Manajemen Pendidikan : Tangible Asset dan Intangible Asset

Srie Muldrianto, Purwakarta – Lembaga pendidikan merupakan organisasi non profit yang memiliki harta berupa fisik (tangible asset) maupun non fisik (intangible asset). Pengelolaan harta fisik lebih gampang dan terukur. Tanah, bangunan, sarana dan prasarana dapat dianggap produktif jika terawat, terjaga, dapat dimanfaatkan secara maksimal bahkan dapat memberikan keuntungan. Fungsi dan tujuan manajemen non fisik juga sama tapi berbeda dengan harta fisik, harta non fisik lebih rumit untuk mengukurnya. Apa itu harta non fisik?
Harta non fisik berupa pengetahuan dan bentuk pengelolaannya juga memiliki perbedaan dan biasa disebut Knowledge Manajement. Apa saja yang disebut harta non fisik? Di era informasi sekarang ini dalam industripun, pengetahuan menjadi sangat penting. Penguasaan harta fisik dapat dikalahkan dengan penguasaan pengetahuan seperti Go-Jek, Face book, dan lain-lain. Manusia merupakan harta terpenting bagi sebuah organisasi apalagi dalam lembaga pendidikan. Fasilitas dan sarana sehebat apapun, tidak akan berarti tanpa manusia yang berkualitas, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual. Di samping itu ada sistem seperti informasi, data, SOP(standard operation prosedure), brand sekolah, karya siswa atau guru, skill, juga costumer pendidikan, baik orang tua siswa, pemerintah, siswa dan lain-lain. Mengapa perlu Knowledge Manajement? Agar harta non fisik dapat produktif, efektif, dan efisien. Apa itu produktif, efektif, dan efisien?
Produktif disini dapat diartikan sifat yang dapat memberikan manfaat dan faidah lebih besar. Produktif juga dapat diartikan selisih antara in put dan out put melalui sebuah proses tertentu. Sebuah perusahaan dianggap berhasil karena dapat memberikan untung atau manfaat secara materi atau financial. Bagi lembaga atau organisasi non profit seperti yayasan yang tidak berorientasi profit makna produktif dapat berarti memberikan manfaat dan keuntungan bagi produsernya. Produser memiliki arah dan tujuan bagi produk dan karyanya. Tujuan inilah yang menjadi ukuran berhasil atau tidaknya sebuah produksi. Produktif dalam dunia pendidikan kaitannya dengan harta non fisik adalah bagaimana pengetahuan dari guru dan sumber daya sekolah lainnya dapat tumbuh, berkualitas atau dapat lebih profitable.
Sesuatu dikatakan efektif karena sesuatu tersebut memiliki efek dan berhasil guna. Dalam hal ini makna efektif dapat disamakan dengan produktif. Namun dapat juga makna atau arti efektif berhubungan dengan waktu yang tepat dan cepat, tidak berbelit-belit dan waktunya tidak terlalu lama.
Efisien adalah tepat atau cermat dalam menghasilkan sesuatu. Tapi dapat juga dikatakan bahwa arti efisien adalah sesuatu yang cepat, tepat, dan berbiaya murah. Tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Dengan kata lain cepat, tepat, dan berbiaya murah.
Mengapa Manajemen Pengetahuan?
Manajemen Pengetahuan merupakan alat untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia. Kalau di era industri kita kenal jargon barang siapa menguasai energi ia akan menguasai dunia, maka di era informasi kita kenal jargon barang siapa menguasai informasi maka ia menguasai dunia.
Fungsi pengetahuan adalah memberi arah, cahaya dan kemudahan pada manusia. Pengetahaun manusia modern harus dapat mengharmonikan seluruh potensi manusia baik yang bersifat materi maupun rohani, baik intelektual, emosi, maupun spiritual. Pengetahuan walaupun untuk sebagian orang susah dan rumit untuk diraih tapi mutlak diperlukan agar manusia dapat meraih budaya dan peradaban tinggi. Oleh karena itu bagi manusia yang berbudaya dan beradab, ilmuwan atau ulama atau orang berilmu pasti dihargai dan memiliki keutamaan serta kemulyaan.
Masyarakat yang berbudaya dan beradab adalah bangsa yang memperhatikan pengetahuan atau ilmu lebih besar dibanding yang lainnya. Membangun sumber daya manausia merupakan modal utama kemajuan sebuah bangsa dan negara. Oleh karena itu knowledge management atau intellectual capital menjadi penting. Knowledge management dapat diartikan bermacam-macam tergantung sudut pandang, namun Galagan (1997) menjelaskan bahwa manajemen pengetahuan adalah sebagai berikut:
(1). Menciptakan pengetahuan baru.
