The news is by your side.

Indah pada Waktunya

“Saya ingin pergi ke hutan, menyepi, berteman dengan hewan dan tumbuhan biar terbebas dari masalah hidup”. “Ingin rasanya mati saja, biar bebas dari masalah”.

Ilustrasi di atas setidaknya menggambarkan ada pemahaman pada sebagian orang bahwa dengan pergi jauh, maka masalah akan selesai, atau masalah bisa diselesaikan dengan kematian. Apakah benar demikian?

Sejatinya, masalah adalah satu perkara yang tidak bisa dihindari. Bagaimana mungkin bisa menghindari masalah jika sejak lahirpun, manusia sudah memiliki masalah? Betapa tidak? Manusia ketika dilahirkan, bahkan tidak bisa keluar sendiri dari rahim ibunya. Setelah dilahirkan, apakah masalah selesai? Tentu tidak. Justru, kelahiran adalah awal permulaan seorang manusia akan terus bersama masalah.

Seorang bayi tidak bisa mengurus dirinya sendiri, tidak bisa mandi sendiri, makan sendiri atau membersihkan najisnya sendiri. Seiring dengan perkembangannya, masalah-masalah yang terdahulu lambat laun bisa diatasi. Tapi bukan berarti ia akan terbebas dari masalah. Seorang anak yang mau masuk TK, misalnya, memiliki masalah sendiri sesuai tahap dan tugas perkembangannya. Ia akan mengalami masalah bagaimana menyesuaikan diri dengan teman baru, guru dan lingkungan baru. Demikian seterusnya hingga seorang manusia akan menjumpai kematian. Apakah dengan kematian, masalah selesai? Mungkin masalah yang berkaitan dengan urusan dunianya telah selesai, namun, permasalahan baru di alam barzakh segera akan ia hadapi. Demikian seterusnya hingga masuklah ia ke alam akhirat.

Pemahaman yang jernih terhadap eksistensi suatu masalah, akan membuat kita bisa dengan tepat menyikapinya. Sebuah masalah bukan untuk dihindari, bukan pula untuk diingkari. Suatu masalah haruslah dihadapi dengan penuh kesadaran.

Lihatlah pelangi yang begitu indah di angkasa. Pelangi akan muncul setelah ada hujan yang terkena sinar matahari. Air hujan adalah ibarat suatu masalah. Matahari, ibarat optimisme, keyakinan, harapan dan kesabaran.

Suatu masalah yang dihadapi dengan penuh optimis, penuh yakin, penuh harap dan penuh sabar, maka akan menghasilkan penyelesaian yang indah laksana pelangi. Bukankah di setiap kesulitan (masalah) selalu ada kemudahan (penyelesaian)? Bukankah masalah itu diciptakan bersama jalan keluarnya? Bukankah bahwa tiap masalah yang menimpa kita, kadarnya sesuai dengan kemampuan kita?

Satu hal yang perlu diingat dan disadari adalah, semakin besar optimism kita, semakin besar keyakinan, harapan dan kesabaran kita, maka akan semakin besar pula godaan yang mencoba membuat kita pesimis, tidak yakin, putus asa dan tidak sabar. Di situlah pertarungan sebenarnya tiap kali menghadapi masalah.

Berdamailah dengan masalah. Jadikan masalah itu sebagai batu pijakan agar kita terus bertumbuh menjadi pribadi-pribadi tangguh dan bisa berfungsi sepenuhnya.

Depok, 5 April 2018
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi
Dosen & Psikolog Universitas Gunadarma

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.