Ngaji Kitab Akhlak Adda’watut Taammah Kepada KH Syukron Ma’mun
Forum Al Muwasholah Baina Ulama Indonesia dan Jalsah Duat pada Rabu ( 1/9) mengadakan acara Halal bihalal di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh Nahdliyin dan Habaib yang biasa menyampaikan dakwah ramah dan damai.
Diantara para tokoh yang hadir adalah KH. Syukron Ma’mun, Pembina Majelis Sholawat Rijalul Anshor DKI Jakarta Habib Hamid Al Qodri, Sekretaris Lembaga Ta’mir Masjid LTM PCNU Kota Depok, Ust. Darul Quthni, S.S.I, dan para Jamaah Anggota Forum Jalsah Duat dari berbagai daerah Jabodetabek.
Acara Halal bihalal tersebut dibuka dengan pembacaan Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan Kajian Kitab Fiqihnya berjudul “Adda’watut Taammah” karya al Imam Abdullah Al Haddad yang dipaparkan oleh KH Syukron Ma’mun.
Kiai Syukron memulai kajiannya dengan menyatakan bahwa Imam Abdullah al Haddad adalah seorang Alim yang bermadzhab Syafii. Kemudian beliau membaca sebuah firman Allah SWT, “Dan tetaplah memberi peringatan karena peringatan tersebut bermanfaat bagi orang- orang mukmin.”( Q.S. Al Dzuriyat [51]:55).
Orang beriman pasti dapat mengambil berbagai manfaat dari peringatan. “ Kalau tidak beriman, jelas tidak akan bisa memahami dan mengambil manfaatnya.” Ucap Kiai Syukron.
Kiai melanjutkan dengan memberi contoh bahwa selama ini kita sering mengadakan berbagai acara, seperti Pada Bulan Rabiul awwal ada peringatan Maulid Nabi Saw, Di bulan Rajab ada peringatan Nabi Saw diisro’kan dan pada bulan Syawal ada peringatan Halal bihalal yang saat inipun walau berlalu masih dilakukan dan tiada lain untuk saling bermaafan. “Semua dilakukan karena ada manfaat dan keberkahan.” Tegas Kiai Syukron.
Kiai melanjutkan bahwa pada moment seperti ini kita mengambil keberkahan dari sosok Al Habib Abdullah Al Haddad, dia seorang alim yang sangat tawadhu’, tidak sombong padahal kita tahu karya beliau itu begitu banyak dan bermanfaat.
“ Setiap saya menyampaikan pidato, saya selalu memulai dengan subhanaka la ilma lana illa ma allamtana innaka antal aliimul hakiim (Mahasuci engkau ya Allah tidak ada ilmu bagi kami kecuali apa yang telah engkau ajarkan) karena ittiba’an kepada al Imam al Haddad.” Lugas Kiai.
Pada kesempatan yang sama Kiai Syukron melanjutkan kajiannya dengan membahas kata Alhamdulillah yang ditulis Habib Abdullah Al Haddad. Huruf “Lam” nya menunjukkan “lil milki” untuk menunjukkan kepemilikan. Artinya segala puji hanya milik Allah.
Al habib Abdullah Al Haddad menulis, Alhamdulillah dzul Jalali wal ikram, penjelasannya bahwa Allah swt Maha Agung, Alam semesta ini tidak pernah bertabrakan. Karena Allah swt yang mengatur. Polisi sudah mengatur sedemikian rupa lalu lintas tetap saja ada tabrakan. Polisi mau menghindari macet dengan aturan genap ganjil. Tetap aja macet juga. Manusia hanya bisa berusaha dan mencoba, sedangkan Allah Maha Segalanya.
Allah SWT berfirman, “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang – orang yang yakin. Dan juga terdapat pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan.” ( Q.S.Al Dzuriyat [55]:20-21).
Coba kita pikirkan soal katup jantung manusia selalu berdetak dan bergerak. Siapa yang menggerakkan?. Coba pikirkan Cabe kenapa kok bisa pedas?. Semua tanda tanda itu pasti dapat kita fahami dan kita ambil peringatan dan hikmahnya.
Kiai Syukron memberikan beberapa pesan bagi para pendakwah yang hadir dengan menyebutkan kisah Imam Busthomi yang suatu ketika dipuji. Imam busthomi menyatakan bahwa pujian itu salah alamat, kenapa saya yang dipuji kata beliau!. Pujilah Allah swt bukan aku.
Makanya kita sebagai pendakwah jangan minta dan mengharap pujian!. “Dai / Muballiigh jangan minta dipuji dan juga jangan takut dipuji.” Lugas Kiai Syukron.
Kiai melanjutkan jika kita mendapat pujian maka Bacalah istighfar, apalagi jika sampai ada sifat kita meminta pujian dari orang. Kiai Syukron menekankan agar para pendakwah meniru Rasul saw. “ Tirulah Rasulullah saw, Rasul adalah syadiidal hayai wattawadlu’.” Tegas Kiai.
Muballigh jangan pernah minta dihormati dan dihargai, tapi hormatilah dan hargailah orang lain. Ketahuan Ahwa tidak ada yang dapat meningkatkan keimanan dan taqwa kecuali membentangkan keagungan hanya kepada Allah SWT.
Transkrip : Ust. Darul Quthni, S.S.I ( sekretaris LTM PCNU Kota Depok)
Editor : Ust. Abdul Hadi Hasan, Lc
Baca juga resensi buku lainnya :
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.