KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi : Khutbah Idul Adha di Lapangan Ajendam III Siliwangi

Pada hari ini kaum Muslimin merayakan Hari Idul Adha dengan melaksanakan shalat id karena telah sampai pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah. Shalat Idul Adha adalah peristiwa besar yang setiap tahun umat Islam sedunia melaksanakannya dan setelah itu menyembelih hewan-hewan kurban sebagai sunnah muakkadah. Setiap kali merayakan Idul Adha, kita tidak bisa lepas dari membicarakan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Bapak – anak ini menjadi suri tauladan bagi kita semua dalam banyak hal, seperti dalam ketaatan dan kepasrahan diri kepada Allah SWT, kesabaran dan keikhlasan beribadah, serta dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.

Sedangkan Khutbah Idul Adha yg di selenggarakan di Ajendam III Siliwangi kali ini mengundang seorang Kiyai muda dari PCNU Kota Bandung yaitu KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi yg akrab di sapa kang mako, pada khutbah nya kali ini beliau mengangkat tema “Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim dalam menempuh ujian keimanan dari Allah SWT.”
Jamaah yg hadir pada pagi itu banyak yg terharu meneteskan air mata ketika ketika Kiyai muda yg menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung itu memaparkan isi Khutbahnya ” Nabi Ibrahim AS telah mengalami keimanan yg luar biasa dari orangtuanya, diuji pula lewat umatnya yg menyembah berhala dan diuji lewat penguasa yg dzolim raja Nambrud yg berusaha merebut istrinya yakni Siti Sarah dan memerintahkan membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim AS” ujar kang Mako.
Dipagi yg cerah itu acara berjalan dengan Khidmad dan para mustami yg hadir sangat menghayati isi paparan Khutbah kiyai muda kelahiran Jombang itu.
“Tidak hanya itu Nabi Ibrahim AS diuji pula dengan kesabaran yg luar biasa berpuluh-puluh tahun (dalam riwayat 86 tahun) berkeluarga dengan Siti Sarah yg jelita tetapi, belum dikaruniai keturunan, dan saat sudah memiliki keturunan yakni bayi Ismail yg lahir dari istri kedua beliau Siti Hajar” lanjut kang mako
Nabi Ibrahim AS telah mengalami ujian dari Alloh SWT untuk berhijrah ketengah padang pasir yg tandus, dan diperintah dan diperintah meninggalkan istri dan bayi yg sangat disayanginya. Bayi kecil yg ditunggu-tunggu kehadirannya selama bertahun-tahun itu.
“Sungguh Ke-ikhlasan itu berbuah manis, kepasrahan pada Alloh SWT dan hanya memohon pertolongan pada Alloh pasti dikabulkan” kata kang Mako ditengah khutbahnya.
Saat kehausan dan lapar mendera, suara tangis bayi kecil Ismail, ibu Siti Hajar berdoa dan berlari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwa mencari air untuk anaknya. Dan di abadikan dalam ibadah Haji sebagai Sa’i.
“Sungguh doa seorang ibu itu sampai kepada Alloh SWT, ditolongnya Siti Hajar lewat keluar air dari tanah hentakan kaki bayi Ismail. Zamzam air yg penuh mukjizat tak habis hingga detik ini setiap hari di ambil dan diminum manusia hingga jutaan jamaah haji dari ribuan tahun lalu, Subhanalloh” tambahnya
Saat itu lahir pula dari istri pertama beliau yakni Siti Sarah seorang bayi yg juga kelak diangkat sebagai Nabi yakni Ishaq.
Ujian dari Alloh SWT untuk Nabi Ibrahim AS terus terjadi tapi tetap dihadapi penuh kesabaran dan ke ikhsalan oleh Nabiyulloh Ibrahim AS, puncaknya adalah ujian melaksanakan perintah Alloh SWT agar menyembelih putra kesayangan beliau yaitu Nabi Ismail AS. Iblis datang berusaha menggoda Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Nabi Ismail agar tidak taat pada perintah Alloh SWT. Tetapi, bujukan Iblis itu dibalas dengan lemparan Batu seraya mengucap “Bissmillahi Allohu Akbar” yg di abadikan sebagai ibadah lempar jumroh oleh jamaah haji.
Alloh SWT berkenan mengganti Nabi Ismail yg akan disembelih Dengan Domba Qurban terbaik dari putra Nabiyulloh Adam AS.
Para Malaikat bertakbir. Nabiyulloh Ibrahim Menyeru Tahlil dan Takbir, Nabiyulloh Ismail mengucap Syukur dan Bertahmid.
“Adakah seujung kuku Ujian kita, Kurban kita, sedekah kita, kesabaran kita, ke ikhlasan kita dibanding beliau Nabi Ibrahim AS dan keluarganya ?” Ujar Kang Mako, ditengah-tengah khutbahnya dan para mustami pun semakin terharu mendengarkan ceramah beliau itu.
“Keluarga yg teguh keimanannya pada Alloh SWT, Mereka lebih mencintai Alloh diatas segala-galanya. Ujian demi ujian tak mampu melunturkan iman di dadanya”ujarnya
Tanamkan Tauhid, kuatkan Iman, Islam dan Ihsab pada muslimin wal muslimat dimanapun kita berada.
“Harta hanyalah titipan, kelak kalau kita mati pastilah tak terbawa, jangan lupa ada hak orang-orang yg memerlukan bantuan dalam harta kita, jangan sombong dengan kegagahanmu, kecantikanmu, kekayaanmu, jabatan dan kekuasaan beserta jumlah anak-anakmu semua itu ujian dari Alloh SWT padamu”ujar kang mako seraya menutup Khutbah nya dengan kalimat Takbir
Sungguh banyak pelajaran yg bisa kita ambil dari isi khutbah Kh Wahyul Afif Al-Ghafiqi yg pada pagi itu datang ditemani istrinya Hj Evi Afifah yg juga mantan Sekretaris Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kota Bandung (IPPNU)
Baca juga resensi buku lainnya :
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- ejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.