Selengkapnya : Seputar Penolakkan Ceramah Khalid Basalamah di Sidoarjo
Ini Penyebab Ceramah Khalid Basalamah Ditolak di Sidoarjo
YMS Melanggar Perjanjian, Ansor Sidoarjo Bergerak
nusidoarjo.org, Gedangan – Aksi Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo dipicu oleh pihak YMS yang telah melanggar kesepakatan.
Ansor Gedangan sebelumnya telah berunding di polsek Gedangan, Jumat 03 Maret 2017 dengan pihak keamanan dan Yayasan Masjid Salahuddin (YMS) selaku penyelenggara pengajian Ustadz Khalid Basalamah.
Perundingan tersebut meminta agar Khalid Basalamah tidak dihadirkan pada acara yang digelar YMS.
Ansor menolak kehadiran Khalid Basalamah dengan alasan isi ceramahnya bersifat provokatif mengancam keutuhan NKRI sebagaimana ceramah Basalamah sebelumnya di media sosial.
Hasil perundingan, pihak YMS akhirnya berjanji tidak akan mendatangkan Khalid Basalamah pada pengajian yang diselenggarakan Sabtu 04 Maret 2017. Namun YMS meminta pengajian tetap digelar dengan narasumber lainnya. Ansor dan keamanan pun menyepakatinya, kata Faiz Sabatha ketua PAC ansor Gerangan.
Paginya, Ahad 04 Maret 2017, YMS tetap menghadirkan Khalid Basalamah, mendengar hal itu GP. Ansor Sidoarjo langsung berbondong-bondong menuju tempat pengajian digelar.
Pihak YMS dianggap melanggar kesepakatan yakni tetap menghadirkan Khalid Basalamah meskipun sebelumnya pihak kepolisian tidak mengizinkannya dengan pertimbangan keamanan.
“Kami tidak ingin ada resisten dan bentrokan, oleh karena itu untuk mendatangkan Basalamah, saya pikir jangan dulu, ini pertimbangan keamanan dari kami,” tutur Anwar Nasir Kapolresta Sidoarjo.
Kedatangan Ansor tersebut bertujuan untuk mempertanyakan kepada YMS atas perjanjian yang telah disepakati. Dengan hadirnya Khalid Basalamah, Ansor Sidoarjo berhak untuk menyimak isi pengajian itu.
“Kami tidak mempermasalahkan pengajiannya, tapi pemateri dari pengajian itu yang menjadikan risih umat islam lainnya yaitu Ustadz Khalid Basalamah,” ujar Riza Ketua Cabang GP. Ansor Sidoarjo.
Seperti yang diketahui umat Islam di Indonesia bahwa isi pengajian Ustadz Khalid Basalamah sering berisi provokasi mendiskreditkan kelompok-kelompok lain, termasuk juga tidak sepakat dengan adanya NKRI, pungkas Riza. (Fahmi) (Choirudin)
Sumber : NU Sidoarjo
[divider]Pengikut Pengajian Khalid Basalamah Melakukan Pemukulan Kepada Anggota Ansor Sidoarjo
nusidoarjo.org, Gedangan – Tidak mengindahkan pihak keamanan dan melanggar kesepakatan, akhirnya GP. Ansor Sidoarjo mendatangi Masjid Shalahuddin perumahan Puri Surya Jaya Gedangan tempat YMS menggelar pengajian Khalid Basalamah, Sabtu 04 Maret 2017.
Baca juga: YMS Melanggar Perjanjian, Ansor Sidoarjo Bergerak
Tiba dilokasi pengajian, Ansor tidak bisa masuk dengan alasan keamanan. Bahkan terjadi insiden pemukulan terhadap salah satu anggota Ansor yakni Zaini asal Tulangan.
Zaini hendak mendengarkan isi ceramah Ustadz Khalid Basalamah, tiba-tiba salah satu pengikut Basalamah menyerang dengan memukul Zaini.
“Kami tidak melakukan tindakan anarki, malah kami yang dipukul,” ungkap Zaini.
