Mau Masuk Surga
Bambang Melga Suprayogi M.Sn – Setiap manusia berharap akhir kehidupannya itu Husnul khatimah, meninggal dalam keadaan baik, mulya, terpuji, dan ia yang wafat dengan hal itu, otomatis akan diberi kebaikan di alam akheratnya, akan diberi jalan kemudahan baginya menjadi penghuni Surga.
Yaa, kehidupan disurga adalah gambaran yang semua manusia inginkan, bisa hidup bahagia, bisa mendapat kenikmatan, bisa melakukan apapun, bahkan beberapa ustad di sosial media, malah gembar gembor, bahwa manusia nanti di surga sana, bisa mendapatkan pendamping 72 bidadari yang siap akan melayaninya 24 jam !
Dan keasyikan hidup di Surga itu adalah kenikmatan yang tiada taranya.
Kaitan surga di alam akhirat, dan kehidupan yang sekarang kita jalani di dunia, merupakan satu tarikan benang lurus, yang seharusnya telah kita buat pengait awalnya saat kita diberi kesempatan hidup didunia.
Apa pengait awal yang kita buat itu ?
Seperti halnya dalam kita melakukan setiap perbuatan, ada maksud, atau niatan yang melandasi apa yang akan kita lakukan.
Niat atau maksud tersebut, merupakan sebuah perencanaan, “planning,” atau tujuan tertentu yang kita siapkan untuk mencapai sasaran, dan dengan didasari itu, maka apa yang akan kita capai, atau yang mau kita maksud, semuanya sudah terencana, walaupun niat itu kita tegaskan hanya didalam hati, tampa ada orang lain yang tahu.
Artinya, Surga atau tujuan untuk mencapai surga, adalah rencana kita yang sudah harus kita tanamkan dalam pikiran, perbuatan, dan aktualisasi kita untuk mencapai itu. Ini yang akan memotivasi seluruh perilaku kita, selama di dunia, untuk siap menjadi penghuni surga seperti yang kita mau.
Dan dengan adanya niat, diperkuat dengan motivasi kita, hidup kita di dunia pada akhirnya, merupakan pengimplementasian dari menerapkan sosok manusia surga yang kita bawa ke dunia, di mana awal kehidupan kita pada saat ini, adalah sebuah usaha manusia dalam mengolah dunianya, bercocok tanam yang baik, menjadi petani kehidupan yang sukses, sehingga pada saatnya nanti kita memanen, hasilnya akan membuat kita mendapatkan hasil yang berlimpah, hasil yang sukses, karena kita telah menggarap kebun dunia, sawah kehidupan kita dengan baik selama di dunia.
Lalu adakah yang sudah memiliki konsep kesadaran seperti ini selama kita hidup saat di dunianya ?
Surga itu Istimewa !
Ia bagaikan harta berharga, yang diperebutkan oleh siapapun !
Si miskin mau surga,
Si kaya mau surga.
Manusia beriman dan tak beriman mau surga.
Manusia biasa, pejabat pemerintahan, para tokoh agama, tokoh masyarakat, semua kalangan…
Baik artis dan pecundang, mereka semua mau surga !
Bahkan orang gilapun, kebagian ingin di surga !
Ada ulama, ia mau dan menginginkan surga, karena ia merasa selama hidupnya di dunia, ia selalu menyerukan kesadaran surga dengan iming iming 72 bidadari. Maka yang ia dakwahkan adalah menitik beratkan pada tujuan atau niatnya, dalam mendapatkan bidadari tersebut!
Allah nya ia lupakan !
Sehingga setiap statement atau sisi nilai dakwahnya, jauh dari kepatutan seorang alim, yang seharusnya memberi pencerahan yang bermanfaat bagi umat.
Yang ada, ia sumber provokasi, sumber masalah, sangat meresahkan, tapi apa daya, umat hanyalah jadi pendengar, tak mampu meluruskan bicaranya, karena tak memiliki otoritas untuk mengingatkan atau melarang… Malah pendukungnya banyak, dan galak-galak, ia sendiripun anti kritik, dan bagi yang berani mengkritik, malah mereka di anggap menistakan ulama….!
