayomi umat, mendampingi warga nahdliyin dan mengurus Nahdlatul Ulama,” tuturnya.

“Saya sepuluh tahun mendampingi beliau, ketika berkhidmat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” imbuh Kiai Said. (Red: Fathoni)

Sumber : NU Online

[divider]

KH Hasyim Muzadi, Kiai ‘di atas Lumayan

Sebelum memulai ceramah, KH Hasyim Muzadi selalu diam sejenak sekira 2-3 menit membaca sesuatu dengan sangat lirih. Itu dilakukannya dalam kondisi dan suasana apapun. Tidak langsung uluk salam. Sayup-sayup terdengar antara lain Kiai Hasyim membaca satu ayat Al-Qur’an:

Dan katakanlah: “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil pasti lenyap.

Kalimat-kalimatnya pelan dan tertata rapi, kadang dengan suara agak keras tapi tidak meledak-ledak. Materi ceramahnya selalu menarik, seperti sudah sangat berpengalaman dengan panggung.

Dalam satu obrolan, kiai Hasyim pernah bercerita, dirinya bahkan sudah berceramah keliling sejak mahasiswa, saat ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Para kiai NU selalu punya ciri khas dalam berceramah. Yang khas dari Kiai Hasyim adalah membolak-balik kata, yang kadang seperti bercandaan saja tapi memang benar demikian, masuk akal dan lucu.

Istilah “salah paham dan pahamnya yang salah”, ini yg paling populer. Ada juga, “dapat rahmat atau rahmat yang dapat.” “Beda pendapat atau beda pendapatan.”

Biasanya setelah ceramah, di ruangannya kepada beberapa orang Kiai Hasyim minta dinilai ceramahnya. “Gimana tadi itu (yang disampaikan dalam ceramahnya) lumayan apa ndak kira-kira?”, “Lumayan apa di atas lumayan?” “Gimana tadi itu ada yang baru apa ndak kira-kira?”. Dan semua yang ditanya pasti harus menjawab “lumayan” dan “baru”.

Di atas panggung kalau orang-sudah bertepuk tangan, biasanya Kiai Hasyim lantas menyela, “Ini tidak bisa di atasi hanya dengan tepuk tangan.” Dan para hadirin tertawa.

Sebagai orang asli Jawa Timur dan sudah dilahirkan dalam keadaan NU, saya pasti pernah mendengar nama KH Hasyim Muzadi. Tapi saya baru melihat langsung wajah Ketua NU sak Jawa Timur itu tahun 1999 dalam Muktamar Lirboyo. Dan beliau terpilih sebagai Ketua Umum “Pengurus Besar NU Pusat” menggantikan Presiden Gus Dur.

Al-Fatihah

A. Khoirul Anam, Wakil Pemimpin Redaksi NU Online.

Sumber : NU Online

[divider]

Obituari: Bahasa Kiai Hasyim Muzadi

Oleh Hamzah Sahal

“Walisongo mengislamkan orang. Wali celana cingkrang mengkafirkan orang Islam.” Demikian KH Hasyim Muzadi menyindir orang-orang yang mudah mengafirkan sesama Muslim. Kontan saja, orang yang mendengarkannya tertawa terbahak-bahak. Itulah kekhasan Kiai Hasyim dalam berbicara, penuh humor, baik saat ngobrol terbatas hingga berceramah di depan ribuan orang.

Tidak ada rasanya orang NU yang tidak kebagian humor Pak Hasyim, demikian Kiai Hasyim Muzadi akrab dipanggil. Humor Pak Hasyim meluncur dengan deras, baik itu saat ngobrol dengan terbatas orang ataupun saat berceramah di depan ribuan jamaah pengajian. Kita bisa tertawa berulang meski ceita sudah pernah didengar berkali-kali.

Bahkan saat cermah Maulid Nabi Muhammad SAW di istana, humor mengalir, bikin suasana istana jadi cair. Dia berceramah mestinya membaca naskah yang ada di tangannya, tapi ternyata, ceramah dengan gaya bebas.

“Saya kadang-kadang berpikir, ini negara non-Muslim, barang yang hilang, kok ketemu semua. Sementera di negara yang mayoritas Islam, barang yang ada, hilang semua,” demikian dilontarkan Pak Hasyim di depan Presiden, wakil presiden, para menteri, para duta besar. Semua yang hadir tertawa, termasuk Presiden Jokowi dan Ibu Negara. Bahkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tertawa hingga membenahi posisi duduk dan jasnya.

Di istana pula Pak Hasyim menyindir umat Islam yang memakai nama Muhammad tapi perilakunya tidak seperti Nabi Muhammad. Nabi Muhammad, kata Pak Hasyim, membuat konsensus bernama Piagam Madinah, bukan Negara Islam. Di dalamnya tertuang kesepakatan-kesepakatan hidup bersama dengan damai. Semua orang diberi ruang untuk mengembangkan kehidupannya, tanpa membedakan latar belakang agama yang berbeda.

