ALI BAHARSYAH DAN MIMPI BASAH PARA PEJUANG KHILAFAH
HTI dalam posisi dilematis, pertama, HTI berhadapan dengan kemarahan dan kebencian masyarakat; Kedua, HTI berhadapan dengan kondisi lepasnya ideologi Khilafah dan munculnya sikap meremehkan HTI dan ideologi Khilafah. (Taqiyuddin an-Nabhani. 2018. Pembentukan Partai Politik Islam: Edisi Mu’tamadah. Terj. Zakaria, Labib. Cet 10. Jakarta: Pustaka Fikrul Islam. Hal. 70 – 75). Khilafah tegak atau HTI yang hancur, tergantung keberhasilan HTI melalui fase ini.
Hanya saja, Taqiyuddin an-Nabhani menegaskan bahwa syabab HTI harus memegang teguh ideologi Khilafah dan terus memperjuangkannya. Keberhasilan gerakan HTI justru diukur dengan kemampuannya untuk membangkitkan rasa ketidakpuasan (kemarahan) rakyat, dan kemampuannya untuk mendorong mereka menampakkan kemarahannya itu setiap kali mereka melihat penguasa atau rejim yang ada menyinggung ideologi (Khilafah), atau mempermainkan ideologi itu sesuai dengan kepentingan dan hawa nafsu penguasa. (Taqiyuddin an-Nabhani. 2018. Pembentukan Partai Politik Islam: Edisi Mu’tamadah. Terj. Zakaria, Labib. Cet 10. Jakarta: Pustaka Fikrul Islam. Hal. 39). Doktrin ini yang melandasi trio Ali Baharsyah, LBH Pelita Umat dan tokoh fiktif Nasrudin Joha dalam bernarasi.
Di samping itu, Taqiyuddin an-Nabhani juga menginstruksikan, pada fase berinteraksi dengan masyarakat, HTI wajib melakukan perjuangan politik (kifahi siyasi) dalam bentuk serangan terhadap seluruh bentuk interaksi yang berlangsung antara penguasa dan umat, yang berkaitan dengan kemaslahatan masyarakat wajib dimulai dengan secepatnya. Menyerang seluruh bentuk interaksi tadi sama artinya dengan menyerang seluruh bentuk kemaslahatan. Begitu pula mengkritik seluruh bentuk aktivitas dengan tajam, semata-mata hanya menyerang kemaslahatan-kemaslahatan tersebut. (Taqiyuddin an-Nabhani. 2016. Dukhul Mujtama’. Terj. Abu Falah. Cet 3. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. Hal. 20-21). Doktrin ini juga yang menjadi trio Ali Baharsyah, LBH Pelita Umat dan tokoh fiktif Nasrudin Joha dalam bernarasi.
Buku lain :