Manuver Isu PKI
Oleh : Abdul Aziz (GP Ansor Indramayu)
INDRAMAYU – Setelah gagal dengan penggembosan isu agama dan demokrasi, kini manuver baru dilancarkan melalui isu Partai Komunis Indonesia (PKI) yang di goreng seperti kacang dengan harapan laku terjual di pasaran.
Budayawan muda Alif Wahyudi menerangkan bahwa belakangan isu PKI kembali dimunculkan dan bulan September menjadi momentum penggorengan isu PKI “kenapa isu PKI di siapkan sekarang, tujuannya agar masyarakat setuju bahwa Pemerintahan Jokowi dianggap anti Islam, anti demokrasi dan pendukung PKI. Ketiganya secara systematic dimainkan oleh kubu anti toleran dan moderat alias sumbu pendek” terangnya
Dalam kaitan tersebut, di tengah rutinitas jam’iyah manaqib nurul burhani pada selasa (19/9) ketua PCNU Indramayu melalui wakil ketua Moh. Abdul Djalil mengatakan saat ini kabinet kerja Jokowi telah dibenturkan dengan ulama dan umat Islam, momentumnya di mulai dari aksi bela Islam yang di gencarkan melalui ahok dan al-maidah, juga soal kasus Rohingya yang di anggap sebagai pencitraan serta Jokowi dikesankan sebagai anti demokrasi dan diktator tangan besi lewat Perppu Ormas, namun keduanya telah mengalami kegagalan dan saat ini isu PKI sedang di gadang-gadang oleh pihak sumbu pendek laku bak gorengan kacang di pasar “mereka lupa bahwa era perang dingin antara Komunis Uni Soviet dengan Kapitalis Amerika telah berakhir, tembok berlin telah hancur dan uni soviet udah bubar, sekarang kekuatan komunis tertuju kepada China, itupun tidak se-ekstrem Korut. China lebih pada ekspansi ekonomi, bukan militar, lagi pula saat ini komunisme sudah kehilangan panggung. Untuk itu aneh apabila PKI masih di anggap hidup dan gentayangan di Indonesia, sedangkan kita tahu di negara Indonesia ini hanya ada lima agama dan komunisme tidak di akui di dalamnya” ucapnya.
Ditambahkan oleh ketua GP. Ansor Sindang Abdul Azis bahwa sebagai kader muda nahdliyin, dirinya mengajak agar semua struktural NU harus senantiasa bergerak dan memberikan pemahaman – pemahaman kepada siapapun agar isu atau hoax yang muncul di permukaan tidak meresahkan bangsa Indonesia.