Menteri Agama: Syukur dan Sabar Kunci Kesuksesan Dunia Akhirat
Maulidan adalah sebuah acara yang sakral, bagian dari tradisi yang senantiasa kita jaga dan pelihara, jarang sekali ada bangsa dan Negara yang bisa melakukan hal ini. Peringatan ini tiada lain hanya tahaduts bi ni’mat, rasa syukur ini bukan untuk merasa sombong, tapi sungguh rasa ini muncul atas benih yang telah ditanam oleh para Guru kita dan para orang tua kita.
Menteri Agama Republik Indonesia, H. Lukman Hakim Saifuddin paparkan hal tersebut dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw pada Ahad ( 4/11) di Majelis Taklim Habib Abu Bakar bin Hasan Alattas Azzabidi tepatnya di Tugu Tanah Baru, Kota Depok Jawa Barat.
Menag Lukman Hakim meneruskan bahwa di tempat lain mungkin acara seperti ini sudah tidak ada, bahkan menghilang, itu disebabkan oleh satu dan lain hal. Oleh karenanya kita menjadi orang yang harus bersyukur karena selalu memahami dan berpegang pada kaedah, ” Al muhafadzah ala Qodimi Sholih wal ahdzu bil Jadidil Ashlah, kita senantiasa menjaga warisan, tradisi masa lalu yang baik dan terus berinovasi serta mewujudkan yang lebih ashlah sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang kita hadapi.” Ucap Lukman Hakim.
Menag Lukman Hakim melanjutkan bahwa Mengkaji, menelaah, dan meneladani sepak terjang Rasul Saw merupakan sesuatu yang tidak ada batasnya. Upaya meneladani segala hal yang nampak pada diri Rasul Saw tiada lain memahami hakikat kehidupannya. “Dua hal penting yang bisa diraih dari kehidupan Rasul Saw adalah syukur dan sabar, keduanya sifat dominan yang mewarnai kehidupannya. Syukur saat merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dan bersabar dalam menghadapi cobaan serta musibah.” Tegas Lukman Hakim.
Rasul Saw dalam sejarahnya jarang sekali menunjukan kemarahannya, bahkan terhadap orang yang berbuat dzalim kepada dirinya, beliau mampu mengendalikan emosi dan amarahnya, beliau pun tidak membalas musuhnya, tapi justru mendoakannya. Sebagaimana sejarawan mencatat saat Rasul Saw datang ke Thaif, masyarakat yang ada di Thoif saat itu diketahui tidak hanya menolak tapi melempari Rasul Saw dengan batu.
Menag Lukman Hakim menyatakan dua hal itu kita harus dipegang. ” Saya diajarkan oleh Guru dan orangtua bahwa menjalani hidup cukup bermodalkan dua hal yaitu syukur dan sabar, kedua ajaran mulia itu dapat difahami dari Al Qur’an dan perjalanan Rasul.” Lugas Menag Lukman Hakim sambil membacakan sebuah firman Allah Swt terkait siapa saja yang bersyukur maka Allah Swt akan menambahkan beragam kenikmatan lainnya.
Baca juga resensi buku lainnya :
- Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.