The news is by your side.

Kekuatan Masjid Mampu Membantu Umat

Kekuatan Masjid Mampu Membantu Umat | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratMembantu, atau menolong wajib bagi sesama kita, jika itupun Allah memampukan kita untuk menolong dengan apa yang kita punya.

Apapun bantuan kita, jika bisa dengan harta, itu akan lebih baik.
Jika tidak dengan harta, bisa membantunya dengan mensupport, memberi semangat, mencarikan jalan keluar, atau hanya membantunya lewat doa, agar Allah langsung yang memberi kemudahannya.

Semua usaha kita dalam membantu, tentunya disesuaikan dengan kemampuan kita, dan tidak berlebihan, diluar kemampuan kita, hingga kitapun akhirnya mengalami kesulitan sendiri.

Membantu adalah hal yang sangat disukai oleh Allah, Nabi, dan para Orang-orang Soleh. Sehingga bab dalam membantu kesulitan orang lain, yang kita lakukan, oleh Allah diganjar dengan 73 ampunan dosa kita oleh Allah.

Rasulullah SAW dengan bersabda: “Barang siapa menolong orang yang sangat membutuhkan, maka Allah mencatatnya sebanyak 73 ampunan. Satu ampunan terdapat kebaikan semua masalahnya, yang 72 (menaikkan) derajatnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Baihaqi).

Pada masa Nabi, kaum Muhajirin Mekkah sangat berhutang Budi pada kaum Ansor di Madinah. Karena tidak hanya kaum Ansor menyediakan tempat tinggal, bahkan keperluan sehari-hari dari kaum Muhajirin di tanggung oleh saudara seimannya di Madinah.
Hingga akhirnya mereka bisa beradaptasi, dan bisa mandiri tanpa perlu di bantu lagi.

Menolong dengan cara apa para kaum Anshar pada kaum Muhajirin itu ?
Pastinya jika kita tilik dengan kacamata bahwa pada saat itu adalah masa sulit, yang dihadapi tidak hanya oleh kaum Muhajirin. Cara membantu kaum Anshar adalah membantu saudaranya dengan semangat kegotong royongan.

Apa yang terjadi kemudian dengan adanya saling tolong menolong itu ?

Kaum Muhajirin dan Anshar, semakin solid, kedekatan mereka akhirnya memberi kekuatan dan dampak signifikan bagi laju dan kesuksesan dakwah Nabi, hingga akhirnya, itu dibuktikan dengan Fathu Mekkah, atau pembebasan Mekkah, sehingga kaum Muhajirin dapat kembali ke kota kelahirannya Mekkah.

Bagaimana cara menolong kaum Muhajirin itu ?
Ternyata cara menolongnya dilakukan secara bahu membahu, ditanggung bersama, dilakukan oleh semua.

Dari buku yang di tulis oleh Rafy Sapuri, dalam bukunya Kisah-Kisah Teladan. Ummu Ala, seorang wanita Anshar yang telah berbait kepada Rasulullah SAW menggambarkan ke Kharijah bin Zaid ibn Tsabit bahwa Utsman ibn kaum Anshar sampai mengadakan undian untuk menentukan siapa yang harus ketempatan kaum Muhajirin dan kaum Anshar juga membagi hasil panen mereka kepada kaum Muhajirin.

Begitulah cara menolong yang efektif.
Ditanggung bersama, membantu semuanya.

Lalu bagaimana dengan cara menolong sesama saudara kita saat ini yang sedang ada dalam kesulitan, kepailitan, dan terhimpit hidupnya hingga tak bisa berpikir jernih.

Khusus dalam lingkup di lingkungan masyarakat kita, mestinya para pengurus adalah orang yang peka pada keadaan sekitar, apakah pengurus RT, RW, atau pengurus Masjid nya.

Semuanya harus membiasakan membuka diri, sensitif pada kondisi setempat, dan memiliki informasi sebagai data, yang didapat dari warganya langsung, yang memang sedang mengalami kesulitan. Atau dari info tetangga lainnya, terkait warga yang mengalami kesulitan tersebut.

Tidak semua dalam lingkungan masyarakat adalah orang susah!
Dan ada saja orang yang memiliki kelebihan harta benda, yang bisa menyisihkan rezekinya untuk membantu sesamanya dilingkungan setempat.
Kekuatan inilah yang mestinya terdata, kerkoordinir.

Hingga ada suatu badan yang mampu berkerja secara cepat membantu masyarakatnya.

Lalu, pengurus RT, RW, dan Pengurus DKM adalah membuat Masjidnya memiliki kemampuan dalam membantu warganya, dan itu di sokong oleh seluruh lapisan masyarakat setempat, yang memiliki kepedulian sosial untuk membantu saudaranya di lingkungan tempat tinggalnya.

Dan ketika komponen masyarakat sudah semuanya membuka diri, dan kepengurusan di lembaga terkecilnya membiasakan sigap membantu warga, maka akan tercipta kondisi kekuatan dalam masyarakat itu, yang akhirnya kesolidan dalam masyarakat akan kuat terbangun, dan berdampak positif.

Jika masih bisa ditangani oleh kekuatan pemberdayaan dari Masjid, atau rumah ibadah lainnya dalam membantu masyarakatnya, itu bagus !

Namun jika tidak, jangan berdiam diri…karena hal ini bisa diteruskan ke pihak kelurahan, atau kecamatan, ataupun ke dinas sosial untuk berkoordinasi, agar warga masyarakat kita bisa terus terbantu.

Dan ternyata budaya tersebut sepertinya belum pernah ada !
Ini sebenarnya bisa kita usahakan, hanya perlu inisiatif dari komponen masyarakat yang memiliki kewenangannya saja.

Kapan inisiatif itu akan muncul ?
Jika tak dimulai, kita tak akan pernah tahu seperti apa kepelikannya.
Namun selalu ada jalan keluar terbaik, saat langkah positif kita sudah dimulai.

Dan mari jadikan Masjid, rumah ibadah kita, menjadi tempat pertama yang mampu membantu kesulitan warga terdekat dilingkungan kita.
Insyaallah.

Bambang Melga Suprayogi M.Sn
Ketua Bidang Badan Potensi Dewan Kemakmuran Masjid (DMI) Kabupaten Bandung.
Ketua LTN NU Kabupaten Bandung.

Leave A Reply

Your email address will not be published.