Akhirnya bicaranya semakin menjadi-jadi, dan Islam sebagai keyakinan yang agung ini, tercoreng marwahnya, di sebabkan adanya figur yang tidak tahu caranya menempatkan permata berharga, di tempat yang sesuai dengan keberhargaannya itu.
Ustad lainnya malah sempat sangat seronok, ia menyampaikan didepan jamaahnya, dalam suatu acara siaran langsung di media TV, bahwa di surga sana, manusia bisa pesta sex !
Padahal ia belum juga saat itu menikah, tapi ucapannya sudah sangat lantang bicara, adanya hubungan resmi, hubungan suami istri, yang secara sadar, sekalipun itu, belum ia rasakan langsung nikmatnya hubungan suami istri itu di dunia !
Jika kita mencermati mereka yang memiliki impian surga, sebetulnya apa yang mereka cari ?
Kenikmatan surganya atau bisa bertatapan dengan pemilik kita, Al Khaliq, sang maha pencipta kita.
Para calon penghuni surga, yang sedang bertanam kebaikan di alam dunia saat ia berkesempatan hidup sekarang ini, mereka sibuk memasang kaitan kesinergian yang terus mereka bangun, dengan banyak berbuat ;
Kebermanfaatan hidup.
Keagungan perilaku
Keluruskan niat
Kebaikan dalam ucapan, tindakan, dan segala apa yang menjadi perbuatannya, baik itu dengan lisan dan tulisan yang menginspirasi, dan bermanfaat, sehingga walau mereka bukan ustad, bukan ulama, bukan orang yang memiliki derajat kepangkatan titel keagamaan, namun apa yang mereka lakukan, adalah bukti diri, bahwa ia merupakan manifestasi dari apa yang Rosululloh inginkan, yakni…
Menjadi manusia yang paling baik, manusia yang banyak memberi kebermanfaatannya.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a.)
Surga ternyata di buka dari pintu itu, pintu kebermanfaatan diri !
Apapun bentuk kebermanfaatannya.
Dan Allah sebagai pemilik Surga, Ia sangat teliti dengan semua niatan mahluknya yang tersembunyi.
Malu jika niatan kita selagi di dunia, hanya untuk menuju sorga !
Bukankah dengan niatan kita, untuk bisa memandangi apa yang kita rindukan, yakni bisa menatapNya, adalah lebih dari semua kenikmatan Surga itu sendiri !
Lalu apakah kita mau mencari yang lainnya ?
Mari kita lihat munajat sekarang wanita suci, Rabiah Al Adawiyah…
Wahai Tuhanku. Sesudah aku mati.
Masukkanlah diriku ke dalam neraka.
Dan jasmaniku memenuhi seluruh ruangan neraka.
Sehingga tidak ada orang lain yang dapat dimasukkan kesana.
Wahai Tuhanku.
Bilamana aku menyembah-Mu karena takut neraka, jadikanlah neraka kediamanku.
Bilamana aku menyembahmu karena gairah nikmat surga.
Maka tutuplah pintu surga selamanya untukku…
Tetapi, bila diriku menyembahMu karena Dikau semata.
Maka jangan larang diriku untuk menatap keindahanmu yang abadi…
Wahai Tuhanku, segala upaya keinginanku, kesibukanku dan kesenangaku di dunia ini adalah hanya untuk mengingat-Mu, dan segala hal yang akan datang di akhirat nanti hanyalah untuk menemui-Mu.
Inilah diriku yang sebenarnya, sebagaimana yang telah kunyatakan ; sekarang, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki.
Akhirnya kita tersadar, Surga itu milikNya.
Lantas siapa yang akan kita rindukan ketika kehidupan kita telah berpindah alam !
Surga, atau kah Dia, Tuhan, Allah Azza Wa Jalla ?
Untuk yang cerdas, kita tentunya memilih memandang wajahNya.
Untuk yang teriming-imingi bidadari, bolehkah surga jadi tujuannya.
Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat
Bambang Melga Suprayogi M.Sn