The news is by your side.

Sumpah Palapa Para Pemimpin

Sumpah Palapa Para Pemimpin
Sumpah Palapa Para Pemimpin | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat

Oleh: Toufik Imtikhani,SIP.

           “Lamun huwus kalah Nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda Palembang, Tumasik, samana insun amukti palapa  (  jika telah berhasil menundukan Nusantara, saya baru istirahat,  jika    Gurun dan Tanjung pura, Seran dan Haru, Pahang, Dompu, Bali, Sunda Palembang, Tumasik telah tunduk, saya baru akan istirahat”  (Sumpah Amukti Palapa Gadjah Mada ).( sumpah diucapkan Gadjah Mada pada tahun 1336 M, dan dinukil dalam Kitab Pararaton ).

GADJAH Mada, kemudian tercatat dalam sejarah, berhasil mewujudkan cita-citanya. Usaha kerasnya untuk mempersatukan Nusantara, dan daerah-daerah yang di sebutnya, melalui kegiatan ekspansi militer, telah mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaanya. Kecuali Kerajaan Galuh Pakuan, yang kemudian menjadi awal dari akhir karier politik Gadjah Mada di Majapahit, sekaligus juga menandai periode kemunduran Majapahit sebagai Negara Nasional.

Bandingkan dengan para pemimpin kita. Mereka banyak mengumbar janji dan sumpah.  Kelihatan sedikit usaha keras mereka untuk memenuhi janji  dan sumpahnya. Keadaan rakyat tak banyak mengalami perubahan. Janji  mereka adalah janji palsu. Sumpah mereka menjadi sumpah serapah.

****

Joko Widodo (Jokowi ) , presiden RI ke-7, dalam pidato resminya setelah di lantik dalam Sidang Umum MPR tahun 2014 yang lalu, di saksikan oleh seluruh rakyat Indonesia, telah berjanji untuk bekerja keras, seperti Gadjah Mada.  Jokowi juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk bekerja. Dia mengatakan, bahwa bangsa kita tidak akan maju, jika hanya bermalas-malasan saja.

Seperti Gadjah Mada, Jokowi adalah figur yang sederhana, low profile. Figur yang lahir dari rakyat, bukan darah biru atau elit. Performsnce-nya tak berubah, sampai dia menjadi presiden sekalipun. Jas pelantikannya dipesan dan dibuat oleh tukang jahit biasa, seharga ratusan ribu, bukan pesan dari designer terkenal, yang mungkin bagi seorang presiden, hal itu tak pantas dan bisa dilakukan.

Tetapi Jokowi tidak melakukannya, untuk memberikan pesan tauladan, hidup apa adanya, sederhana, bukan dilakukan agar di tangkap dan di-interprestasikan oleh rakyat, meskipun dalam kapasitas yang mungkin, dapat berbeda. Pun sampai Jokowi terpilih lagi dalam Pilpres 2019. Pribadinya nampak tak berubah.

Saat ini para pemimpin telah dipilih dan diangkat, melalui pemilu atau pengangkatan biasa yang lazim dalam organisasi birokrasi pemerintah.

Yaitu pemimpin dari semua tingkatan, dari semua jenis. Dari level terendah sampai tertinggi. Baik pemimpin formal atau informal. Dari pemimpin politik sampai pemimpin agama. Semuanya hendaknya bekerja keras dengan hidup yang sederhana, agar out put kepemimpinan dapat lebih menjanjikan dan mencerahkan kehidupan umat. Agar tercapai seluruh cita-cita bangsa, seperti cita-cita  para Nabi dan Gadjah Mada

Sebab jika pemimpin mencontohkan hidup sederhana, tentu banyak hal yang dapat di-investasikan. Dalam sejarah, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang sederhana, tidak senang berfoya-foya dan menghamburkan harta negara. Korupsi terjadi dikalangan pemimpin, karena mereka mempunyai gaya hidup ( life style ) yang tinggi. Dan itu membunuh kepekaan terhadap penderitaan rakyat, melemahkan karakter seorang pemimpin dalam mengemban negara.

****

Sudah seharusnya setiap pemimpin hidup sederhana. Nabi Muhammad SAW, Nabi seluruh alam hidup dalam kesederhanaan. Karena sederhana, Ia dalam satu generasi, mampu membangun civil society yang luar biasa,  Michael  D.  Hart dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh, menempatkan Muhammad pada urutan pertama.

Umar Bin Khattab ( 634-644 M ), khalifah ke-2 setelah nabi, telah mengantarkan kekuasaan Islam sampai ke-Siscilia di Italia. Hidupnya sangat sederhana. Bajunya terdapat 12 lubang yang yang di tambalnya sendiri. Ia datang melayani masyarakat dengan tangannya sendiri. Jokowi seperti Umar bin Khattab yang sering blusukan untuk menemui rakyatnya.  Sederhana adalah gaya hidup profetik yang perlu diwarisi oleh para pemimpin.

Umar bin Abdul Aziz ( 682-720 M ), dari Dinasti Umayyah, Harun Al Rasyid ( 786-803 M ) dari Abbasiyah, adalah tokoh-tokoh sederhana yang mampu membawa negaranya dalam puncak kejayaan. Al-Mu”tasyim dengan karakternya yang kurang kuat, telah meruntuhkan kejayaan Daulah Abbasiyah, setelah di serang oleh Bangsa Mongol dengan panglima Hulagu-khan. Kekuasaan Pangeran Kalagemet ( Jayanegara )  ( 1294-1328 M ) dari Majapahit, juga runtuh setelah di serang oleh pasukan Darmaputra yang di pimpin oleh Ra Kuti pada tahun 1319 M, karena lemahnya karakter kepemimpinan, disebabkan oleh gaya hidup hedonis.

Raja Louis XVI ( 1754-1793 M ) dari Perancis dan istrinya yang dijuluki Madame de Fisit, juga senang hidup berfoya-foya, sehingga rakyatnya marah dan melakukan pemberontakan yang terkenal dengan Revolusi Bastille. Keduanya mati oleh tebasan guillotine, sebagai bentuk hukuman bagi penjahat negara.

Sejarah kontemporer Timur Tengah, negara-negara Islam pun menunjukkan keadaan sejarah yang sebenarnya. Para pemimpin tumbang oleh rakyatnya sendiri karena kehidupan pribadinya yang tidak selaras dengan kehidupan rakyatnya. Dari Reza Pahlevi, Saddam husein, Muammar Khadafi, atau Husni Mubarak. Disampin dikarenakan turbulensi berbagai persoalan nasional dan internasional, faktor lain adalah disebabkan karena karakter kepemimpinan yang lemah. Sehingga sampai sekarang kawasan itu tercabik-cabik oelh perebutan kekuasaan dan pengaruh antar berbagai faksi yang ada.

***

Sejarah seharusnya menjadi kaca benggala bagi para pemimpin, untuk bercermin ke masa lalu dan melihat ke masa depan. Komitmen untuk mewujudkan sumpah dan janji kepada rakyat harus dilakukan dengan kerja keras, dan tidak istirahat, apalagi berpesta pora sebelum cita-cita untuk mensejahterakan rakyat tercapai.

Itulah “ sumpah palapa “ Gadjah Mada yang perlu dicontoh oleh para pemimpin yang sekarang diberi amanat oleh kehendak rakyat.***

Penulis
Toufik imtikhani
Leave A Reply

Your email address will not be published.