The news is by your side.

KPI dan Peran Media Songsong Pilkada di Tengah Pandemi

Bagi Agung, masyarakat masih lebih percaya kepada informasi dari TV dan radio daripada youtube.
Salah satu kekhawatiran terbesar dalam Pilkada 2020 adalah minimnya partisipasi publik. Hal ini merujuk  pada pengalaman pemilihan umum di 18 negara yang dilaksanakan saat pandemi. Sebanyak 16 negara mengalami penurunan partisipasi pemilih karena gagal mensosialisasikan rasa aman saat melakukan pencoblosan. Angka partisipasi pemilih di Perancis, menurun dari 63.6%  menjadi 44.7%. Kemudian di Australia dari yang sebelumnya 83% menjadi 77%. Lalu, Iran dari sebelumnya 60.09% menjadi 42.32%. Mali dari 42.7% menjadi 7.5% (sumber: http://kpi.go.id/). Maka diperlukan strategi khusus untuk menangani Pilkada di tengah pandemi Covid-19 ini, khususnya di Jawa Barat.

Mencermati hal di atas, sebagai lembaga resmi negara yang independen,  KPI harus berkolaborasi dengan berbagai pihak, untuk terus berupaya mendorong peran aktif lembaga-lembaga penyiaran guna menyampaikan pesan-pesan positif, edukatif dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif. Hal ini yang akan mengikis kekhawatiran khalayak akan minimnya partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2020. Komisi Penyiaran juga harus membuat standar khusus bagi lembaga-lembaga penyiaran sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Hal ini sangat dibutuhkan, karena selain kesuksesan Pilkada, semua lembaga negara harus juga berpartisipasi dalam menekan penularan Covid-19.

Kenapa KPI harus menggandeng lembaga lain utuk suksesnya Pilkada serentak? Karena kewenangan KPI terbatas hanya pada siaran televisi dan radio. Hal inilah yang kadang membuat persepsi masyarakat salah dalam menilai tugas dan fungsi KPI itu sendiri. Dibutuhkan kolaborasi KPI, Menkomminfo, KPU, Bawaslu, Komisi Informasi Publik, dan lembaga-lembaga terkait lainnya, untuk bersama-sama mengawasi konten yang beredar di tengah masyarakat, utamanya saat sensitifitas meninggi, yaitu saat perhelatan Pilkada. Inilah ujian dan tantangan buat semuanya, menciptakan Pilkada damai dengan partisipasi publik maksimal. Dan tentu saja, kita berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu, agar kehidupan baru dapat segera kita jalani. Tentu saja dengan semangat dan gairah yang baru.      

Penulis, Pengurus Lajnah Ta’lif wa Nasyr (Lembaga Penerbitan dan Penyiaran) PWNU Jawa Barat.

Baca juga resensi buku lainnya :

  • Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
  • Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
  • Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.