Yenny Wahid Jelaskan Pola Serangan Takfiri Sebar Ideologi
Nahdlatul Ulama (NU) mengusung gagasan Islam Nusantara sebagai contoh Islam Rahmatan Lil Alamin yang ada di Indonesia yang moderat. Gagasan tersebut dipandang tidak jelas, membahayakan, salah besar dan konotasi negatif lain oleh sejumlah pihak. Benarkah?
Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid karib dipanggil Yenny Wahid, di Jakarta, Ahad (29/10) mengajak masyarakat untuk melihat fakta sesungguhnya.
Ia menyebut David William Donald Cameron, mantan Perdana Menteri Inggris mengagumi corak Islam di Indonesia dengan pernyataan bisa dipertanggungjawabkan.
“Indonesia muslimnya banyak tapi yang ingin berangkat ke Syiria lima ratus orang. Di Inggris muslimnya dua juta, tapi yang mau ke Syiria jumlahnya lima ribu orang,” ujarnya menjelaskan pernyataan David Cameron.
Fakta itu mengejutkan karena secara kuantitas sangat tinggi. Yenny menambahkan, pola serangan takfiri identik dengan ISIS mulai berganti dengan merusak di lingkungan terdekat. Kemudian sasarannya ialah anak-anak atau generasi muda.
“Fase pertama anak-anak ibadahnya menjadi lebih rajin. Salat lima waktu, tahajud, dhuha, berpakaian rapi dan lebih disiplin,” paparnya.
Fase kedua, lanjutnya, intens mengajak diskusi orang tuanya, lalu menyalahkan ibadah orang tuanya selanjutnya mengkafirkan orang tuanya.
“Fase ketiga, banyak yang menikah diam-diam, mendapat restu dari murobinya lebih penting dari mendapat restu orang tuanya,” kata dia lagi.
Masa depan anak-anak yang terdampak radikalisme akan suram. Sejumlah fakta mengenai anak-anak bersinggungan dengan penegak hukum sejak belia menunjukkan itu.
Beberapa hari lalu, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, mengatakan ingin kembali ke ‘Islam moderat’ karena merupakan kunci dalam rencananya untuk memodernisir negara kerajaan itu.
“Arab Saudi akan mengadopsi Islam moderat yang di sini namanya Islam Nusantara. Negara dengan Islam mayoritas tapi menegaskan semua hak warga negara sama,” kata Yenny membanggakan gagasan NU tersebut. (Gatot Arifianto/Fathoni)
Sumber : NU Online
Baca juga resensi buku lainnya :
- Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.