Aksi pemukulan itu sempat mendapatkan tanggapan keras oleh anggota Ansor lainnya, namun pihak yang berwajib segera mengamankan pelaku.
Saat ditanya di polsek Gedangan, pelaku tidak membawa identitas apapun, alasannya ketinggalan. Ia mengaku bernama Taufiqurrahman asal Kamal-Bangkalan, kuliah di Jakarta.
“KTP dan dompet saya ketinggalan,” ujar Taufiqurrahman pelaku pemukulan.
Ansor Sidoarjo menyerahkan pelaku kepada pihak yang berwenang. Meski dipukul, Zaini tetap memaafkan pelaku karena kasihan. (Choirudin) (Fahmi)
Sumber : NU Sidoarjo
[divider]Waspadai Provokasi, Berikut Kronologi Kejadian yang Sebenarnya
nusidoarjo.org, Gedangan – Untuk meluruskan semua berita yang beredar berikut kami ceritakan kronologi kejadiannya.
Jumat 3 Maret, Jam 14.00 WIB.
Ada laporan bahwa pengajian Basalamah akan di adakan di masjid Salahuddin, Puri Gedangan setalah ditolak di Surabaya, Lamongan dan Gresik.
Jam 15.00 WIB
PAC Ansor Gedangan melakukan konsolidasi internal sekaligus kordinasi untuk mengirimkan surat penolakan resmi kepada pihak yang berwajib (Polsek Gedangan).
Jam 19.00 WIB
Polsek Gedangan melakukan mediasi antara PAC Ansor Gedangan didampingi pengurus cabang dan MWC NU setempat utk bertemu dengan panitia penyelenggara dan keputusan menunggu jam 24.00 WIB apakah pengajian itu diteruskan ataukah tidak.
Jam 00.00 WIB
Panitia mengatakan bahwa acara itu akan tetap dilaksanakan kerena semua sudah matang dan undangan sudah menyebar.
Sabtu.4 Maret 2017, Jam 03.00 WIB
PAC Gedangan mendapat informasi terkait kehadiran Kholid Basalamah (walau durasinya diperpendek) dan Ansor diputuskan akan tetap mengawal untuk menolak kehadiran Kholid Basalamah.
Jam 06.00 WIB
Beberapa jamaah sudah mulai berdatangan dan sahabat-sahabat Ansor-Banser Juga mulai bergerak.
Jam 07.00 WIB
Ketika sebagaian besar peserta pengajian sdh dimasjid Ansor tetap menahan diri di sekitar gerbang terpisah-pisah menunggu konfirmasi resmi dari pihak berwenang dan panitia terkait kepastian hadirnya Kholid Basalamah.
Jam 08.00 WIB
Basalamah naik podium dan sebagian Ansor Banser yang sudah disekitar perumahan mendekat ke lokasi masjid tujuannya bukan membubarkan pengajian tetapi menolak dan menghentikan ceramah Kholid Basalamah.
Jam 08.30 WIB
Ketua PC Ansor dilokasi dan bernegosiasi dengan pihak kepolisian dan panitia agar Kholid Basalamah turun dari podium. Dan kita minta ketemu langsung dengan Kholid dan melakukan tabayyun.
Jam 09.45 WIB
Panitia disaksikan Kapolres mengatakan bahwa yang sedang ceramah adalah CD rekaman dan ada sahabat Ansor yang melihat bahwa itu asli dan kemudian menimbulkan sedikit ketegangan. Karena beberapa sahabat Ansor meminta masuk kedalam masjid (ketegangan terjadi bukan Ansor dengan jamaah melainkan antara Ansor dengar dengan pihak kepolisian yang mengamankan dipintu samping masjid).
Jam 09.00 WIB
Kholid Basalamah berhenti berceramah dan digantikan oleh ustadz lain.
Sahabat Ansor belum pulang dan Tidak membubarkan diri dengan alasan. Memastikan Kholid Basalamah tidak naik panggung lagi.
