Datangnya Rezeki itu Sesuai Kualitas Dirinya
Yang namanya rezeki, itu pastinya sudah Allah yang atur.
Dan datangnya rezeki, tentunya tidak ujug-ujug juga bisa di dapatkannya.
Rezeki hadir karena integritas, karena kebaikan yang sudah tertanam, dan karena kita juga memiliki kapasitasnya sebagai magnit yang mampu menarik datangnya rezeki itu sendiri.
Maka keberadaan kualitas diri kitapun, baik secara keilmuan, kepribadian, karakter diri, bisa menarik datangnya pintu rezeki yang Allah tetapkan untuk kita.
Dan ini sudah seharusnya kita kaji oleh diri !
Bagaimanakah sekarang kualitas diri kita ini ?
Mari kita tafakuri hal ini.
Apakah kita sudah layak untuk mendapatkan hadiah dari Allah?
Bagaimana bekal keilmuan yang kita miliki, sebagai jalan pembuka pintu rezeki dari Nya, apakah ilmu kita itu selalu terus kita tambahkan ?
Dan yang terakhir, apakah kita memang seorang yang beruntung ?
Yang akan bisa mendapatkan datangnya rezeki tak terduga,
Baik itu dalam bentuk rezeki yang besar, maupun datangnya rezeki buat kita dari Allah, dalam bentuk pemberian rezeki yang kecil dari Nya !
Subhanallah !
Yaa…kita patut mentafakuri…!
Bahwa rezeki Allah itu berkelas-kelas, memiliki jenjang-jenjangnya, dan sudah tertuju ke alamat yang jelas, takala kita sudah mencapai tahapan-tahapan kualitas dan kemapanan ilmu pada diri kitanya.
Misal, rezeki seorang penarik becak, tak jauh rezekinya sesuai kadar ilmu yang ia miliki, dan rezekinya pun, menyesuaikan jenis ikhtiarnya.
Pun begitu pula dengan rezeki dari para sahabat yang berkecimpung dalam keminiman ilmunya, ia mendapat porsi yang kecil sesuai kualitas pemahamannya.
Lalu apakah rezeki itu hanya dalam bentuk pendapatan secara finansial saja ?
Nah, Allah pun ternyata, memberikan kebaikan pada para saudara kita dari orang-orang kecil yang terpinggirkan ini, dengan caraNya yang unik.
Untuk mereka memang, Rezekinya secara lahiriah, yang bisa di usahakan, terbilang kecil, minim, bahkan cukup hanya untuk kebutuhan sehari dalam menghidupi keluarganya.
Tapi Allah lebihkan pada orang-orang seperti ini, rezeki lainnya..
Mereka yang merasakan cukup !
Dengan rezeki dari Nya, dari apa yang ia peroleh !
Mereka bisa marasakan kebahagiaan, dengan pemberian Allah yang secukupnya pada diri mereka itu.
Hingga untuk saudara kita yang seperti ini, dan mereka selalu syukur nikmat atas pemberianNya, maka Allah tambahkan nikmat lainnya.
Yakni terjaga kebahagiaan dirinya, kesehatannya, dan sehat pikiran mereka, tak mengalami guncangan akibat stress yang menganggu kejiwaan dirinya, yang tidak didapatkan jenis kebahagiaan itu, di orang-orang tenar, berpengaruh, yang memiliki banyak usaha, jabatan hebat, yang mesti dipikirkan, kedudukannya, usahanya, hingga mereka stress atau banyak bingung, dengan apa yang sudah ia milikinya itu.
Yaa rezeki selalu ada di seputaran kita.
Ia mengintip, pada siapa ia akan diberikan.
Rezeki merindukan manusia yang memiliki sisi kebaikan, dan keikhlasan. Dan mereka akan sangat senang jika mereka Allah anugrahkan pada seorang Soleh, orang baik, dan orang yang memiliki hati suci yang tak ada kekikiran pada dirinya.
Hingga rezeki yang manusia itu dapat, tidak berhenti hanya padanya, tapi terus rezeki itu di bagi-bagikan, di salurkan, dan ia mensyukuri karena telah menjadi jalan kebaikan untuk sesamanya.
Hingga pantas, rasa syukur yang ia miliki, adalah rasa syukur sesungguhnya, yang di praktekkan dengan mau berbagi.
Hal ini lah yang jarang di praktekkan oleh umat Nabi Muhammad SAW.
Pikirnya, rezeki yang ia dapat, hanya di alamatkan baginya, hingga kadang ia lupa untuk sama-sama mau berbagi.
Hingga setelah itu, si rezeki pun kapok untuk mendatanginya lagi.
Ia, si manusia itu, hanya cukup sekali kejatuhan rezeki nomplok.
Setelah itu, ia harus menunggu lagi, entah sampai beberapa waktu setelahnya, astaghfirullah !
Dan berbeda pada umat Nabi yang mau berbagi.
Ketika itu terjadi, si rezeki pun bersyukur.
Dan ketika manusia baik ini pun, mensyukuri nikmat atas pemberian rezeki dari Allah, maka ikatan doa dari si rezeki, dan doa dari si manusia itu, menjadi kekuatan yang keduanya panjatkan…
Maka pantas, barang siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah dengan sendirinya pun, akan menambahkan rezeki pada si manusia itu.
Alhamdulillah.
Semoga kita terus menambah sisi kualitas diri kita.
Baik di bidang keilmuannya, pemahamannya, dan kesolehan dirinya.
Dan kita pun, semoga bisa, menjadi manusia ber integritas sebagai manusia utama yang memiliki peran baik, dan menjadi umatnya yang Nabi inginkan.
Sehingga kita bisa menjadi manusia yang bisa memberi banyak kebermanfaatan bagi manusia di sekeliling kita, dan itulah manusia terberkahi, manusia terbaik, yang sebetulnya Nabi kita inginkan… Alhamdulillah.
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad.
Semoga… kita bisa menjadi sebaik-baiknya umat Nabi Muhammad SAW, yang mampu menghimpun rezeki dunia, dan dengan itu, mampu menjadi kebaikan bagi umat keseluruhannya, aamiin.
Semoga bermanfaat
Bambang Melga Suprayogi M.Sn
Ketua LTN NU kab Bandung.