GARAPAN IPNU IPPNU YANG HARUS DI KEMBANGKAN
Franky Alexander Roger – Kaderisasi tidak lain untuk penjaringan keanggotaan organisasi akan tetapi kaderisasi di praktikan tidak hanya untuk penjaringan keanggotaan semata tetapi penanaman ideologi pengembangan skill organisasi untuk bisa memperkuat suatu organisasi, untuk mendapatkan out put substansial dari sebuah kaderisasi maka harus ada rangkaian kaderisai yang tersusun secara sistematis, efektis dan terukur perubahan kaderisasi merupakan upaya menyesuaikan kebutuhan kaderisasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat untuk dapat memenuhi tuntutan dan tantangan kaderisasi yang semakin kompleks, serta memastikan proses kaderisasi bisa berjalan secara relevan dengan perkembangan dan perubahan sosial yang semakin dinamis. Hal ini sejalan dengan konsep Pendidikan yang harus dinamis sebagai responsif dinamika perubahan sosial yang terus berlangsung sampai kapan pun.
Ada sebuah petikan kata – kata penuh makna dari Pendiri IPNU M.Tholhah Mansoer yang bisa di jadikan prinsip berorganisasi yaitu “Tjita2 daripada Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ialah membentuk manusia jang berilmu, tetapi bukan manusia calon kasta elite dalam masyarakat. Tidak. Kita menginginkan masyarakat jang berilmu. Tetapi jang dekat dengan masyarakat”. Petikan kata – kata itu di sampaikan saat Muktamar IPNU IV di yogjakarta pada 11 februari 1961, organisasi kita ini arus merumuskan mulai dari sekarang agenda kaderisasi apa yang nanti di pakai dalam rangka membenahi tubuh organisasi yang sekarang mulai menurunya kualitas kaderisasi khususnya di IPNU IPPNU INDRAMAYU sendiri supaya lebih baik, terkadang kepengurusan IPNU IPPNU dari berbagai cabang termasuk indramayu sendiri terjebak pada sudut pandang (subjektif) tidak perlu mematuhi peraturan atau prinsip aturan umum (Eksepsionaisme) dan hal itu sering terjadi di tiap kepengurusan pusat sampai ranting, kenapa saya berstatemen demikian ?, Karena dinamika kepengurusan IPNU IPPNU yang sering terjadi, ada sebuah tradisi yang sangat sulit sekali untuk dirubah dalam tubuh organisasi, yakni keterlibatan dan konsentrasinya secara dominan untuk mengawal dan mensukseskan calon ketua, serta menjadi ―kendaraan! untuk meraup keuntungan pribadi pada organisasi,namun kalau kita memandang organisasi bukan pada aktor melainkan pada aturan dasar dan tujuan IPNU IPPNU (Objektif) adalah upaya untuk melalukan kaderisasi untuk selanjutnya mengisi dan mewarnai dinamika sektor – sektor srtategis dalam mengabdikan diri pada organisasi.
Adapun empat agenda garapan IPNU IPPNU yang harus di kembangkan dan di prioritaskan dengan optimal Adalah, penguatan Ideologi, Menumbuhkan kepekaan dan spirit sosio-kebangsaan, penguatan skill organisasi dan digital literasi.
Pertama, ideologi, dalam penyelenggaraan konferensi nanti, forum harus menyepakati untuk membuat sebuah kebijakan yang instruktif dan kohesif mulai dari kepengurusan paling bawah sampai paling atas (ranting-pusat) untuk membuat program guna menginternalisasikan ideologi,Aqidah Aswaja serta mengimplementasikannya melalui pendekatan kajian-kajian ilmiah dan aktivitas sehari-hari (amaliah yaumiyah) sebagai modal dasar dalam turut serta melestarikan ajaran Ahlusunnah wal jamaah an-Nahdliyah. Upaya ini dalam berdasarkan fenomena maraknya ideologi yang mencoba menggulingkan kemapanan aswaja dan pancasila yang selama ini menjadi basis ideologi NU dalam beragama dan bernegara.
Kedua, menumbuhkan kepekaan dan spirit sosi-kebangsaan. Dewasa ini semakin masif gerakan-gerakan baik berlatar agama maupun politik yang mengancam stabilitas kedaulatan bangsa Indonesia dari munculnya kerajaan – kerajaan baru seperti sunda empaire dan kekratonan sultan agung sejagat serta banyak yang ingin nya mengubah Indonesia menjadi negara federasi,Khliafah dan komunis. Untuk itu, kaderisasi menjadi ruang penempaan, untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kompetensi sosial agar mampu membaur dengan baik kepada masyarakat, yang sekaligus mau membentengi masyarakat dari pemahaman-pemahaman yang tidak cocok dengan karakteristik budaya Indonesia. Untuk itu, program kerja kaderisasi juga tak boleh ―kedap! dengan denyut kehidupan masyarakat, harus menyatu padu merasakan keluh-kesah masyarakat. Hal ini sebagai cermin dan modal jika suatu ketika kader IPNU IPPNU menjadi seorang yang memiliki kewenangan, ia akan menomorsatukan masyarakatnya, bangsa dan negaranya.
Ketiga, skill organisasi. Menengok eksistensi dan pembinaan pelajar di kota-kota besar yang sangat minimalis, maka IPNU IPPNU secara cepat perlu merumuskan ekspansi organisasi terutama di kota-kota besar (metropolitan dan megapolitan) terutama pada generasi sekarang dan mereka yang mengambil jurusan ilmu eksak di sekolah atau kampusnya, terutama sekolah dan perguruan tinggi negeri harus dapat mentansformasikan kemampuan nya untuk pengabdian organisasi.
Keempat, digital literasi. IPNU IPPNU dewasa ini harus merespon perkembangan teknologi informasi, terutama media sosial dan media massa elektronik. Karena sekarang metode propaganda paling efektif tidak lain media yang bisa mempengaruhi seseorang secara efektif dan cepat. IPNU IPPNU harus mampu memproduksi dan memenuhi narasi-narasi yang powerfull guna mengkampanyekan nilai-nilai ideologi ahlu sunnah wal jamaah dan keindonesiaan sebagai bagian dari upaya agitasi kaderisasi bagi kalangan eksternal atau bahkan mungkin mereka-mereka yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan yang NU, namun terpengaruh oleh paham lain melalui media sosial. Maka, upaya rehabilitasinya harus melalui media sosial pula, apalagi sekarang jepang sudah mencanagkan revolusi 5.0 yang di Indonesia pasti menerima angin pengarunya yang mengungkinkan tututan pada sektoral pendidikan akan semakin berat untuk menyeimbangi revolusi 5.0, dan IPNU IPPNU harus terus berktiar meningkatkan kualitas pendidikan.
Demikianlah keempat agenda utama kaderisasi yang menjadi poin penting dalam rangka mengembalikan marwah dan citra diri IPNU yang terdidik dan up to date terhadap perkembangan zaman.