Perkuat Pemahaman Ke-NU-an Pengurus DKM, LTM NU Sumedang Gelar Pelatihan Muharrik Masjid
Saat ini ada warga NU yang menjadi ketua atau pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) tapi tidak faham dengan NU. Sehingga ketika ada orang yang ingin merubah ideologi Negara Indonesia datang ke Masjid untuk berdakwah, oleh ketua DKM tersebut dipersilahkan untuk masuk saja. Ini contoh orang NU yang tidak faham dengan NU.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang, Haji Sa’dulloh, dalam membuka kegiatan Pelatihan Muharrik Masjid yang diselenggarakan oleh Lembaga Ta’mir Masjid (LTM) NU Kabupaten Sumedang. Pelatihan yang dihadiri oleh 65 orang para pengurus DKM dari tiap-tiap kecamatan se-kabupaten Sumedang ini dilaksanakan di Aula PCNU Sumedang, Sabtu (2/12/2017).
Menyikapi fenomena tersebut diatas, lanjut Haji Sa’dulloh, PCNU Sumedang melaui LTM NU cepat tanggap dengan melaksanakan pelatihan muharrik masjid seperti ini. Mudah-mudahan para peserta yang hadir disini bisa mensosialisasikan hasil pelatihan ini ke setiap pengurus DKM yang ada di kecamatan masing-masing.
Hampir semua masjid di Sumedang didirikan oleh warga NU. Oleh karena itu, warga NU lah yang paling berhak mengurus masjid-masjid. Alhamdulillah sampai saat ini sudah 800 masjid di Sumedang yang sudah di-SK-kan sebagai masjid NU oleh LTM NU Sumedang. Targetnya sampai akhir tahun 2018, kami ingin LTM NU Sumedang dapat meng-SK-kan 1.300 masjid di wilayah Kabupaten Sumedang.
Sementara ketua LTM NU Sumedang, Eman Sulaeman, mengatakan bahwa ada beberapa masjid di Sumedang yang sudah dimasuki oleh orang-orang yang ideologinya tidak sefaham dengan NU. Oleh karena itu sangat penting pelatihan muharrik masjid ini dilaksanakan.
Semoga setelah selesai pelatihan ini semua pengurus DKM di Sumedang bisa merapatkan barisan untuk menjaga masjid, karena masjid merupakan benteng pertahanan NU dan NKRI, tutup Eman Sulaeman. (Ayi Abdul Kohar)