Ketika Agama Menghadapi Tantangan Sains dan Teknologi, Renungan Muharram 1441
Sebagai umat Islam, kita meyakini agama memiliki keabadian dan akan memandu masyarakat, tetapi keyakinan saja tidak cukup. Bahwa dunia terus berubah yang menyebabkan para ahli agama harus terus mampu melakukan tafsir ulang yang kontekstual sesuai dengan zamannya. Pengalaman era kegelapan ketika agama memaksakan kebenarannya telah menyebabkan kerugian bagi semua pihak. Kayakinan bumi datar, misalnya, dengan menggunakan pendekatan agama yang sempat ramai baru-baru ini padahal sains telah membuktikan bahwa bumi bulat menjadikan banyak orang mengernyitkan dahi.
Al-Qur’an memberi panduan dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi tidak dalam tataran yang sangat teknis. Dan hal itu sangat tepat karena membuka ruang tafsir yang konteksual sesuai dengan zaman yang ada. Kehidupan yang kita jalani sekarang ini dengan segala kemudahan teknologinya tak terbayangkan pada era beberapa abad sebelumnya. Mungkin saja beberapa abad yang akan datang, kehidupan sudah sedemikian jauh dengan imajinasi kita saat ini. Pertanyaannya, sejauh mana agama mampu memandu masyarakat? Ini tentu tergantung pada kemampuan para tokoh agama yang mampu menunjukkan bahwa agama memberi pencerahan sebagaimana ketika pertama kali muncul. Inilah yang perlu kita renungkan pada momen baru Hijriah 1441 ini. (Achmad Mukafi Niam)
Sumber : NU Online
Buku lain :