Virus Corona dan Narasi Kelompok Radikal di Tanah Air
Wabah penyakit tidak mengenal bentuk daulah. Daulah Nabawiyah di Madinah pernah mengalami hal serupa. Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Ibnu Ishaq meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menginjakkan kakinya pertama kali di Madinah, ia merupakan tempat yang sedang dilanda wabah demam. Di lembahnya mengalir air yang tercemar. Para sahabat Nabi mengalami bala ujian dan penyakit, namun Allah melindungi Nabi-Nya dari semua itu.”
Dalam kitab Al Muwaththa’, ada riwayat dari ‘Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiallahu ‘anhu, ia berkata, ketika tiba di Madinah banyak dari kami yang meninggal dunia karena demam yang tinggi. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Kami tiba di Madinah dan ia adalah negara yang paling banyak wabah penyakitnya. Ia melanjutkan, air yang mengalir di lembah Buthhan pada waktu itu tercemar.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا بِالْجُحْفَةِ.
“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah mencintainya sebagaimana kecintaan kami kepada Makkah atau bahkan lebih. Ya Allah, berkahilah sha kami, mudd kami, dan benarkanlah ia untuk kami serta pindahkan wabah penyakitnya ke Juhfah.”
Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat musibah demam dan kematian yang menimpa para sahabatnya, beliau khawatir mereka akan membenci Madinah karena jiwa merasa berat menerima apa yang menimpa mereka. Maka beliau berdoa kepada Allah untuk menghilangkan wabah penyakit yang mematikan tersebut dari mereka dan agar menjadikan mereka mencintai Madinah sebagaimana kecintaan mereka kepada Makkah atau bahkan lebih.”