Tabarukan Kepada Ustadz Husein Alatas, Cucu Habib Syeikh bin Salim Alatas Sukabumi

Moment bersejarah harus kita abadikan, Rabu pagi (28/11) Wakil Sekretaris Lembaga Takmir Masjid LTM PCNU Kab. Bogor H. Abdul Hadi Hasan, Lc dapat melakukan Tabarukan dan berkhidmat kepada salah satu Dzuriyat Ahlulbait Rasul, Guru para Habaib dan Kiai, siapa lagi kalo bukan dengan Ustadz Husein bin Hamid bin Ali bin Hud Alatas.

Beliau merupakan seorang Habib Alumni Mesir yang akrab disapa dengan sebutan Ustadz, masa kecilnya pernah dihabiskan dengan belajar di Pondok Pesantren Al Masyhad Cijurei Sukabumi yang didirikan oleh ayahnya yang dikenal dengan Puang Sayyi’ Hamid ( Al Marhum Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alatas) yang merupakan mantu dari Almarhum Al Habib Syeikh bin Salim Alatas Tipar dan Ajengan KH Ahmad Nadzir Cijurei.

Ustadz Husein saat menuntut ilmu di Cijurei, tinggal di Asrama yang terbuat dari bilik bambu, di Kobong seangkatan dengan Habib Abu Bakar bin Hasan Alattas Azzabidi Tugu Tanah Baru Depok, Habib Ali bin Zein Alkaff Condet, Abah Habib Abdullah bin Salim Alatas Telukjambe Karawang, Habib Hamzah bin Attas Al Attas Jakarta.

Sedangkan dari kalangan Kiai yang pernah sekobong dengannya adalah Almarhum KH Yusuf Salim Faqih, Lc Baitul Arqom Bandung, Prof. Dr. KH. Murodi, MA, KH Ahmad Damanhuri Sawangan, KH. Muhammad Shoheh Tegal panjang, KH. Misbah Al Fiqoriyah Cilebut, KH. Ahmad Jayadi Depok Timur, dll.

Ustadz Husein dikenal sebagai pendakwah yang selalu berjuang mengedepankan persatuan dan mencipta kedamaian di tengah umat dan bangsa. Beliau dakwah dengan penuh keikhlasan, tidak pernah menerima amplop, selalu berjuang dakwah blusukan dengan penuh keikhlasan. Sepak terjang penyampaian dakwahnya tegas dan santun, tidak menyusahkan umat, dikenal berakhlak mulia dan sangat dermawan. Karyanya tidak hanya nampak di Indonesia tapi hingga ke Luar Negeri diantaranya termasuk pendorong dan penasihat pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina.

Ayahanda Ustadz Husein ( Habib Hamid Alatas Cililitan ) dikenal sebagai Da’i yang gigih berjuang dan berdakwah secara Istiqomah bersama para Alim Ulama NU. Prof. Dr. Umar Shihab, MA menyebutnya sebagai Da’i Fillah yang Ikhlas, Habib Hamid pendakwah yang mengisi selalu meramaikan mimbar-mimbar kramat di sepanjang pulau Jawa, Nusantara dan Negeri Jiran. Dakwahnya berisi pesan penuh kedamaian, ramah dan mengedepankan persatuan dan kesatuan umat, bangsa Indonesia.

Teman seperjuangan Habib Hamid adalah KH. Abdullah Faqih (Langitan, Tuban), Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin (Tanara, Banten), KH Abdurrohman Chudlori (Magelang, Jateng), KH. A Sufyan Miftahul Arifin (Situbondo, Jatim), KH Idris Marzuqi (Lirboyo, Kediri, Jatim), KH. A Warson Munawwir (Krapyak, Jogjakarta), KH Muhaiminan Gunardo (Temanggung, Jateng), KH Abdullah Schaal (Bangkalan, Jatim), KH Sholeh Qosim (Sidoarjo, Jatim), KH Nurul Huda Djazuli (Ploso, Kediri, Jatim), KH Chasbullah Badawi (Cilacap, Jateng), KH. A Adzim Abdullah Suhaimi MA (Mampang Prapatan, Jakarta), KH Mas Muhammad Subadar (Pasuruan, Jatim), KHA Humaidi Dahlan Lc (Banjarmasin, Kalsel), KH. M Thahir Syarkawi (Pinrang, Sulsel), dll.

Sedangkan Kakek Ustadz Husein, yang bernama Habib Syeikh bin Salim Alatas dikenal sebagai pendakwah yang ramah dan cukup unik. Beliau selalu memberi hadiah uang jajan dan Kitab kepada santri yang hadir pada hari selasa hingga sabtu. Para santri yang belajar selalu mendapat jamuan makan dan minum. Kajian biasa dilakukan selesai shalat Asar, terutama di bulan Ramadhan, beliau selalu menggelar majlis Rauhah dengan menelaah dan mengkaji ulang berbagai kitab karangan salafus shalih.

Jangan jika para santrinya sangat banyak dan anak didiknya dikemudian hari menjadi tokoh masyarakat atau mubaligh, terutama di Jawa barat. Ulama-ulama yang pernah pernah menjadi santri pada Kakek Ustadz Husein Alatas, adalah :
KH. Abdullah bin Husein ( Pabuaran, guru para Kiai di Sukabumi ), KH. Ajengan Juragan Nuh ( Ulama tertua di Cianjur ), KH. Ajengan Abdullah bin Nuh, putra KH. Juragan Nuh ( pendiri pondok pesantre Al Ghazaly, Bogor ), KH. Ajengan Muhammad Syuza’i ( Ciharashas, Cianjur ), KH. Ajengan Idris Zainudin ( Cipetir, Sukabumi ), KH. Ajengan Munawar ( Cilaku, Sukabumi ), KH. Ajengan Muhammad Masthuro ( Tipar, Sukabumi ), KH. Ajengan Abdullah Sanusi ( Sukamantri, Sukabumi ), KH. Ajengan Abdullah Mahfudz ( Babakan Tipar, Sukabumi ), KH. Ajengan Shalahuddin ( Pasir ayam, Cianjur ), KH. Ajengan Ahmad Nadziri ( Cijurai, Sukabumi ), KH. Ajengan Zubaidi ( Dangdeur, Cijurai ), KH. Ajengan Ahmad Zarkasyi Sanusi ( Gunung Puyuh, Sukabumi ), KH. Ajengan Badri Sanusi ( Gunung Puyuh, Sukabumi ), KH. Ajengan Syafi’i ( Nyalindung, Sukalarang, Sukabumi ), KH. Ajengan Ilyas dan para putranya ( Bogor ), KH. Ustadz Sholeh ( Ranca, Bali, Cianjur ), KH. Ajengan Endang Muhyiddin ( Jambu Dwipa, Cianjur), KH. Ajengan Muhammad Suja’i ( Pakuan, Parung kuda, Sukabumi ), KH. Ajengan Aang Syadzili ( cibereum, Sukabumi ).

Intinya buah itu jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, kakek dan ayahanda Ustadz Husein bin Hamid Alatas dikenal kehakiman, ketawadhuan dan kedemawananya. Segala sifat baiknya menurun kepada dirinya, hal itu nampak dalam setiap prilakunya dan semua muridnya mengakui hal tersebut.