MELESATKAN RUHANI DI TENGAH PANDEMI
Kekuatan mental spiritual sangat dibutuhkan agar kesempitan akibat pandemi membawa kebaikan. Syaikh Ibnu ‘Athaillah mengatakan dalam kitab at-Tanwir: ”Di dalam kesempitan dan kefakiran terdapat rahasia-rahasia kelembutan yang tidak dipahami kecuali oleh orang yang awas mata batinnya. Kesempitan melemahkan, menghinakan dan mengeluarannya dari meminta bagian. Pada kesempitan terdapat kehinaan, bersama kehinaan akan pertolongan Allah swt.”
Bagi penempuh jalan ruhani (salik), kefakiran adalah hari raya sebagaimana pitutur Syaikh Ibnu ‘Athaillah: “Datangnya kefakiran adalah hari raya para salik.” Kemudian dijelaskan oleh Syaikh Zarruq, kefakiran adalah rasa butuh yang sangat besar. Itu merupakan sifat alami seorang hamba. Kefakiran memutuskan seseorang dari yang lain dan mengembalikannya kepada Allah swt. Kembali kepada Allah swt adalah suatu kegembiraan, suka cita dan kebahagiaan bagi para salik. Karena itulah kefakiran disebut hari raya.
Syaikh Ibnu ‘Athaillah mengatakan, “Bisa jadi seorang murid mendapatkan sesuatu dalam kefakirannya yang tak didapatkan melalui puasa dan shalat.” Kata Syaikh Zarruq, kadang-kadang dalam kefakiran seorang hamba mendapatkan tambahan iman, ilmu, ma’rifat, hakikat yang tidak didapatkannya melalui jalan lain, termasuk shalat dan puasa.
Buku lain :