Hanoman Obong dan Dasamuka Si Rahwana
Bambang Melga – Menanggapi kekalutan Ketua Pergunu Jabar Dr. H. Saepuloh M.Pd, terkait Vasektomi, dan BOPD, serta hibah lainnya dari pemerintah Jawa Barat, dalam kepeminpinan Gubernur KDM, kepada sekolah Swasta yang alokasi bantuannya berbeda dengan Sekolah Negeri.
Wahh, persoalan kebijakan KDM sebagai Gubernur Jabar yang fenomenal, ditanggapi berbagai lapisan elemen masyarakat.
Baik itu oleh NU struktural maupun kultural di Jabar, yang kerap kali berdebat di WA group kita, sehingga antar anggota group, jadi ramai saling bersahutan, dan saling bantai, berargument ria, sesuka-suka , sesuai dengan sudut pandang pemikirannya, sesuai dengan pengalaman bathinnya, dan sesuai juga dengan pemahamannya. Ada saja yang mengira bahwa ia lebih profesional dari KDM dalam mengurus organisasinya, yang ternyata, hanya mengurus sekelas lembaga di PWNU saja. Bukan sekelas mengurusi warga se- Jawa Barat, seperti KDM, hehehe.
Perdebatan di grup Keluarga Besar NU Jabar saja bak membuka front perang dunia ketiga, hahaha… Sehingga isi group, jadi ajang dialog peradaban, saling tarik ulur kepentingan, semua ingin damai walau diawali saling hantam. Hehehe.
Lalu terdengar pekik jeritan protes dari para pemerhati pendidikan, pelaku hak azasi manusia, para cendikiawan, serta masyarakat umum.
Eh, bahkan tak kalah seru, para pengangguran pun ikut ambil bagian dalam bersuara, semua menyoroti kebijakan KDM yang dianggap pintu masuk bagi mereka, untuk menunjukan integritasnya sebagai manusia paling faham permasalahan, dan paling tahu persoalan.
Waaduhh.
Ada yang pro KDM dengan programnya, ada juga yang galak bak Hanoman Obong yang membabi buta menghancurkan benteng istana Raja Rahwana.
Yang satu Hanoman, kesatria cerita pewayangan yang berwujud Kera, satunya lagi dianggap sebagai Rahwana, sang Dasamuka, Raja Raksasa yang tidak tahu diri dan merusak tatanan keadaban dan sosial yang sudah mapan.
Wahh ini sungguh jadi tontonan asik…
Semua keangkaraan muncul, baik dari sisi mereka yang merasa sebagai Hanoman, dan ia yang mewakili suara yang protes atas kebijakan KDM, yang sudah di anggap bak Rahwana oleh para memrotes kebijakannya.
Semua Kegaduhan itu, saat ini berputar, berseliweran, dan jadi kegaduhan di lini masa berbagai media.
Ini seakan jadi teriakan histeris, ada kekalutan, kemarahan, dan bahkan ada yang ingin mengobarkan semangat jihad melawan KDM, seperti semangat FPI, yang organisasinya telah di bekukan pemerintahan Jokowi hehehe.
Penulis nakal jadi teringat semangat anggota DPR RI saat Gus Dur jadi Presiden, dan ia membuat kebijakan yang buat jantung para Anggota DPR RI seakan ditempel alat kejut jantung, semua kaget, tidak terima, hingga kegaduhannya, jadi kegaduhan nasional di tahun 2001, gara gara soal Dekrit yang Gus Dur buat itu …hahaha.
Lalu akankah KDM yang sebagai Gubernur Jabar saat ini, ia akan seperti Gus Dur, yang sudah ia anggap seperti gurunya sendiri.
Dan KDM pun mencoba meniru ucapan Gus Dur dalam narasi berbeda, lalu dalam imajiner penulis nakal ia berkata,” Tidak ada orang dewasa yang protes atas kebijakannya, kecuali anak-anak TK yang ingin cari perhatian!”
Waadduuhh…!!
Bahaya omongan ini !
Omongan itu yang lebih berbahaya, bukan programnya, hahaha
Persis seperti halnya Gus Dur mengeluarkan Dekrit, bukan dekritnya yang berbahaya, tapi justru ucapan Gus Dur yang mengata’i para anggota DPR RI seperti anak TK, lalu ia ralat, dan di ganti narasinya, Bukan seperti anak TK, tapi malah jadi,” Anggota DPR RI yang Busuk…”
Waadduh.
Para anggota Dewan yang Protes kebijakan Gus Dur, oleh Gus Dur mereka lawan.
Lalu akankah Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat terpilih, yang di gadang-gadang gubernur idaman, juga di kata ia adalah titisan Prabu Siliwangi akan melawan para penghujat yang protes akan kebijakannya.
Jika Dedi Mulyadi itu anak Maung, dan punya darah Rahwana, maka sepertinya, Jawa Barat akan seperti Alengka, Hanoman obong akan menjelma dari banyak elemen, para wadya balad kera siap memporak porandakan Alengka…
Lalu, Gedung Sate pun bisa jadi ajang perebutan dan perang antara sebangsa Wadya balad kera Hanoman, dan para dasamuka Rahwana yang gagah perkasa, lantas… siapa nanti yang akan muncul sebagai Rama ?
Hanya Tuhanlah yang tahu
Hehehe…
Penulis Nakal
Bambang Melga Suprayogi M.Sn
Ketua LTN NU Kab. Bandung
Pengamat Hibah Pesantren yang jadi bancakan, dan sedang dalam masa pemantauan serta evaluasi KDM.
Baca juga resensi buku lainnya :
- Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.