Santri Mewariskan Kiloan Kitab!
Setiap kenaikan kelas dan kelulusan santri selalu meninggalkan sesuatu kenangan. Kenanga itu entah hal indah maupun menyedihkan. Patut diakui Di beberapa pesantren modern seakan santri malas membawa kitab yang pernah dikajinya ke lemari yang ada di rumah mereka atau rak-rak buku di kosannya.
Miris, tumpukan kitab yang selama nyantri menjadi sahabat setia ternyata ada yang ditinggalkan. Jangan heran ada pula yang menjadi bahan kiloan di beberapa tempat rongsokan kertas. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Kami pengurus pegiat, pecinta santri Noesantara dan khazanah keilmuannya selalu berusaha memanfaatkan warisan terbaik itu demi kemaslahatan bangsa.
Mungkin bagi santri yang mampu, kitab itu tidak berarti lagi baginya. Tapi kita akui kitab-kitab second tersebut sangat dibutuhkan oleh santri di pedalaman Nusantara yang pesantrennya jauh dari toko kitab atau bahkan bagi santri yang kondisi ekonominya terbatas.
Fenomena dilematis ini selalu terjadi berulang-ulang, tapi beruntung sebagian para guru yang konsen dalam dunia persilatan blusukan dakwah selalu memesan kepada para guru yang aktif di beberapa pesantren modern agar mengumpulkan ratusan jilid kitab warisan santri untuk dialokasikan pada yayasan tertentu di berbagai daerah.
Mari kita hargai ilmu, hargai karya Ulama dengan menjaga kitabnya, terus mengkajinya dan memahaminya dengan bimbingan Ulama Nahdliyin yang memiliki nasab keilmuan yang jelas. Wahai para santri benteng NKRI, masa depan kalian cerah dan negeri Indonesia ini merupakan amanah dari para pahlawan, para Mujahidin Ulama Nahdliyin. Maka jagalah Negeri ini dengan Pengetahuan yang diraih di Pesantren, padukan dengan ilmu lainnya yang kalian akan raih di berbagai Universitas, lalu sempurnakan dengan Khazanah Islam Nusantara.