Siapa yang Merusak NU Pasti Hancur !
Ucapan Syaikhona Kholil Bangkalan itu ditegaskan oleh Muallim Yusuf, Katib Syuriah PCNU Depok / Mustasyar PRNU Pancoran Mas (panmas) saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Isra’ Mi’raj, Harlah NU ke-96 dan Harlah PRNU Panmas Ke-2, di Masjid Baiturrahman, Jalan Kramat Asem, Pancoran Mas Kota Depok, Ahad siang, 24/03/2019.
Hadir dalam acara tersebut, KH Hariruddin (Wakil Rois Syuriah PCNU Depok), KH Abdul Muhaimin dari Lenteng Agung (Penceramah), al Habib Ali bin Umar Al Hamid (cucu Habib Soleh Tanggul), KH Ramdhani (Pengurus Syuriah PRNU Pancoran Mas), Ustadz Badru Tamam (Ketua Tanfidziyah PRNU Pancoran Mas), Ustadz Darul Qutni (Ketua Rijalul Ansor Depok), Ustadz Abdul Muhyi (PRNU Pasir Rumbut Cimanggis), Ustadz Irfan Syahrir (PRNU Panmas), Ustadz Syamsuri (DKM Baiturrahman), Ustadz Mawardi (Pembina Majelis Taklim Al-Ibthon/Kelompok Anak Ranting NU Panmas) dan para alim ulama lainnya.
Acara dihelat bakda zuhur dengan diawali Istighotsah demi keutuhan dan keamanan NKRI dan kampung pitara Pancoran Mas. Dipimpin oleh Ustadz Darul (Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Kota Depok). Setelah itu, pembacaan Simtudduror, Ya Lal Wathon dan Shalawat Badar oleh Ustadz Irfan Syahrir (Wakil Ketua NU Panmas).
Berbagai sambutan disampaikan oleh para tokoh yang hadir. Ustadz Tamam sebagai ketua Panitia dan PRNU Panmas mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf kepada jamaah bila ada yang kurang. Sementara Pak RW menghimbau warga agar tidak golput dalam pemilu.
Adapun Kiai Harir dari PCNU Depok berharap seluruh pengurus ranting NU harus bergerak dan tidak mengandalkan pengurus cabang. Sebab pengurus cabang juga memiliki keterbatasan dalam sosialisasi NU. Dalam sambutannya, Kiai Harir juga mengajak jamaah menyanyikan Mars Banser dan yel-yel Siapa Kita? NU.
Selain menegaskan ancaman bagi para perusak NU, Muallim Yusuf juga berharap agar para jamaah mengenal NU sebagai ormas yang mempertahankan amaliyah ahlussunnah wal jamaah. “Masak kita mengamalkan ajarannya NU, tapi gak kenal NU?”.

Mauidzoh Hasanah disampaikan oleh KH Abdul Muhaimin Lc pimpinan pondok Pesantren Muhyinnufuus Lenteng Agung Jaksel. Ia menyampaikan pentingnya Mudzakaroh, khidmat dan ridho guru dalam belajar. Hal ini dicontohkan para pendiri NU seperti Mbah Hasyim yang berkhidmat kepada Mbah Cholil Bangkalan dengan cara mencari cincinnya yang jatuh di jamban. Kiai Muhaimin juga mengajak jamaah untuk membantu perjuangan Muallim Yusuf sebagai guru dan muballigh setempat. Hal itu seperti dikatakan gurunya, yaitu Sayyid Muhammad Alwi al Maliki.
Doa penutup dipimpin oleh al Habib Ali bin Umar Al Hamid (Cucu Habib Soleh Tanggul).