HTI Tidak Anti-Pancasila, Ketua PBNU: Kita Doakan Saja Itu Benar
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto membantah kalau HTI itu anti dengan Pancasila dan bertentangan dengan UUD 1945. Ia menjelaskan, di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tertulis bahwa HTI adalah organisasi dakwah yang menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar. Bahkan, Ismail menyebutkan bahwa Pancasila dan khilafah bisa berjalan dengan beriringan.
Pembelaan-pembelaan itu disampaikan Ismail Yusanto dalam beberapa kesempatan dan dimuat beberapa media setelah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengumumkan pembubaran HTI pada Senin, 8 Mei 2017 karena dianggap bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Menanggapi hal itu, Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud mendoakan bahwa khilafah yang digaungkan HTI benar-benar tidak anti-Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Namun demikian, ia berharap pembelaan itu bukanlah sebuah kepura-puraan.
“Saya doakan semoga ini tidak taqiyyah (pura-pura). Tidak taqiyyah itu artinya di muka ya begitu, di omongan ya begitu, mau di sidang ya begitu, mau dihujat orang ya begitu, mau di website ya begitu,” katanya di Jakarta, Selasa (18/7).
Namun demikian, ia bertanya-tanya apakah HTI memang berpura-pura atau tidak karena apa yang disampaikan tersebut bertentangan dengan apa yang ada di website resmi HTI dan video-video HTI yang beredar yang menyatakan bahwa demokrasi dan Pancasila itu sistem kufur.
“Di websitenya, mudah-mudahan ini juga salah dan tidak benar, berbunyi sistem pemerintah Islam adalah sistem khilafah, bukan republik. Indonesia adalah republik. Terus sistem khilafah itu bukan sistem demokrasi, Indnesia sistemnya demokrasi,” urainya. (Muchlishon Rochmat/Zunus)
Sumber : NU Online