The news is by your side.

Alasan Palestina Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah oleh AS

Palestina akan menolak proposal apapun yang tidak mengusahakan ibu kota Palestina di seluruh Yerusalem Timur, yang mencakup Kota Tua berdinding dan banyak situs suci bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen.

“Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu (Perdana Menteri Israel) bahwa Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk ditawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan diterima,” tegas Abbas.

Menurut Abbas, Palestina hanya akan menerima negosiasi berdasarkan hukum internasional dan yang didukung Resolusi Dewan Keamanan PBB, yang Otoritas Palestina telah membatasi pemerintahan sendiri di beberapa bagian Tepi Barat.

Dikutip CNN, Rabu (29/1), berikut beberapa poin kunci Rencana Perdamaian Timur Tengah Trump:

  1. Semua pemukiman Israel di Tepi Barat akan dianeksasi Israel. Kata Trump, pembagian wilayah tidak mengharuskan siapa pun untuk pindah.
  2. Lembah Jordan juga berada di bawah kedaulatan Israel.
  3. Yerusalem menjadi ibu kota Israel yang tidak bisa dipisahkan.
  4. Situs keagamaan tetap bisa diakses semua pemeluk agama. Temple Mount (Haram as-Syarif) akan tetap berada di bawah pengawasan Yordania.
  5. Ibu kota Negara Palestina masa depan berada di daerah yang terletak tepat di timur dan utara tembok yang mengelilingi bagian dari Yerusalem. Itu bisa dinamai al-Quds atau lainnya terserah Negara Palestina masa depan.
  6. Hamas akan dilucuti. Gaza dan seluruh wilayah Negara Palestina di masa depan akan didemiliterisasi.
  7. Membuat ‘jalur transportasi berkecepatan tinggi’ antara Tepi Barat dan Gaza, yang melintasi atau di bawah wilayah berdaulat Negara Israel.
  8. Kedua belah pihak, Palestina dan Israel, saling mengakui: Negara Palestina sebagai negara bangsa bangsa Palestina dan Negara Israel sebagai negara bangsa bangsa Yahudi.
  9. Israel tidak akan membangun pemukiman baru di wilayah yang tidak dibayangkan menjadi wilayah kedaulatannya di bawah rencana selama empat tahun ke depan.

Editor: Fathoni Ahmad

Leave A Reply

Your email address will not be published.