Bekali Politisi dengan Laqad Ja
Semakin banyak orang yang merasakan manfaat dari kebijakan politiknya, maka semakin besar pahala yang diterimanya. Jika kemaslahatan itu dirasakan sepanjang waktu, maka ia menjadi pahala jariyah yang diterima politisi sampai yaumil hisab.
Sebelum mencapai maqam politisi yang sejati, seseorang harus mendapatkan ahwal (suasana hati) yang welas asih, pengasih, penyayang dan pemaaf kepada orang lain yang diurusnya. Jika sifat-sifat itu bukan sifat seorang politisi dari lahir, maka sifat-sifat tersebut bisa diperoleh dengan warid (limpahan ruhani) setelah istiqamah mengamalkan wirid.
Dua ayat terakhir surat al-Taubah relevan untuk tujuan ini. Ayat yang dikenal dengan nama Laqad Ja. Ayat tersebut berbunyi:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS. Al-Taubah: 128-129).
Asbabun nuzul ayat ini menunjukkan bagaimana sifat welas asih, pengasih, penyayang dan pemaaf kepada orang lain sebagai seorang penguasa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari ‘Ikrimah, ia berkata, berkata Rasulullah Saw: “Jibril datang kepadaku dan ia berkata: “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan malaikat penjaga gunung telah diutus oleh Allah kepadamu. Ia diperintahkan untuk tidak bertindak apapun kecuali atas perintahmu.”