Deradikalisasi dan Meng-Indonesia-kan Sel Tidur ISIS
Cukup gunakan agama, hati dan nalar ketika dialog/diskusi dengan sel tidur ISIS untuk mengkonfirmasi, menfalsifikasi, memverifikasi dan memvalidasi ideologi mereka. Ajak mereka bersama-sama melakukan proses berpikir tersebut. Sampai pada tahap mereka bisa rasional, objektif dan mengambil jarak psikologis dengan ideologi Wahabiyah Jihadiyah.
Mereka juga harus disadarkan bahwa Pancasila sebagai produk pemikiran manusia bukan ideologi yang sempurna, sebagaimana tidak sempurnanya ideologi Wahabiyah Jihadiyah. Selama produk pemikiran manusia, ideologi manapun tidak ada yang sempurna.
Akan tetapi, di balik ketidaksempurnaannya, ideologi Pancasila disepakati oleh bangsa dan negara Indonesia. Sel tidur ISIS hanya diminta untuk ikut sepakat, jika merasa sebagai bangsa dan warga negara Indonesia. Itu saja.
Dalam proses tersebut, para ahli agama seharusnya memandang mereka dengan mata hati kasih sayang (rahmah), karena menyadari mereka sebagai korban yang perlu dibantu dan dijaga kehormatannya. Karena itu rasa empati dan simpati harus dikedepankan.
Jangan sampai ada rasa benci dan marah ketika berhadapan dengan mereka. Rasa benci dan marah justru akan membenarkan (confirmed) rasa benci dan permusuhan mereka selama ini terhadap orang-orang di luar kelompok mereka. Hal ini membuat keinginan meng-Indonesia-kan sel tidur ISIS, menjadi mentah kembali.
Bandung, 7 Februari 2020
Buku lain :