Peringati 15 tahun Paska Tsunami Pangandaran, PMII Pangandaran Gelar Do’a Virtual Bersama
Bertepatan dengan momentum 15 tahun paska tsunami pangandaran yakni pada tanggal 17 juli 2021 PMII pangandaran gelar do’a bersama secara virtual di kediaman masing-masing, tsunami pangandaran 15 tahun silam, kini menjadi sejarah kelam pangandaran.
Pembacaan Do’a tersebut dipimpin oleh Ujang Sirojul Fauzi salahsatu kader PMII STITNU Alfarabi, selain mendoakan korban tsunami 15 tahun yang sudah berlalu itu, do’a bersama virtual juga bertujuan agar supaya kader PMII dijauhkan dari marabahaya, bencana juga wabah yang sedang melanda di negri ini, khususnya di pangandaran.
Menurut Santana mardian wakil ketua dua bidang eksternal PMII Komisariat STITNU Alfarabi, kegiatan itu diberlangsungkan dalam rangka mengenang tragedi bencana alam yang pernah menimpa pangandaran, maka dari itu selayaknya kita harus menanamkan rasa kepedulian melalui doa serta tahlilan.
“Terlebih mahasiswa pangandaran yang tergabung dalam PMII dimana notabene ini merupakan sejarah kelam yang pernah menimpa daerahnya,”ungkap Santana.
Lanjutnya, ini ungkapan do’a yang bisa disampaikan secara virtual terhadap seluruh kader dikarenakan harus tetap mematuhi protokoler kesehatan, sehubungan dengan itu sekalian kita juga mendoakan anggota, kader dan masyarakat pangandaran agar senantiasa bisa terhindar dari wabah.
Tsunami pangandaran merupakan tragedi alam yang pernah menimpa pangandaran di tahun 2006 tepatnya pada tanggal 17 juli yang limabelas tahunya bertepatan hari ini, tsunami melanda sebagian daerah dipangandaran yang notabene letak geografisnya berbatasan langsung dengan laut selatan jawa menghadap langsung ke samudra hindia, banyak korban jiwa atas kejadian tersebut, duka sempat terasa lama paska kejadian itu.
“PMII sebagai mahasiswa generasi annahdliyah juga senantiasa harus membudayakan tahlil sebagai kebiasaan dari kiyai-kiyai sewaktu dipesantren,” pungkas Santana.
Berlangsung dari sekitar pukul dua puluh waktu Indonesia barat, kegiatan do’a bersama itupun berakhir sampai dengan sekitar pukul duapuluh satu waktu indonesia barat dan diakhiri dengan solawat gusdur serta foto bersama.