Pesantren Prioritas Pengenalan dalam Pameran Pendidikan Islam Internasional
Pameran Pendidikan Islam Internasional (International Islamic Education Expo) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada 21-24 November 2017 di ICE-BSD City Serpong, Tangerang Selatan, Banten menempatkan pesantren sebagai salah satu prioritas dalam mengenalkan pendidikan Islam khas Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin, selama ini pesantren diakui sebagai satu-satunya lembaga pendidikan Islam yang mempunyai distingsi atau kekhasan.
Bahkan menurut Doktor lulusan Universitas Bonn Jerman ini, pesantren tidak hanya menyelenggarakan pendidikan dengan model dan kurikulum yang khas, tetapi juga berhasil memadukan paham keislaman dengan nilai-nilai keindonesiaan.
“Pesantren dan lembaga pendidikan Islam secara umum mampu mengonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia,” ujar Kamaruddin dalam konferensi pers, Rabu (15/11) di Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.
Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini juga menjelaskan, saat ini pesantren juga mengembngkan kekhasan masing-masing dan kecakapan hidup (life skill) bagi santri. Langkah ini dilakukan untuk merespon perubahan zaman dengan tidak menanggalkan ciri khas pesantren.
Ia mengungkapkan, pesantren punya ciri khas keilmuan berbeda-beda. Ada yang kuat di bidang ushul fiqih, fiqih, tafsir, sejarah peradaban Islam, maupun tasawuf. Menurutnya, life skill tidak hanya mahir membaca kitab kuning, tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan lain.
“Ini (ciri khas pesantren, red) adanya di Indonesia sehingga negara kita bisa menjadi tujuan belajar Islam dari warga dunia,” tutur Kamaruddin didampingi Sekretaris Ditjen Pendis Kemenag RI M. Isom Yusqi.
Dalam pameran yang diikuti oleh 4.000 peserta ini, Kementerian Agama mengagendakan Seminar Internasional Studi Pesantren selain forum-forum berskala global lainnya.
Saat ini di Indonesia terdapat 600 pendidikan tinggi Islam, 75.000 madrasah tingkat menengah, dan 28.000 pesantren. Jumlah tersebut yang menurut Kamaruddin menjadikan Indonesia merupakan negara dengan jumlah lembaga pendidikan Islam terbesar di dunia.
Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, mencapai 200 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total penduduk, Indonesia relatif stabil dan minim masalah terorisme. Menurut Kamaruddin, hal ini tidak terlepas dari peran lembaga pendidikan Islam.
Selain memamerkan berbagai kekhasan pendidikan Islam, kegiatan bertema Indonesian Islamic Education for Global Peace ini juga membuka layanan beasiswa, layanan pencatatan hak kekayaan intelektual, pameran robotik dan teknologi karya siswa dan mahasiswa pendidikan Islam, serta berbagai produk lain.
Pameran ini juga akan menggelar beberapa forum internasional seperti Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam (API), dan kompetisi robotik madrasah. Rencananya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan mendampingi Presiden Jokowi untuk membuka perhelatan ini. (Fathoni)
Sumber : NU Online