Jam 09.30 WIB
Kapolresta memidiasi pertemuan antara Ansor, panitia penyelenggara dan pengurus masjid menghasilkan
1. Bahwa.Pengurus masjid akan menghentikan ceramah Kholid Basalamah, tidak akan menaikkan panggung lagi sekaligus kedepan masjid Salahuddin tidak akan mengundangnya lagi.
2. kedepan akan dibuat kan MOU bersama difasilitasi Kapolresta bahwa masjid itu netral dan apabila mengadakan kegiatan akan konsultasi (nunggu MOU mendatang)
3. MWC NU Gedangan, Kapolresta dan pihak panitia naik panggung dan menjelaskan kepada masyarakat terkait beberapa insiden. Sebagai klarifikasi sekaligus meredam emosi kedua belah pihak.
Jam 10.10 WIB
Panitia, Kapolresta dan ketua MWCNU Gedangan naik panggung dan berbicara dihadapan jemaah secara bergantian untuk sama sama Menjaga ukhuwah Islamiyyah.
Jam 10.45 WIB
Tim negoisasi keluar dari masjid bersama Kapolresta dan pihak panitia-pengurus masjid menemui massa Ansor Banser di sebelah selatan masjid luar pagar.
Jam 11.00 WIB
Ketua PC Ansor sidoarjo Riza Ali Faizin menjelaskan kepada massa Ansor Banser dan wartawan terkait tujuan penolakan sekaligus membacakan hasil MOU, kemudian Kapolresta Sidoarjo menyampaikan sambutan dan persoalan dianggap selesai.
Kapolresta, panitia dan ketua PC Ansor melakukan jabat tangan sebagai bentuk persoalan sudah selesai.
Jam 11.30 WIB
Pengajian diselesaikan (persiapan sholat dhuhur) Ansor mau membubarkan diri.
Tiba-tiba ada laporan kalau ketua PAC Tulangan (kang Zaini) dipukul salah satu jamaah pengajian saat berjalan dari parkir mobil kearah timur bundaran perumahan.
Jam 11.45 WIB
Klarifikasi kasus pemukulan dan mencari terduga pemukul yang tentunya sudah dimakan pihak Kapolsek.
Jam 13.30 WIB
Beberapa pengurus Ansor dan Banser ke Mapolsek Gedangan dan ingin Tabayyun / klarifikasi motif pemukulan.
Jam 14.45 WIB
Pertemuan antara Ketua Ansor Tulangan Nur Zaini dengan terduga pemukulan inisial pelaku Taufiqurrohman asal Kamal, Bangkalan.
Jam 15.00 WIB
Nur Zaini memaafkan terduga pemukul demi menjaga ukhuwah Islamiyyah sekaligus menunjukkan bahwa Ansor Banser tetap mengedepankan rasionalitas dengan catatan meminta maaf secara tertulis kepada organisasi.
Sumber : Reza Ali Faizin, Junaidi TV9
Sumber : NU Sidoarjo
[divider]Ansor Sidoarjo: Tidak Ada Pengrusakan Masjid dan Pembubaran Pengajian
SURABAYA – Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo, H. Rizza Ali Faizin memberikan klarifikasi atas peristiwa penolakan ustadz Dr. Khalid Basalamah di Masjid Shalahuddin, Perumahan Puri Surya Jaya, Sidoarjo, kemaren, Sabtu (4/3). Klarifikasi diberikan karena banyak berita yang tidak benar dan tidak sesuai kejadian sebenarnya yang sengaja disebar di media online dan sosial media.
“Tidak benar Ansor membubarkan majlis ilmu, Ansor merusak masjid. Masya Allah, tidak ada satupun aset rumah Allah yang dirusak dan dikotori oleh Banser NU,” jelas Rizza saat dikonfirmasi SERUJI, Minggu (5/3).
Rizza juga menjelaskan bahwa Ansor tidak menolak pengajian yang diadakan oleh pengurus Masjid Shalahuddin, tapi hanya meminta agar Khalid Basalamah diganti dengan penceramah lain, karena ceramahnya memprovaksi dan rentan menimbulkan konflik ditengah masyarakat.
