BERBAIK SANGKA DAN MEMAAFKAN
Bandung, H. Muhtar Gandaatmaja*) – Lima atau enam bulan lalu, tanggal persis kejadiannya lupa. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Senior, guru dan sekaligus sahabatku, KH. Mustafid Amna, MA. Tertabrak sepeda motor. Sebelah kakinya patah, tidak bisa jalan. Ketika ditanya siapa yang nabrak dan bagaimana penyelesaiannya? “Sudahlah, gak apa-apa. Saya percaya dia tidak punya niat mencelakakan saya dan saya pun tidak mau celaka, terima saja.” Katanya lirih menahan sakit.
Dalam perjalanan menuju rumah, saya merenung haru dan bangga punya guru seperti beliau. “Inilah salah satu tanda-tanda manusia yang luas wawasan, kuat iman, jiwanya matang, emosi terkendali dan punya kesabaran yang tangguh.
Dalam hal kejadian itu, beliau mengambil posisi dan keputusan yang tepat sebagai seorang Ulama.
Kasus dan peristiwa hukum tidak selalu harus diselesaikan melalui proses pengadilan, terutama kasus perdata. Musyawarah dan saling memaafkan itu berat, tapi indah. Kelak berakhir dengan sesuatu yang indah pula: berbuah kekeluargaan dan persaudaraan. Tidak berakibat permusuhan dan kebencian.
Buku lain :