BPBD Jabar: IDA Camp Acara yang Kami Tunggu-tunggu
Syarif – Pembukaan giat Kemah Adaptasi Bencana (IDA Camp) #4 baru saja dilaksanakan. Kemah yang mengusung tema Pesantren Adaptasi Bencana ini, dibuka di Ponpes Al-Hikamussalafiyah, Kec. Tanjungkerta Kab. Sumedang, Rabu (24/1/24), dan diikuti oleh perwakilan dari 300 Ponpes se-Kab. Sumedang.
Acara yang dihadiri oleh multi stakeholders dari 5 pilar pentahelix, mulai dari level Nasional hingga regional dan lokal ini, menuai pujian dari berbagai pejabat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Bambang Imanudin S.T., M.T., yang hadir mewakili PJ Gubernur Jawa Barat mengatakan, bahwa IDA Camp adalah kegiatan yang selalu dilaksanakan bersama-sama dengan BPBD Jawa Barat, mulai dari IDA Camp #1 di Garut tahun 2023, hingga IDA Camp #4 kali ini yang digelar di Sumedang.
“IDA Camp ini adalah kegiatan yang selalu kami tunggu-tunggu. Ini adalah inisiatif dari para relawan, untuk mensosilisasikan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana ke tengah-tengah masyarakat.”
Selain BPBD Jawa Barat, acara ini juga dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang diwakili oleh Direktorat Bidang Mitigasi, Kapolri yang diwakili Kabaharkam Polri, Menteri Koperasi dan UKM yang diwakili Deputi Bidang Usaha Kecil, serta Mendikbudristek RI yang diwakili oleh Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Republik Indonesia.
Hadir sebagai Pemateri pada acara ini diantaranya dari Badan Geologi Kementrian ESDM, BMKG Jawa Barat, Pangdam III/Siliwangi diwakili Korem 062/Tarumanagara, Dandim 0610/Sumedang, LPBI NU Kab. Sumedang, serta PMI Kab. Sumedang, dan relawan-relawan dari Indonesia Disaster Adaptive, Konsorsium Relawan Bencana Indonesia (KIRBI), dan siagabencana.com.
Pada acara tersebut juga hadir Radhea Anom Karaton Sumedang Larang, Lucky Somawilaga, yang memberikan pemaparan terkait mitigasi bencana dalam perspektif kebudayaan. Menurut Lucky, para leluhur Bangsa Sunda telah memberikan teknologi-teknologi mitigasi kepada kita sebagai anak keturunannya, seperti misalnya yang tercatat dalam Naskah Galunggung, yang berbicara tentang Pataniala sebagai bentuk mitigasi bencana para leluhur Sunda.
Acara IDA Camp #4 resmi dibuka dengan pemotongan tumpeng oleh Pimpinan Ponpes Al-Hikamussalafiyah, K.H. Sa’dullah, S.Q., M.M.Pd., yang diikuti pemukulan kentongan oleh pejabat multipihak yang menghadiri kegiatan tersebut.
Prosesi ini, menurut IDA, diyakini merupakan simbol kolaborasi multisektor, yang sepatutnya menjadi semangat yang mendasari setiap giat penanggulangan bencana, utamanya di Negara Kesatuan Republik Indonesia.