Kiai Ma’ruf Amin: Rahmat Dekat dengan Kebaikan
Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyatakan Nahdlatul Ulama (NU) berkomitmen untuk terus membantu negara dalam upaya pemberdayaan.
Demikian disampaikan Kiai Ma’ruf saat sambutan peresmian pembangunan dan renovasi Gedung PBNU 2 di Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat, Kamis (5/4) sore.
Ia memaparkan pemberdayaan dibagi menjadi dua. Pertama adalah pemberdayaan ekonomi umat, dan hal ini bagi NU termasuk fardu kifayah.
“NU harus ambil bagian seperti disebutkan bahwa fardu kifayah itu menangkal dan menghilangkan bahaya kelaparan agar tidak sampai ke tingkat bahaya,” ujarnya.
NU juga harus turut menghilangkan kekurangan sandang dan pangan baik Muslim maupun non-Muslim. Kiai Ma’ruf Amin menyebut hal itu sesuai ilmu fikih termasuk menghilangkan mudarat (keburukan).
“Mengambil upaya pemberdayaan tidak hanya warga NU, tapi juga seluruh warga bangsa,” tegas kiai yang juga Ketum MUI.
Penguatan kedua, sambung Kiai Ma’ruf, adalah dalam ekonomi bangsa.
“Kita terus terang memimpikan negara ini tidak hanya menjadi negara pengimpor, tapi pengekspor. Kita ini selama ini apa-apa impor. Garam impor, jagung impor. Kita harus mengubah negara ini agar berjaya,” ungkap pengasuh Pesantren Annawawi Tanara, Serang, Banten.
Menurut Kiai Ma’ruf untuk menjadi negara yang berjaya melalui ekspor, potensi sumber daya yang Indonesia miliki terbilang cukup.
“Sumber daya kita cukup. Sumber daya manusia kita cukup, sumber daya alam kita cukup,” katanya.
Kalaupun ada kekurangan adalah dalam hal teknologi dan permodalan, namun sebenarnya hal tersebut dapat diatasi.
“Tinggal bagaimana komitmen Pemerintah mengubah negara ini menjadi negara pengekspor. Kita harus lakukan lompatan yang besar,” tambahnya.
Dalam upaya itu, Kiai Maruf menyatakan NU bukan berada di belakang, tetapi di samping, artinya bersama-sama negara berjuang mewujudkan negara Indonesia yang berjaya.
“(Jika bersama-sama) insyallah kita akan berhasil,” ujarnya.
Bagi NU, adanya gedung baru merupakan fasilitas dan motivasi untuk bekerja lebih keras mencapai keberhasilan. Adapun keberhasilan merupakan rahmat Allah.
“Rahmat Allah itu dekat kepada orang yang mau bekerja dengan baik,” pungkasnya. (Kendi Setiawan)
Sumber : NU Online