The news is by your side.

TANYA KE YUANA, KHILAFAH SEBELUM IMAM MAHDI AKAN TEGAK DI SINI ATAU DI SANA?

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus LD PWNU Jabar

Hari ini laman tintasiyasi dan muslimahnews yang berafiliasi ke HT1, serentak menurunkan artikel lama Yuana Ryan Tresna (YRT), seorang syabab HT1. Konon katanya YRT seorang ASN di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tapi hal ini perlu dikonfirmasi ke Badan Kepegawaian Negara (BKN). Yang jelas YRT salah seorang ustadz HT1 peminat ilmu hadits, menjadi Mudir Ma’had Khadimus Sunnah Bandung.

Artikelnya yang berjudul Penjelasan Singkat Terkait Hadits Pusat Darul Islam (Uqru dar al-Islam) di al-Quds pertama kali terbit di channel telegram YRT tertanggal 13 Desember 2017. Tulisan tersebut keluar bersamaan momen dengan Aksi Bela Palestina yang diselenggarakan MUI Pusat 3 tahun yang lalu.

Saya sudah lebih dari 3x membaca artikel tersebut dari judul sampai alinea terakhir. Di awal pembahasan YRT mentakhrij hadits terkait lokasi tempat khilafah atau pusat darul Islam yang berbunyi:

Berikut adalah teks hadits beserta sanadnya,

قَرَأْتُ بِخَطِّ أَبِي الْحُسَيْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الرَّازِيِّ ، أنا أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ عُمَيْرِ بْنِ جَوْصَا ، أَنْبَأَنَا أَبُو عَامِرٍ مُوسَى بْنُ عَامِرٍ ، أَنْبَأَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ ، أَنْبَأَنَا مَرْوَانُ بْنُ جَنَاحٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنَ مَيْسَرَةَ بْنِ حَلْبَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” هَذَا الأَمْرُ كَائِنٌ بَعْدِي بِالْمَدِينَةِ ، ثُمَّ بِالشَّامِ ، ثُمَّ بِالْجَزِيرَةِ ، ثُمَّ بِالْعِرَاقِ ، ثُمَّ بِالْمَدِينَةِ ، ثُمَّ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَإِذَا كَانَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ فَثَمَّ عُقْرُ دَارِهَا ، وَلَنْ يُخْرِجَهَا قَوْمٌ فَتَعُودَ إِلَيْهِمْ أَبَدًا ” . يَعْنِي بِقَوْلِهِ بِالْجَزِيرَةِ : أَمْرٌ مَرْوَانَ بْنَ مُحَمَّدٍ الْحَمَّارَ ، وَبِقَوْلِهِ بِالْمَدِينَةِ : بَعْدَ الْعِرَاقِ ، يَعْنِي بِهِ الْمَهْدِيَّ يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ ، ثُمَّ يَنْتَقِلُ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَبِهَا يُحَاصِرُهُ الدَّجَّالُ ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Arti matan hadits: “Perkara ini (khilafah) akan ada sesudahku di Madinah (Yastrib), lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Iraq, lalu di Madinah (Konstantinopel), lalu di Al-Quds (Baitul Maqdis). Jika ia ada di al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksanya (ibu kota) keluar dari sana (al-Quds), ia tak akan kembali ke sana selamanya.”

Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dalam kitab tarikhnya (Tarikh Dimasyq, 1/185) dan Nu’aim bin Hammad dalam kitabnya (al-Fitan, 276). Menurut YRT, hadits ini secara periwayatan termasuk hadits hadits mursal.

Secara maknawi, mengandung syadz (janggal) jika dibandingkan dengan riwayat yang lebih tsiqah dantaranya dalam riwayat Ibnu Atsir dalam al-Nihayah fi Gharib al-Hadits (3/529) bahwa “uqru dar al-Islam” itu ada di negeri Syam (daerah yang mencakup Yordania, Syria, Palestina, Libanon dan bagian dari Irak).

Menurut YRT, hadits tentang al-Quds menjadi pusat khilafah (uqru dar al-Islam) meski mursal dan syadz, akan tetapi mempunyai penguat (syahid), yaitu hadits:

هُنَاكَ فِيْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَتَكُوْنُ الْبَيْعَةُ

Artinya: “Di sana, di Baitul Maqdis, akan terjadi baiat (kepada imam/khalifah).” (HR. Ibnu Asakir, al-Hakim).

Namun, hadits-hadits yang menunjukkan al-Quds sebagai pusat khilafah, tidak menyebutkan bahwa khilafah di Baitul Maqdis adalah khilafah pertama sebelum Imam Mahdi.

