ALI BAHARSYAH DAN MIMPI BASAH PARA PEJUANG KHILAFAH
Karena itu, ijtihad politik pemerintah dalam mengurus kemaslahatan umat tidak boleh diserang apalagi dengan maksud provokasi, agitasi dan mendeligitimasi pemerintah, serta hendak memutuskan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Walaupun demikian, pintu nasihat dan koreksi (muhasabatu lil hukkam) tetap terbuka lebar. Pemerintah Indonesia sangat terbuka akan hal tersebut.
Saya sangat paham, narasi besar di balik semua serangan-serangan trio Ali Baharsyah, LBH Pelita Umat dan tokoh fiktif Nasrudin Joha kepada pemerintah adalah Khilafah, lebih tepatnya Khilafah Tahririyah. Sudah banyak pembahasan akan topik tersebut. Saya ingin menegaskan, jika dulu Partai Komunis Indonesia (PKI) menjanjikan akan tercipta masyarakat tanpa kelas seandainya negara komunis berdiri, kini HTI menjanjikan akan tercipta masyarakat tanpa masalah seandainya Khilafah Tahririyah berdiri. Bagi saya, keduanya mimpi basah.
Hidup dalam naungan negara Khilafah Tahririyah dimana masyarakatnya hidup tanpa masalah, memang nikmat kalau dimimpikan. Mudah-mudahan dari penangkapan Ali Baharsyah ini bisa membangunkan kesadaran para pejuang Khilafah dari mimpi basah mereka.
Bandung, 7 April 2020
Buku lain :