Mati Cara NU
Toufik Imtikhani, SIP – Setiap makhluk yang Allah ciptakan, akan berakhir dengan kematian. Termasuk makhluk manusia yang mulia ini. Semua ciptaan Allah akan rusak, berakhir, mempunyai ajal, dan menjumpai kematian. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah dalam beberapa surat dan ayat. QS: Ali Imran 185 Menerangkan bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan mati. Jin, Malaikat, hewan, tumbuhan, bahkan alam semesta, semuanya akan binasa.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
- Jumu’ah ayat 8 menegaskan bahwa kematian itu akan mendatangi manusia.
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Ada satu kisah menarik yang terjadi pada seseorang umatnya Nabi Sulaiman AS, yang mengetahui kehadiran malaikatul maut Izrail AS dalam majelis Sang Nabi, dan selalu menyapukan pandangannya kepada orang tersebut. Laki-laki tersebut menyadari bahwa dirinya mungkin akan segera mendapatkan giliran kematian berikutnya, sehingga meminta bantuan Nabi untuk “ melarikan “ dirinya dari ajal. Nabi kemudian memerintahkan angin untuk membawa seorang dari umatnya tersebut ke negeri Cina. Namun apa yang terjadi, baru saja ia turun dan menapakkan kakinya di Cina, malaikat Izrail telah menunggunya di saat yang tepat. Hal ini pun menunjukkan bahwa ajal tidak dapat dimajukan, dan tidak pula dapat diundurkan. (QS: An Nahl.61 ).
Setiap muslim, menghendaki kematian yang baik. Al qur’an menggambarkan kematian yang baik adalah kematiian dalam keadaan sebagai seorang muslim. Dalam keadaan berserah diri ( Ali Imran 102 ). Tenang, ridlo dan meridloi, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al fajr 27-30.
Pendek kata, semua orang menyadari bahwa dirinya akan mati. Pengetahuan ini bisa di dapat dari ilmu agama, atau pengalaman sehari-hari yang melihat orang-orang di sekelilingnya atau yang dicintainya meninggal dunia. Hanya perbedaannya antara orang mu’min dan kafir adalah, orang mu’min selalu mengingat kematian dan beriman terhadap akhirat, termasuk alam kubur, nikmat dan siksa kubur, hari berbangkit, balasan syurga atau neraka. Sedang orang kafir berpikir seolah-olah dirinya akan hidup lama, seribu tahun lagi, kata penyair Khairil Anwar. Atau sebagian berpikir hidup hanya sekali, makanya digunakan untuk bersenang-senang, tidak percaya alam akhirat, tidak percaya nikmat dan siksa kubur, tidak percaya hari berbangkit, tidak percaya balasan syurga atau neraka.
Buku lain :
Amazing