Bekali Politisi dengan Laqad Ja
[su_youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=G_A2j5R1V-k” responsive=”yes” autoplay=”no”]
Sejatinya menjadi politisi adalah pekerjaan mulia dan agung karena berhubungan dengan pengaturan kemaslahatan orang banyak tanpa melihat golongan, suku, dan agama. Berpolitik pekerjaannya para nabi dan rasul. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ اْلأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
“Dulu Bani Israel diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudah aku. Yang akan ada adalah para khalifah dan mereka banyak.” Para Sahabat bertanya, “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi bersabda, “Penuhilah baiat yang pertama. Yang pertama saja. Berikanlah kepada mereka hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang diminta agar mereka mengurusnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ibn Majah).
Hadis ini juga diriwayatkan di dalam Shahîh Ibn Hibbân; Musnad Abi ‘Awanah; Sunan al-Kubrâ al-Bayhaqî; Mushannaf Ibn Abi Syaybah; Musnad Ishhaq Ibn Rahawayh; Musnad Abi Ya’la al-Mûshili; Musnad li al-Khalâl oleh Abu Bakar al-Khalal; dan di dalam as-Sunah li Ibn Abi ‘Ashim.
Buku lain :