Soal Kasus Pasuruan, Warga NU Diimbau Tak Terpancing
Jember, NU Online
Wakil
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Badri Hamidi
meminta warga NU di Pasuruan, Jawa Timur untuk tetap tenang dan tidak
terpancing emosinya menyusul terbitnya kabar terkait pengusiran oleh
kelompok tertentu terhadap warga NU ketika akan melaksanakan shalat
tarawih di masjid Hidayatullah, Pasuruan, Jawa Timur, belum lama ini.
Sebab jika warga NU emosi, kemungkinan terjadi bentrok horizontal sangat
besar.
“Jangan terpancing emosi. Hindari terjadinya bentrokan
sebisa mungkin. Kedua belah pihak harus dapat menahan diri, apalagi
saat ini bulan puasa,” tukasnya kepada NU Online di Jember, Selasa (7/5).
H
Badri mengaku belum tahu persis kronologi kejadian tersebut. Namun dari
sejumlah portal yang memuat itu, dan video yang beredar di grup-grup
WA, diketahui bahwa pengusiran memang terjadi. Namun hal tersebut tak
perlu dibesar-besarkan, dan jika ada hal-hal yang terkait dengan pidana,
sebaiknya diserahkan kepada pihak yang berwenang.
“Puasa seharusnya dapat mengontrol emosi kita, nafsu amarah dan nafsu lainnya harus kita lawan,” lanjutnya.
H
Badri juga meminta pemerintah setempat dan tokoh masyarakat untuk
melokalisir kejadian tersebut. Dengan kata lain, pihak yang sengaja
mendatangkan jamaah dari daerah lain untuk membantunya dalam kasus itu,
harus dilarang dengan tegas.
“Itu berbahaya. Apa jadinya jika pihak seberang juga mendatangkan jamaah dari luar juga. Bahaya,” tegasnya.
Hal
yang sama juga diungkapkan A’wan Syuriyah PWNU Jawa Timur, H Babun
Suharto. Menurutnya, kejadian itu perlu dicari akar masalahnya agar
tidak lestari. Siapa pemilik pertama masjid itu harus ditelusuri, dan
harus dikawal oleh pemerintah setempat.
“Namun di atas semua itu, tak boleh ada yang memprovokasi dan terprovokasi. Semuanya harus berpikir dengan sejuk, lebih-lebih ini bulan puasa,” pungkasnya. (Aryudi AR)
Sumber : NU Online