Imam Ar-Romahurmuzy : Pencetus Pertama Ilmu Hadis Dirayah
Syaiful Rijal – Peradaban Islam terus berkembang walaupun telah mengalami berbagai rintangan dan permasalahan selama 14 abad sepeninggal Rasulullah SAW., walaupun begitu perkembangan dan penyebaran khazanah Islam terutama Al-Qur’an dan Hadis tetap berlanjut sampai era sekarang. Umat muslim yang hidup jauh setelah masa Rasulullah, sahabat dan para tabi’in dapat mengenal ulama klasik (mutaqaddimin) salah satunya melalui karya tulis mereka yang berupa sebuah kitab. Kitab-kitab tersebut mulai muncul (banyak ulama menulis) pada abad kedua hijriah, abad ini terbagi menjadi dua masa, pertama generasi akhir para tabi’in (shigar at-tabi’in), dan kedua generasi Atba’ at-Tabi’in.
Pada abad tersebut dapat kita temukan beberapa kitab yang berhasil disusun setelah adanya upaya peng-kodifikasian hadis-hadis Nabi, yang secara sistematika kepenulisannya memiliki beberapa model yang berbeda, seperti Muwaththa’, Mushannaf, Jami’ atau Sunan. Namun pada kitab tersebut masih belum ditemukan adanya ilmu yang terpisah (cabang) secara khusus membahas masalah dalam menentukan dan mengklasifikasikan hadis Nabi, oleh karena itu diperlukan adanya satu cabang ilmu dengan standar yang jelas yang mempelajari pokok-pokok dan kaidah guna mengetahui struktur hadis {mulai dari keadaan sanad, dan matan hadis} untuk kemudian dapat diketahui bahwa hadis tersebut layak diterima atau tidak, ilmu tersebut dikenal dengan istilah Ilmu Mustholah al-Hadis.
Karya Pertama Ilmu Dirayah
Ilmu Mustholah al-Hadis sendiri sebenarnya sudah ada sejak era sahabat dan terus berkembang hingga generasi selanjutnya. Walaupun begitu, diskursus dalam kajian ilmu Mustholah masih bercampur dengan ilmu yang lain, ilmu ini mulai muncul pada abad ke-4 Hijriah yang dicetuskan oleh imam Ar-Romahurmuzy dengan kitab Al-Muhaddats al-Fashil bain ar-Rawi wa al-Wa’iy. Kitab tersebut menjadikan beliau dikenal oleh kalangan umat muslim yang mengkaji Ulumul Hadis dan selalu menjadi sumber rujukan dari berbagai kitab-kitab mustholah hadis.
Karya beliau tidak hanya kitab al-Fashil, namun juga berbagai kitab telah berhasil disusun seperti Risalat as-Safar, Adab an-Nathiq dan An-Nadwir, sangat disayangkan sekali tidak semua kitab karya beliau dapat diakses dan dipelajari, karena ada beberapa yang tidak diketahui keberadaannya dan ada yang masih berupa manuskrip. Berangkat dari karya beliau tentang ilmu Mustholah Hadis, banyak ulama hadis lain yang mengembangkan dan menyempurnakan kajian hadis-hadis Dirayah.
Biografi Imam ar-Romahurmuzy
Nama lengkap ar-Romahurmuzy adalah Abu Muhammad al-Hasan ibn Abdirrahman ibn Khallad al-Farisi ar-Romahurmuzy. Dikenal dengan sebutan ar-Romahurmuzy karena dinisbatkan pada salah satu daerah yang berada di wilayah Persia tempat asal beliau. Tahun kelahiran beliau tidak disebutkan secara pasti oleh para sejarawan, namun menurut pendapat Ajjaj al-Khatib imam ar-Romahurmuzy lahir sekitar tahun 265 H.
Ketekunan dan keuletan beliau semasa kecil dalam mendalami kajian ilmu memberikan pemikiran yang cemerlang di usia muda sehingga dikenal sebagai ahli hadis oleh ulama pada masa itu. Ar-Romahurmuzy dalam mempelajari ilmu hadis berguru kepada beberapa ulama antara lain Abu al-Husain Muhammad ibn al-Husain al-Wadi’i {w.296 H}, Abu Yahya Zakariya ibn Yahya al-Saji (217-307 H), Abu al-Qasim Abdullah ibn Muhammad ibn Usman ibn Abi Syaibah (w.297 H).
Kitab ¬al-Muhaddits al-Fashil bain al-Rawi wa al-Wa’i
Sebagai karya pertama dibidang ilmu hadis, kitab al-Muhaddits al-Fashil memiliki keunikan tersendiri dalam segi metode penyusunannya dan beberapa keunggulannya. Dalam kitab tersebut terkandung berbagai penjelasan hadis dari aspek ilmu dirayahnya, antara lain membahas ilmu ruwat, ilmu riwayat, syarat tahammul wa al-ada’ juga periwayatan dengan metode ijazah dan mukatabah, dan penjelasan yang berhubungan dengan ¬adab thalabul hadis. Dari semua aspek tersebut telah dijelaskan dalam kitab tersebut berikut dengan beberapa hal yang masih memiliki keterikatan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri jika dalam kitab tersebut terdapat beberapa kekurangan, mengingat kitab al- Muhaddis al-Fashil adalah karya pertama dibidang ilmu Mustholah al-Hadis.
A. Metode Penyusunan Kitab
Beberapa metode yang digunakan imam ar-Romahurmuzy dalam menyusun kitab tersebut antara lain sebagai berikut :
- Proses penyusunan kitab diklasifikasikan dalam beberapa bab seperti bab fadl al-Naqil li as-Sunnah Rasulullah saw.
- Penjelasan disetiap babnya dengan mencantumkan beberapa riwayat yang masih memiliki korelasi dengan bab tersebut dan terkadang menyertakan keterangan bagaimana dan di mana korelasinya (hubungannya).
- Setiap kata yang dianggap gharib (tidak jelas) maknanya, dijelaskan melalui pendekatan Bahasa atau syair.
- Ar-Romahurmuzy lebih menekankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perawi seperti keutamaan, nama perawi yang terkenal (baik nama asli, laqab, maupun kunyah), dan shigat tahammul wa al-ada’.
B. Keunggulan Kitab
- Penyusunan dalam bentuk bab-bab yang memberikan kemudahan dalam memahami maksud dan tujuannya.
- Semua hadis yang tercantum disertai dengan kelengkapan sanadnya.
- Penjelasan kata yang gharib senantiasa mengacu pada bahasa atau syair sehingga kebenarannya dapat dipertanggung-jawabkan.
- Lebih cenderung menggunakan metode bi al-ma’tsur/ bi al-riwayah disetiap argumen, baik berasal dari Nabi saw., sahabat, maupun tabi’in.
C. Kekurangan Kitab
- Semua hadis yang tercantum dalam kitab tidak selalu berkualitas shahih dan tidak terdapat penjelasan terkait statusnya.
- Pembahasan yang masih bersifat global, belum secara spesifik fokus mendalam pada satu permasalahan.
- Adanya argument/pendapat yang berbeda tidak dilengkapi dengan statusnya (kesimpulan mengenai mana yang lebih rajih/ unggul).
Meskipun kitab ini memiliki beberapa kekurangan, namun perlu diketahui bahwa dalam kajian ilmu hadis kitab al-Fashil memiliki andil yang cukup besar yang berdampak pada perkembangan ilmu hadis pada generasi setelahnya hingga saat ini dan merupakan salah satu kemajuan yang ada pada masa abad 3-4 H.