“Ini contoh oleh Rasulullah sendiri, bukan oleh orang lain. Di sinilah bedanya, Nabi Muhammad dengan Muhammad yang belakang ini,” demikian diutarakan Pak Hasyim. Mendengar itu, Presiden Jokowi yang hadir tertawa lagi.

Bahasa Pak Hasyim Muzadi adalah bahasa humor. Semua orang dari rakyat yang tidak punya duit hingga para pejabat yang bergaji berlimpah, semuanya paham. Respon atas humor Pak Hasyim adalah tertawa gembira, baik yang disindir ataupun orang yang tidak terkait.

Dengan bahasa humor, Pak Hasyim menjelaskan yang susah menjadi mudah. Pak Hasyim dalam pelbagai kesempatan sering mengatakan perbedaan kiai dengan intelektual. Kiai itu dapat memudahkan yang sulit. Sementara intelektual yang mudah jadi sulit.

Di sinilah Pak Hasyim istimewa dalam berceramah. Ia 100 persen paham ilmu logika, gayanya sempurna, intonasinya sesuai, dan pilihan katanya tepat. Tidak semua singa podium memiliki kemahiran seperti itu. Di sinilah tidak menjadi penting siapa yang menciptakan humor, dari mana asalnya. Dua syarat humor bermutu hanya dua: pesan humor sampai dan orang tertawa. Selesai.

Komunitas pesantren dan kiai-kiai NU memang pabriknya humor. Jika ada kiai tidak lucu, kurang afdol rasanya. Jika ada santri pintar melempar joke-joke segar, maka temannya akan banyak. Humor di pesantren dengan metode macam-macam, tumbuh subur. Ia juga menjadi alat yang ajaib untuk mengilangkan kesumpekan hidup, baik karena miskin ataupun karena banyak urusan umat yang ruwet.

Kini Pak Hasyim telah tiada. Tadi pagi Tuhan memanggilnya untuk pulang di rumah keabadian. Pak Hasyim lahir di Tuban 4 Agustus 1944. Kiprahnya di NU komplet, dari mulai ranting hingga menjadi Ketua Umum PBNU dua periode. Riwayat pendidikannya cukup spesial. Bagi orang NU yang lahir tahun 1940, sangat jarang dapat kuliah S1. Orang NU mulai banyak kuliah di kota-kota baru orang yang lahir tahun 1960. Pendidikan pesantrennya yang ditempuh di Gontor juga istimewa. Pak Hasyim adalah sedikit orang dari elit NU yang nyantri di Gontor.

Selamat Jalan, Kiai… Doa kami semua untukmu…

Penulis adalah pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU); aktivis media NU

Sumber : NU Online

[divider]

Mini Biografi KH. Hasyim Muzadi

Nama : KH Achmad Hasyim Muzadi

Lahir : Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944

Jabatan : Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (1999-2004 dan 2004-2009)

Pengalaman Penting : Calon Wakil Presiden Pemilu 2004

Istri : Hj. Mutammimah

Anak : Enam orang (3 putra dan 3 putri)

Ayah : H. Muzadi

Ibu : Hj. Rumyati

Pendidikan:

– Madrasah lbtidaiyah Tuban-Jawa Timur 1950-1953

– SD Tuban-Jawa Timur 1954-1955

– SMPN I Tuban-Jawa Timur 1955-1956

– KMI Gontor, Ponorogo-Jawa Timur 1956-1962

– PP Senori, Tuban-Jawa Timur 1963

– PP Lasem-Jawa Tengah 1963

– IAIN Malang-Jawa Timur 1964-1969

– Bahasa 1972-1982

Kemampuan Bahasa : Indonesia, Arab, Inggris

Pengalaman Karir :

– Membuka Pesantren Al-Hikam di Jalan Cengger Ayam, Kodya Malang

– Anggota DPRD Kotamadya Malang dari PPP

– Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Malang

– Anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur 1986-1987

Organisasi :

– Ketua Ranting NU Bululawang-Malang, 1964

– Ketua Anak Cabang GP Ansor Bululawang-Malang 1965

– Ketua Cabang PMII Malang 1966

– Ketua KAMI Malang 1966

– Ketua Cabang GP Ansor Malang 1967-1971

– Wakil Ketua PCNU Malang 1971-1973

– Ketua DPC PPP Malang 1973-1977

– Ketua PCNU Malang 1973-1977

– Ketua PW GP Ansor Jawa Timur 1983-1987

– Ketua PP GP Ansor 1987-1991

– Sekretaris PWNU Jawa Timur 1987-1988

– Wakil Ketua PWNU Jawa Timur 1988-1992

– Ketua PWNU Jawa Timur 1992-1999

– Ketua Umum PBNU 1999-2004

– Ketua Umum PBNU 2004-2009

Legislatif :

– Anggota DPRD Tingkat II Malang-Jawa Timur

Publikasi :

– Membangun NU Pasca Gus Dur, Grasindo, Jakarta, 1999.

– NU di Tengah Agenda Persoalan Bangsa, Logo, Jakarta, 1999.

– Menyembuhkan Luka NU, Jakarta, Logos, 2002.

Alamat: Ponpes Mahasiswa Al Hikam, Malang

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.