Santri Pesuluk Siap warnai Bangsa dan Negara
Ditulis oleh Ust. Roni Suhendar, S.Pd.I
Ramadhan, bulan suci penuh hikmah, barokah dan maghfirah belum lama ini telah kita lewati. Kita selaku muslim, umat yang menuhankan Allah swt, hendaknya memperhatikan firman Allah swt berikut ini dengan penuh penghayatan
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa).” ( Q.S Al-Syams:9).
Ramadhan mengajarkan kita tentang arti membersihkan diri dari berbagai keburukan, kotoran-kotoran dan nafsu duniawi serta mengajarkan bagaimana seharusnya kita selaku manusia yang mengimani Allah, sepenuhnya dan seutuhnya harus taat kepada-Nya.
Salah satu esensi Ramadhan adalah menyucikan diri. Jika itu difahami dan diamalkan pasti sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, oleh karena itu kita harus melaksanakan pesan-pesan yang terkandung dalam hakikat Ramadhan tersebut. Jangan sampai kita menyuruh orang lain untuk melaksanakan pesan-pesan bulan suci ramadhan sebelum mengamalkannya.
Di bulan Ramadhan kita begitu menikmati ibadah kepada Allah swt, maka setelah ramadhan Tambahkanlah intensitas hal demikian Dengan mengaplikasikan prilaku-prilaku yang bersih mulai dari diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, hingga masyarakat sekitar bahkan apabila kita mampu, bangsa dan Negara kita warnai.
Diantara hal terpenting dalam kehidupan berbangsa bernegara adalah menumbuhkan pemikiran bersih tentang keberagaman dan toleransi. Sebab toleransi adalah salah satu ajaran agama Islam yang paling tinggi nilainya. Hal positif itu mengkristal jika diiringi dengan niat bersih dalam mendedikasikan diri untuk masyarakat misalnya mengajak bergotong royong dalam rangka membantu kaum fakir miskin, demi makmurnya bangsa bilkhusus warga Nahdliyin.
Ditulis oleh Ust. Roni Suhendar, S.Pd.I ( Kepsek MTs Atsaqofah dan Pembina Santri di Pesantren Atsaqofah Al Islamiyah, Majalaya, Kab. Bandung).