The news is by your side.

Suriah Berusaha Damai, Sementara Indonesia Belajar Konflik?

Jakarta, NU Online

Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah Syekh Adnan Al-Afyouni terus berupaya mendamaikan kubu-kubu yang berkonflik di Suriah. Ia berkeliling ke berbagai daerah mewujudkan perdamaian itu.

“Rakyat Suriah sepakat melakukan rekonsiliasi,” katanya saat menjadi narasumber pada seminar bertajuk Jangan Suriahkan Indonesia di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (1/11).

Mereka, kata Syekh Adnan, ingin meletakkan kepentingan Suriah di atas kepentingan yang lain. “Sebagaimana kalian juga, kami ingin memperoleh harapn hidup yang lebih baik,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Presiden Assad membuka diri untuk memaafkan seluruh pihak yang memusuhinya demi Suriah. Siapapun yang tidak bersedia berdamai, disilakan untuk pergi ke selatan, tempat bagi para pemberontak yang negara akan memeranginya.

Pihaknya telah berbicara dengan pemimpin oposisi. “Apakah krisis ini yang kalian mau?” Tanyanya kepada oposisi itu. “Tidak,” jawab mereka. “Baik. Mari kita duduk bersama untuk masa depan Suriah yang baru,” ajak Syekh Adnan kepada mereka.

Dialog itu menarik seluruh rakyat Suriah berbondong-bondong untuk rekonsiliasi. Rakyat pun bersepakat mendahulukan kepentingan negara Suriah daripada yang lain. Tidak akan lagi saling menyalahkan dan fokus rekonsiliasi.

“Kami bersepakat membangun Suriah ke depan. Mereka yang melawan sudah bersatu dalam satu barisan,” jelas Mufti sekitar Damaskus itu.

Mereka berkumpul bersama dalam berbagai komponen yang sebelumnya saling bertempur. Mereka pun bersepakat mengakhiri konflik kemarin. “Tidak ada harganya diri kita jika tidak memiliki negara, Suriah hancur,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia berpesan kepada masyarakat Indonesia, bahwa kepentingan negara adalah di atas segalanya. “Kepentingan negara adalah di atas perasaan kita, kepentingan negara di atas emosional kita,” ujarnya.

Ketika berita ini ditulis, di Twitter sedang trending topic tagar #JanganSuriahkanIndonesia oleh warganet. Hal ini berkaitan dengan akan adanya Aksi Bela Tauhid siang ini, Jumat (2/11). Padahal kasus itu sudah ditangani yang berwajib. Karena itu, warganet menengarai bahwa aksi itu bermuatan politis, bukan tauhid. Bahkan berdampak pada perpecahan.

Akun @abubakarsegaf mengajak, “Ayo rapatkan barisan, hentikan pertikaian, saling bergandengan tangan menjaga persatuan & kerukunan. Lbh baik berlebihan dlm mengkhawatirkan perpecahan, daripada terlambat menyadarinya #JanganSuriahkanIndonesia.

“Saudara-saudara twips, tolong gencarkan hastag #JanganSuriahkanIndonesia ya! Semoga Indonesia tetap aman, ummat Islam semoga tetap bersatu, jangan mau diadu domba atas nama apapun !!! Jangan sampai nanti kita menyesal setelah negri kita berantakan #JanganSuriahkanIndonesia,” ungkapnya lagi. (Syakir NF/Abdullah Alawi)

Sumber : NU Online

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.