The news is by your side.

NAHDALATUL ULAMA ADALAH ORGANISASI KADER

Membuat tiap kader bekerja dan mengerti tugas serta fungsinya bagi organisasi tentu bukanlah pekerjaan mudah. Benturan-benturan karena perbedaan kepentingan seringkali menghanguskan kewajiban bahwa kader harus berbuat untuk kepentingan organisasinya yaitu agar Nahdlatul Ulama mampu melakukan agenda-agenda secara efektif. Atas nama kepentingan pribadi tiap orang menyatakan alasan bahwa tindakan-tindakannya sah atas nama kepentingan dirinya bukan atas pertimbangan kepentingan organisasi. Berkali-kali saya kemukakan bahwa jika semua kader rela melepaskan ego pribadi, kepentingan kelompok untuk bersama-sama memajukan organisasi maka kerja-kerja kita akan melesat cepat. Perbedaan kita soal kepentingan seringkali menjadi sebab benturan yang teramat keras, statement statement yang terasa menusuk hati, dan kadang perpecahan itu memakan waktu yang lama.

Kita diajarkan oleh pendahulu kita untuk mencairkan perbedaan meski itu sangat tajam dengan cara-cara bijak. Tiap bahsul masail kita berbeda pendapat, tiap muktamar kadang perbedaan itu begitu tajam. Muktamar 33 Jombang misalnya perbedaan pendapat begitu sulit menemui titik temu. Hingga Gus Mus menyindir kita sambil menangis “untuk bisa menjadi saudara sesama Nahdliyyin saja kita begitu sulit, apalagi menjadi saudara sebagai warga bangsa dan sesama manusia”. Dibutuhkan cara-cara cerdas, keihlasan untuk saling memaafkan, kemauan untuk terus mau mendengarkan pendapat. Tiap orang punya banyak alasan dan cara bagaimana dia berikhtiar bagi kebaikan dirinya maupun organisasinya. Kemauan itu adalah watak dasar para pendahulu kita agar kita terus bisa diikat dalam tali yang longgar.

Sekali lagi jangan takut berbeda pendapat sekeras apapun, tapi mari kita selesaikan dengan cara-cara yang dicontohkan para pendiri Nahdlatul Ulama. Semua Kader adalah asset yang berharga, perbedaan cara berfikirnya adalah asset yang luar biasa. Dan ruang pengabdiannya bagi bangsa adalah cara beramal saleh yang sangat berguna. Malu kita jika tak mampu bersaudara sesama warga nahdliyyin bagaimana kita bisa menjadi rahmat bagi semesta. Dengan kesadaran bersama kita pasti bisa.

Leave A Reply

Your email address will not be published.