Liputan Media Muhammadiyah : Menguping Pembicaraan NU – Muhammadiyah Akhir Pekan ini
Sambut Tahun Politik, Muhammadiyah dan NU Sepakat Membangun Kondusifitas

“Suasana yang kondusif dalam kehiduapan kemasyarakatan dan keberagamaan di tengah era sosial media membutuhkan kehatian-hatian yang lebih. Mengingat bertebarannya berbagai macam informasi hoaks, ujaran kebencian dan fitnah yang berpotensi mengganggu keutuhan bangsa,”ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pada Jum’at (23/3) dalam silaturahim antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Pengurus Besar NU (PBNU).
Haedar menambahkan, Muhammadiyah dan NU turut berkomitmen untuk menghadirkan narasi yang mencerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar dalam bentuk penguatan dan peningkatan literasi digital sehingga terwujud masyarakat informatif yang berkahlakul karimah.
Tahun politik merupakan bagian dari dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika melihat proses yang cukup panjang, dimulai dari orde lama hingga reformasi, seharusnya pemikiran dan perilaku berpolitik elemen bangsa semakin dewasa.
“Kita harus semakin akil balik dalam berbangsa dan bernegara, jangan kekanak-kanakan, seburuk-buruknya orde baru, dan pengalaman dari orde lama, serta reformasi, seharusnya telah membuat kita semakin dewasa sebagai bangsa,”tutur Haedar.
Haedar melanjutkan, telah menjadi tugas Muhammadiyah dan NU dalam membingkai para elit agar memberi contoh bagi masyarakat, baik dalam menjaga moralitas, dan akhlak. Haedar juga berpesan agar para elit selalu mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
“Mari kita kawal tahun politik ini dengan segala dinamikanya, jangan terlau sensitif, dan cengeng,” tegas Haedar. (adam)
Sumber : Muhammadiyah.or.id
Pertemuan Muhammadiyah dan NU, Bersatunya Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan
JAKARTA, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Bersatunya Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan, menjadikan Islam Nusatara yang Berkemajuan atau Islam Berkemajuan yang menusantara. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, saat bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj membuka silaturahim keluarga besar Muhammadiyah dan NU di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Jumat (23/3).
“Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan akan terus menjadi garda terdepan, Insya Allah Indonesia akan tetap terus bertahan,” kata Haedar.
Menurut Haedar, Keberislaman kita di republik ini terus berproses untuk menjadi umat terbaik, “Perekatan kebersamaan yang terus dibangun atas kemauan kita untuk terus maju, ini yang menjadi kekuatan Islam Indonesia sebenarnya. Kolektivitas kebersamaan itu karakter masyarakat Indonesia dalam keberagaman, biarpun kita bermacam-macam aliran, paham dan golongan tapi kita Indonesia,” ujar Haedar.
“Sesungguhnya Muhammadiyah dan NU telah melakukan pemberdayaan ekonomi umat sampai ke bawah, tinggal sekarang kita ingin bermitra lebih kuat dalam satu kebersamaan bersama pemerintah yang punya kewajiban konstitusional ahar kebijakan kebijakam ekonomi itu betul-betul pro keadilan sosial, untuk jabaran operasional kami akan segera merumuskan,” tambah Haedar.
Muhammadiyah dan NU, kata Haedar tetap konsen mengawal itu agar kesenjangan sosial ini menjadi komitmen seluruh kekuatan bangsa, termasuk yang ingin maju pada politik 2019 harus meletakkan agenda mewujudkan keadilan sosial sebagai visi utama konstestasi politik nasional.
Pada kesempatan yang sama, Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, NU dan Muhammadiyah memiliki banyak kesamaan pandangan, termasuk terkait dengan masa depan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satunya mengenai optimisme mengenai Indonesia. Baik NU dan Muhammadiyah yakin eksistensi Indonesia tetap terjaga.
“Kami yakin Indonesia akan selamanya tetap ada, dengan syarat bangsa yang beriman, bertakwa, berbudaya. Insya Allah,” ujar Kiai Said saat ditanya terkait kekhawatiran Indonesia bubar pada 2030.
Pada pertemuan yang bertema Mewujudkan Islam yang Damai dan Toleran Menuju Indonesia yang Berkeadilan itu Ketua umum Haedar Nashir didampingi Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, Bendahara Umum Suyatno, Bendahara Marpuji Ali, dan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Yassin Tohari, sementara dari PBNU Kiai Said didampingi Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini, Bendahara Umum H Ing Bina Suhendra. (dzar)
Sumber : Muhammadiyah.or.id
Haedar: Dengan Semangat Optimisme Indonesia Akan Tetap Utuh Sampai Kapan Pun
JAKARTA, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan pertemuan antara NU dan Muhammadiyah hari ini bukan sekadar silaturahim biasa, tetapi ingin membangun semangat Islam Indonesia yang memiliki kebersamaan dalam keutuhan ke-Indonesiaan, merajut kebersamaan, tetapi juga Islam maju yang menjadi rahmatalil’alamin.
“Kalau NU dan Muhammadiyah sudah satu visi seperti ini dalam membangun bangsa, Insya Allah yang lain akan mengikuti”, kata Haedar.
Eksistensi dan masa depan Indonesia, lanjut Haedar, bahwa kita harus punya optimisme, Indonesia akan tetap utuh sampai kapan pun. Haedar menambahkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang beriman dan bertakwa.
“Baik negara maupun komponen bangsa yang lain tidak boleh menjauhkan diri apalagi menegasikan eksistensi bangsa Indonesia yang beriman dan bertakwa, dasar negara sila pertama, komitmen ini penting, makanya kami yakin,” ungkap Haedar.
Haedar memberi pesan bahwa generasi baru tidak boleh menyerah pada keadaan yang dewasa ini terjadi di indonesia, generasi muda harus tetap optimis dan menggelorakan optimisme itu.
“Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan akan terus menjadi garda terdepan, Insya Allah Indonesia akan tetap terus bertahan,” kata Haedar.
“Sesungguhnya Muhammadiyah dan NU telah melakukan pemberdayaan ekonomi umat sampai ke bawah, tinggal sekarang kita ingin bermitra lebih kuat dalam satu kebersamaan bersama pemerintah yang punya kewajiban konstitusional ahar kebijakan kebijakam ekonomi itu betul-betul pro keadilan sosial, untuk jabaran operasional kami akan segera merumuskan,” tambah Haedar.
Muhammadiyah dan NU, kata Haedar tetap konsen mengawal itu agar kesenjangan sosial ini menjadi komitmen seluruh kekuatan bangsa, termasuk yang ingin maju pada politik 2019 harus meletakkan agenda mewujudkan keadilan sosial sebagai visi utama konstestasi politik nasional. (dzar)
Sumber : Muhammadiyah.or.id