Kajian Kitab Kuning, Tangkal Radikalisme dan Terorisme
Majalengka – Merebaknya kasus radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama khususnya Agama Islam menjadi keprihatinan semua elemen bangsa. Tidak ketinggalan bagi Pondok Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam. Hal ini yang menjadi dasar kenapa Pondok Pesantren harus terus memberikan pemahaman keislaman yang kompleks dan tentunya nilai-nilai Rahmatan Lil ‘Alamin. Demikian disampaikan Ketua Dewan Asatidz Pondok Pesantren Darul Ma’arif Cikedung Desa Maja Utara Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, Aan Subarhan disela-sela aktifitas Kajian Kitab Kuning Bulan Ramadhan, (Sabtu, 19/5).
Ustadz muda ini juga mengatakan bahwa pemahaman islam yang kompleks bisa didapatkan dipondok pesantren yang mengajarkan tentang kajian-kajian kitab kuning warisan para kiai. “Memahami Islam tidak harus langsung kepada sumber utamanya Al Qur’an maupun Hadits akan tetapi melalui pembelajaran dan kajian kitab kuning bisa lebih mudah memahami Islam yang hakiki dan tidak akan salah jalan” katanya sambil tersenyum.
Khusus di Bulan Ramadhan, Aan mengungkapkan di Ponpes Darul Ma’arif diadakan kajian kitab kuning atau bisa disebut ngaji pasaran yang dibawakan oleh para ustadz seharian penuh. “Ponpes kami, setiap tahunnya rutin mengadakan kajian kitab kuning atau ngaji pasaran yang biasa diikuti oleh para santri, alumni ataupun masyarakat luas”, ujarnya didampingi Sekretarisnya Azhar Fahmi.
Hal ini dilakukan menurut Aan agar dengan mengkaji kitab kuning yang muatannya banyak menerangkan subtansi keislaman yang lebih ramah, toleran dan menjadi rahmat maka ada upaya prefentif bagi para santri, alumni maupun masyarakat untuk tidak memahami islam secara radikal terlebih lagi mengatas namakan Islam dalam terorisme. “Kitab kuning yang dikaji banyak mengajarkan tentang Islam yang ramah, toleran dan menjadi rahmat bukan Islam yang mengajarkan kekerasan, radikalisme bahkan terorisme. Adanya kajian ini sebagai ikhtiar awal agar terpahami dan terealisasikan Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin”, jelas Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Kaderisasi PC GP Ansor Majalengka ini.
Ditempat yang sama, Ketua Pelaksana Kajian Kitab Kuning Bulan Ramadhan, Muhammad Yusuf Ramadhan mengatakan hampir seharian selama bulan Ramadhan para ustadz mengisi pengajian kitab kuning yang dijadwal sesuai dengan kapasitas keilmuannya masing-masing. “Kita bagi jadwal pengajian menjadi empat shift yaitu pagi, siang, sore dan malam. Kitab yang dikaji mulai dari kitab fiqih, akhlak dan tauhid”, katanya.
Ia pun menambahkan biasanya kegiatan ngaji pasaran ini akan cukup antusias diikuti oleh para santri dikarenakan kitab yang dikaji merupakan kitab yang diluar pengajian seperti dihari-hari biasanya. “Alhamdulillah kalau ngaji pasaran begini biasanya para santri cukup antusias karena kitab yang dikaji kitab diluar kurikulum sehari-harinya”, tambahnya.
Diakhir perbincangan, pria yang biasa disapa Yusuf ini merasa bersyukur karena dengan adanya kajin kitab kuning bulan Ramadhan ini bisa memberikan ilmu yang luas tentang Islam dan bisa membimbing akhlak serta sikap para santri lebih ramah, sopan dan tawadhu. “Kami bersyukur, para ustadz disini terus memberikan wawasan keilmuan dan keislaman yang bersumber dari khazanah para kiai sehingga kami terus terdidik menjadi orang-orang yang bermanfaat dan dihiasi dengan akhlak yang ramah, sopan dan tawadhu”, pungkasnya.