The news is by your side.

Gairah Membaca Masyarakat Makin Menghilang : Pemangku Kebijakan Harus Hadir !

Indra Amarullloh – Mengacu pada hasil survei yang dilakukan Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil survei tahun 2019 minat baca masyarakat Indonedia menempati ranking ke 62 dari 70 negara, atau berada 10 negara terbawah.

“Itu hasil survei PISA yang dirilis OECD, sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca,” Indra Amarullloh, pemuda Cikondang dalam wawancaranya.

Disampaikan Indra Amarullloh, Ketua Forum Mahasiswa Cimerak ( FMC ) dalam wawacaranya, menyebutkan budaya membaca belum menjadi kebisaan yang tumbuh dalam kebiasaan masyaraka, Meski Indeks Kegemaran Membaca (IKM) menunjukkan peningkatan, pada 2016, IKM Indonesia mencatat skor 26,5 dan menjadi 55,74 pada 2022.

Disisi lain, akibat pandemi, sebanyak 58,2 persen penerbit mengalami penurunan. Dan hanya 4,1 yang tergolong belum stabil dalam pengelolaan sumber daya yang ada selama terjadinya pandemi Covid-19 setahun terakhir.

Dikatakan Indra Amarullloh, bahwa kondisi minat baca masyarakat saat ini sangat memprihatinkan. Sebab, pada periode kedua Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Masih Sangat Minoritas.

Karenanya Indra, meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk melakukan berbagai upaya meningkatkan minat baca masyarakat. Selain itu, Kemendikbudristek juga harus melakukan digitalisasi produk buku untuk memberikan kemudahan akses membaca kepada masyarakat.

Menurut Indra ( 24 ), pembangunan SDM menjadi kunci utama dalam kemajuan sebuah bangsa Khususnya Di Pangandaran umumnya di Indonesia, maka masih rendahnya daya saing bangsa juga diakibatkan dari rendahnya indeks pembangunan SDM.

“Hal ini bermuara pada rendahnya inovasi, dan kreatifitas dari para elit pemangku kebijakan dalam menglola pengembangan sumber daya manusia. Itu semua akhirnya berpengaruh pada rendahnya indeks kebahagiaan warga,” tegas Indra Amarullloh saat di wawancara.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.