Lembaga pendidikan sebagai lembaga yang dekat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasi baik berupa teori atau konsep maupun karya atau teknologi. Memotivasi stake holder sekolah agar terciptanya lingkungan dan suasana belajar yang kondusif adalah salah satu tugas manajemen pengetahuan
(2). Mengakses pengetahuan dari berbagai sumber.
Pengetahuan kadang sulit dipahami dan juga sulit diakses seperti hasil karya guru atau siswa yang belum disosialisasikan hingga ia hanya tersimpan di tempat tertentu. Fungsi manajemen pengetahuan adalah memberi kemudahan akses bagi yang memerlukan misalnya dengan mendisplay atau memberikan akses masuk di dunia maya. Di samping itu sekolah juga harus dapat menyediakan fasilitas agar siswa dan SDM sekolah dapat dengan mudah mengakses pengetahuan. Peran teknologi informasi menjadi sangat penting.
(3). Menyimpan pengetahuan dalam berbagai alat sebagai data atau dokumen.
Karya siswa atau guru dan SDM sekolah lainnya harus dikelola dengan baik dengan menyimpannya baik di dalam dokumen maya ataupun hardfilenya. Sistematika data dan dokumen yang baik dapat dengan mudah dimanfaatkan misalnya untuk akreditasi dan pengembangan pengetahuan berikutnya. Dalam dunia pendidikan kita kenal sistem informasi manajemen (SIM). Menyimpan tugas, hasilkarya ilmiah dan lain-lain dapat disimpan di google drive.
(4). Mewujudkan pengetahuan menjadi sebuah produk barang atau jasa.
Agar pengetahuan menjadi produktif serta bernilai maka idealnya siswa dan guru memiliki karya atau temuan berupa barang maupun jasa. Oleh karena itu bagusnya siswa pada setiap habis semester disarankan untuk mengerjakan proyek tertentu. Pengetahuan yang sudah didapat lebih terukur dan bermanfaat bagi kehidupan siswa dan lingkungannya.
(5). Proses transfer pengetahuan di lingkungan tertentu.
Transfer pengetahuan baik antar sesama guru, SDM, dan siswa perlu menjadi perhatian manajemen pendidikan. Penguasaan pengetahuan satu sama lain jangan terlalu timpang. Transfer pengetahuan sesama guru dapat dilakukan melalui sharing session hingga guru atau SDM sekolah mendapatkan pengetahuan dari koleganya yang lain.
(6). Menjadikan pengetahuan sebagai referensi pengambilan kebijakkan.
Manajemen atau kepala sekolah hendaknya mengambil kebijakan berbasis pada hasil riset bukan atas dasar kepentingan pribadi atau dugaan. Walaupun mungkin saja di era kini kebijakan dapat cepat berubah. Bahkan dalam model perencanaan baru ada model perencanaan yang baru yaitu merencanakan masa depan melalui masa depan (creating the future from the future)
(7). Menciptakan warga masyarakat menjadi berbudaya cinta pengetahuan.
Cinta merupakan motivasi internal yang sangat kuat. Dengan kekuatan cinta rintangan dan halangan sebesar apapun dapat dikalahkan. Oleh karena itu membuat masyarakat atau komunitas cinta pengetahuan sangat penting. Cinta dapat ditumbuh kembangkan dengan pembiasaan misalnya baca buku seperti ada istilah witing tresno jalaran soko kulino atau dapat dengan menggambarkan keindahan atau nikmatnya kalau kita menguasai ilmu pengetahuan.
(8). Dapat menjadikan pengetahuan sebagai aset yang dapat memberikan keuntungan financial.
Karya siswa seperti kerajinan tangan, lukisan, tulisan harus lebih bermanfaat misalnya dengan di pajang sehingga jadi pemandangan atau dapat juga di pamerkan kemudian dijual sehingga dapat memberikan nilai tambah baik materi atau menjadi kebanggaan bagi siswa maupun sekolah.
Kesimpulan:
knowledge Managemen menjadi penting di era global sekarang ini karena pengetahuan menjadi modal utama bagi bisnis. Face book, Go-Jek, dan sistem aplikasi lainnya seperti you tube menjadi bisnis yang menjanjikan. Kini pengetahuan menjadi aset utama bagi perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang. Pekerjaan yang berbasis otot dan tenaga kerja berubah pada pekerjaan yang berbasis pengetahuan. Oleh karena itu pengelolaan pengetahuan di masa depan akan menjadi perhatian seperti membuat, menyimpan, mengembangkan, dan menjual pengetahuan akan menjadi bisnis yang menggiurkan. Lembaga pendidikan kini perlu memberi perhatian terhadap penciptaan manusia unggul yang berbasis pada kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Penulis: Dr. H. Srie Muldrianto, Aktivis Pendidikan, Ketua PC MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqoh al Mu’tabarah an-Nahdliyah), Pengurus HIPAKAD (Himpunan Putra-Putri Angkatan Darat) Purwakarta.