Gus Sholah Kepergok Pungut Sampah di Halaman Pesantren
Jombang, NU Online
Beberapa waktu ini beredar potongan video Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur KH Sholahudin Wahid sedang berjalan di halaman pesantren. Tiba-tiba ia menundukkan badannya, dan tangannya memungut sesuatu di lantai halaman. Sesuatu yang dipungut kiai yang akrab dipanggil Gus Sholah itu adalah sampah.
Dikonfirmasi NU Online, Kamis (28/6), Gus Sholah mengatakan, “Fokus saya di Pondok Pesantren Tebuireng ini adalah santri bisa menjaga kebersihan dan tidak ada kekerasan.”
Tampaknya kebersihan yang buat sebagian orang hanya slogan, bagi Gus Sholah adalah penerapan sekaligus tindak lampah (tingkah laku) seorang individu.
Menurut salah satu pengurus Pesantren Tebuireng, Teuku Azwani, cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari itu memang tak sungkan mengambil sampah plastik dan daun yang berserakan di halaman pondok, lalu memindahkan ke tempat sampah.
Azwani juga menuturkan ada tiga hal yang selalu disampaikan Gus Sholah kepada para santri. Ketiganya adalah kejujuran, kebersihan dan kedisiplinan. Tidak mengherankan selama Gus Sholah memimpin Tebuireng, Pesantren Tebuirng selalu terlihat rapi, bersih dan tidak kumuh.
“Begitulah cara beliau mengajari santri dan pengurus pondok Tebuireng. Selalu dengan menjadi contoh bukan hanya memberikan arahan,” ungkap Teuku Azwani.
Azwani menambahkan dahulu sewaktu ada tamu setingkat Menteri datang ke Tebuireng, Gus Sholah juga pernah berhenti lalu mengambil sampah. “Bahkan ketika ada tamu dari luar negeri berkunjung ke Tebuireng beliau mendadak berhenti dan mengambil sampah,” jelasnya.
Masih menurut Azwani, Gus Sholah sering menasihati para pengurus pondok bahwa kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, melainkan tugas semua santri. “Kebersihan itu bukan bukan tugasnya cleaning service, tapi tugas kita bersama. Begitu yang selalu disampaikan oleh Gus Sholah dan Bu Nyai Farida Sholahuddin Wahid (istri Gus Sholah) di depan para santri Tebuireng. Beliau sering ngambil sampah saat lewat di depan halaman pondok,” beber Azwani.
Tujuan Gus Sholah, kata Azwani ingin menghilangkan kesan masyarakat yang menganggap bahwa pesantren itu kumuh, kurang bersih dan bau. Pikiran masyarakat umum ini perlu ditindak lanjuti dengan memulai hidup bersih dari diri sendiri dan keluarga.
“Gus Sholah dan Bu Nyai kepingin melihat pesantren itu rapi, bersih dan tidak kumuh, Mas. Seperti yang kita lihat sekarang ketika ke Tebuireng. Pesannya Bu Nyai Farida, kalau ingin melihat kedisiplinan seseorang lihatlah bagaimana dia menjaga kebersihannya,” pungkas Azwani. (Syarif Abdurrahman/Kendi Setiawan)
Sumber : NU Online