Selain melakukan penolakan, PC GP Ansor Sidoarjo juga telah meminta untuk melakukan Tabayyun, berdialog dan berbagi ilmu dengan Khalid Basalamah yang bertujuan menjaga tradisi keilmuan sekaligus ingin menghilangkan kesalahpahaman.
“Namun permintaan (Tabbayun -red) belum kesampaian kerena kita mengurangi kesepakatan (MOU) untuk mendinginkan suasana, dan mudah-mudahan kedepan cita-cita mempertemukan antara Cholid Basalamah dengan Kyai NU akan terselenggara,” kata Riza.
Sementara itu, Mohammad Asrori, Ketua PC GP Ansor Kota Surabaya meminta pada semua pihak dalam menyikapi kejadian tersebut untuk bersikap adil dalam menilai.
“Permintaan teman-teman Ansor cuman satu. Jangan pakai Basalamah itu aja kok. bukan membubarkan pengajiannya atau forum ilmunya,” jelas Asrori melalui pesan yang diterima SERUJI.
EDITOR: Harun S
Sumber : Seruji
[divider]Terbaru : Kapolres Sidoarjo: Tak Ada Pembubaran Pengajian di Gedangan oleh GP Ansor
“Kami menegaskan, tidak pembubaran dalam majlis pengajian itu. Hanya saja, salah satu penceramah, tidak dikehendaki oleh pemuda GP Ansor. Setelah penceramahnya diganti, pengajian berjalan lancar dan tidak terjadi apapun,” kata Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Muh Anwar Nasir, Senin (6/3/2017).
Anwar menambahkan, dirinya meluruskan, tidak ada yang namanya pembubaran. Kalau ada pembubaran, seolah peran aparat keamanan tidak ada. Padahal pihak polisi sejak malam sampai pagi akan dimulainya pengajian, terus berkomunikasi Banser dan dengan pihak manapun.
“Saat adanya massa yang menolak penceramah di majlis itu, pihaknya lansung melakukan komunikasi dan menfasilitasi antara kedua kelompok yang pro dan kontra pengajian. Dari situ kita pertemukan, akhirnya muncul kesepakatan antara keduanya. Untuk penceramahnya diganti oleh ustadz lainnya, setelah ustad pertama turun dan dikawal aparat keamanan. Sesudahnya, penceramah satu turun, penceramah kedua naik panggung, pengajian berjalan lancar dan aman,” papar Anwar.
Lanjut Anwar, dalam posisi sebagaimana terjadi Masjid Shalahuddin, pihaknya harus arif dan bijaksana. Khawatirnya, akan terjadi sesuatu antara kedua kelompok yang sudah berada di area sekitar masjid. Dari situ akhirnya ada kebijakan dan kedua kelompok sudah saling sepakat dan tidak ada masalah.
“Jadi kalau ada berita pembubaran pengajian, saya luruskan, itu tidak ada. Pengajian berjalan lancar setelah disepakati yang penceramah satu turun podium dan diganti penceramah kedua. Tahapan dialog, sepakat antar kedua kelompok sudah kami fasilitasi semuanya, justru Banser yang mengedepankan dialog secara santun malah jadi korban pemukulan salah satu oknum jamaah pengajian,” imbuhnya.
Masih kata Anwar, pihaknya dalam waktu secepatnya akan melakukan tabayyun (berdialog) dengan pemerintahan, takmir Masjid Shalahuddin, PCNU, GP Ansor, MUI dan yang berkompeten lainnya. Intinya tujuan aparat, semuanya tetap berkomunikasi, meningkatkan kerukunan, saling menghormati dan menghargai lainnya.
“Saya bersama masyarakat Sidoarjo ingin terus mengajak untuk menciptakan stabilitas keamanan di Sidoarjo yang sudah terjaga baik selama ini,” pungkas Anwar dengan diamini Waka Polresta Sidoarjo AKBP Indra Mardiana. [dutaislam.com/ ansor jatim]