The news is by your side.

Bekali Politisi dengan Laqad Ja

Lalu malaikat penjaga gunung berkata kepada Nabi Muhammad Saw: “Sungguh Allah telah memerintahku untuk tidak berbuat apapun kecuali atas perintahmu. Jika engkau menghendaki, akan ku hancurkan gunung-gunung untukmu, atau jika engkau menghendaki akan aku lemparkan kerikil-kerikil gunung kepada kaummu yang mendustakanmu, atau jika engkau menghendaki akan aku jatuhkan bumi kepada mereka!” lalu Nabi Muhammad berkata: “Wahai malaikat penjaga gunung! Aku datang untuk mereka, jika mereka menolakku, maka mungkin saja lahir dari mereka generasi yang berkata la ilaha illa Allah.” Kemudian malaikat penjaga gunung berkata: “Engkau memang pengasih dan penyayang seperti yang sudah disebutkan oleh Tuhanmu”. Lalu turunlah ayat hafadhah di atas.

Di pondok Pesulukan Tarekat Agung (PETA) Tulung Agung yang diasuh oleh K.H. Charir M Sholahuddin Al Ayyubi, ayat ini dikenal dengan laqad ja. Ayat laqad ja menjadi wirid murid PETA yang dibacakan setelah salat maktubah. K.H. Habibul Huda, Lc dalam bukunya Suluk, Santri, Tarekat menerangkan لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ  (Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu).

Penggalan ayat ini mengisyaratkan bahwa Mursyid berkeinginan agar semua murid selalu ittiba’ Rasul (meneladani Rasulullah Saw.) dalam segala hal, bahkan Beliau mengharapkan agar semua muridnya menjadi seorang menjadi “Rasul” itu sendiri, dalam arti menjadi seorang pemimpin, tokoh masyarakat atau kiai yang menyeru kepada umat untuk berbuat kebaikan. Mereka yang belum salat, diajarkan untuk istiqamah salat, mereka yang belum zikir, diajak untuk zikir dan mereka yang terbiasa hidup egois dilatih untuk menjadi dermawan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.