Bahwa lokasi khilafah pertama sebelum Imam Mahdi menunjukkan ke arah daerah jazirah Arab. Bukan di Syam dimana Palestina dan Baitul Maqdis ada di dalamnya, bukan pula wilayah Indonesia. Hal ini berdasarkan hadits Sunan Abu Dawud dan lain-lain berikut ini:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُعَاذُبْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِى أَبِى عَنْ قَتَادَةَ عَنْ صَالِحٍ أَبِى الْخَلِيلِ عَنْ صَاحِبٍ لَهُ عَنْأُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ » يَكُونُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَمَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ فَيَأْتِيهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كَارِهٌ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ وَيُبْعَثُإِلَيْهِ بَعْثٌ مِنَ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَإِذَا رَأَى النَّاسُ ذَلِكَ أَتَاهُ أَبْدَالُ الشَّامِ وَعَصَائِبُ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَالرُّكْنِ وَالْمَقَامِ ثُمَّ يَنْشَأُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ أَخْوَالُهُ كَلْبٌ فَيَبْعَثُ إِلَيْهِمْ بَعْثًا فَيَظْهَرُونَ عَلَيْهِمْ وَذَلِكَ بَعْثُ كَلْبٍ وَالْخَيْبَةُ لِمَنْ لَمْ يَشْهَدْ غَنِيمَةَ كَلْبٍ فَيَقْسِمُ الْمَالَ وَيَعْمَلُ فِى النَّاسِبِسُنَّةِ نَبِيِّهِمْ -صلى الله عليه وسلم- وَيُلْقِى الإِسْلاَمُ بِجِرَانِهِ إِلَىالأَرْضِ فَيَلْبَثُ سَبْعَ سِنِينَ ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Mu’adz binHisyam, telah menceritakan kepada saya oleh ayahku, dari Qatadah dari Shalih Abi Al Khalil dari seorang temannya dari Ummu Salamah isteri Nabi SAW dari Nabi SAW beliau bersabda, ”Akan ada perselisihan pada saat matinya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk kota Madinah berlari menuju Makkah. Orang-orang dari penduduk Makkah mendatanginya, lalu mereka mengeluarkan laki-laki itu sedang laki-laki itu membencinya. Kemudian mereka membaiat laki-laki itu di antara rukun [Yamani] dan Maqam [Ibrahim], lalu dikirimkan kepadanya satu pasukan lalu pasukan itu ditenggelamkan di Baida` yang terletak antara Makkah dan Madinah. Maka tiba-tiba orang-orang melihat laki-laki itu didatangi oleh para Abdal dari Syam dan kelompok-kelompok dari Irak lalu mereka membaiat laki-laki itu di antara rukun [Yamani] dan Maqam [Ibrahim]. Lalu muncullah seorang laki-laki dari golongan Quraisy yang paman-pamannya dari suku Kalb, kemudian dia [Imam Mahdi] mengirimkan kepada mereka satu pasukan lalu pasukan itu pun mengalahkan mereka. Itu adalah pasukan suku Kalb, dan adalah suatu kerugian bagi siapa saja yang tidak mempersaksikan ghanimah dari Kalb itu. Kemudian dia [Imam Mahdi] mengamalkan di tengah manusia sunnah Nabi mereka dan menyebarkan Islam ke seluruh bumi. Dan dia [Imam Mahdi] akan tinggal selama tujuh tahun lalu [meninggal dan] disholatkan oleh kaum muslimin.” (HR Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz 4/175 no 4288; Musnad Ahmad, 6/316 no 26731; At Thabrani, Al Mu’jam Al Ausath, no 1153; Shahih Ibnu Hibban, 15/160 no 6757; MusnadAbu Ya’la, 12/369 no 6940; Al Hakim, Al Mustadrak, Juz 4 no 8328).

Dari penggalan pertama kalimat hadits di atas yang berbunyi

يَكُونُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَمَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ

“Akan ada perselisihan pada saat matinya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk kota Madinah berlari menuju Makkah…”

Jelas hadits tadi menunjukkan bahwa setting lokasi kerusuhan yang menyebabkan terbunuhnya khalifah adalah di Jazirah Arab yang tidak jauh dari kota Madinah dan Mekkah. Apakah di kota Madinah itu sendiri, atau di Quba, atau di Riyadl atau di Jeddah atau kota lainnya. Yang pasti bukan di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta atau Surabaya, apalagi Pangkalpinang.

Sebab, setelah pembunuhan khalifah, kemudian Imam Mahdi di bai’at di dekat Ka’bah kota Mekkah, bukan di bai’at di Monas Jakarta, atau di Gasibu Bandung dan bukan pula di gedung Grahadi Surabaya, dan sebagainya.

Kesimpulannya, menurut YRT hadits yang mengatakan Baitul Maqdis sebagai pusat khilafah, adalah hadits dha’if. Bisa dijadikan targhib (motivasi). Hadits tersebut menjadi isyarat bahwa masalah Palestina adalah masalah umat Islam seluruh dunia, bukan persoalan Palestina dan negara-negara Arab saja.

Kata YRT, tanggung jawab kita sekarang adalah berkontribusi membebaskan Palestina dari pejajahan Israel. Palestina adalah negeri yang dimuliakan dan negeri yang kelak akan menjadi pusat darul Islam.

Terlepas dari apa bentuk makna dan bentuk dari khilafah sebelum Imam Mahdi, apakah Khilafah Tahririyah, apakah Khilafah al-Qaeda, apakah Khilafah Saudiyah, atau khilafah apapun, yang pasti lokasinya bukan di Indonesia. Semua hadits-hadits tentang bisyarah nubuwwah memastikan bahwa pusat khilafah sebelum Imam Mahdi dan Khilafah Mahdiyah bukan di Indonesia.

Lalu kenapa YRT dan kawan-kawan keukeuh mau menegakkan khilafah di sini. Bukankah kata Nabi saw, khilafah akan tegak di sana?! Kalian salah alamat bro…

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.